Cara Pesawat Mendarat Itu Tidak Mudah! Begini Prosedurnya

Setelah melakukan perjalanan berjam-jam di udara, pesawat akan mendarat di bandara jika sudah mencapai tujuan. Proses ini kita sebut sebagai landing atau kondisi dimana pesawat akan mendarat.

Sebagai penumpang kebanyakan dari kita tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi saat proses landing. Kali ini admin akan berbagi sedikit informasi, kita posisikan diri sebagai penerbang alias pilot mari pelajari bagaimana alur pendaratan pesawat dalam kondisi umum dan situasi tak terduga.

Awalnya prosedur ini memang terkesan biasa-biasa saja, tapi di sini kami ingin sampaikan ada banyak hal yang bisa saja terjadi saat proses landing. Tidak sedikit yang menyebabkan tragedi, secara sederhana ini sama sekali bukan sesuatu yang bisa dianggap sepele.

Prosedur Pendaratan Pesawat

Sebelum bicara soal risiko, pertama-tama kita perlu tahu dulu bagaimana alur pesawat mendarat dalam kondisi normal. Berikut lebih kurang prosedurnya:

  1. Pertama, pesawat secara perlahan akan mengurangi ketinggian dan kecepatan sebelum memasuki area bandara.
  2. Lalu, pilot akan menghubungi ATC untuk mengkonfirmasi pendaratan serta menggunakan panduan ILS (Instrument Landing System)
  3. Setelah itu, pilot memastikan kondisi cuaca di area bandara memastikan jarak pandang clear dan memungkinkan untuk pendaratan.
  4. Apabila runway atau jalur pendaratan sulit terlihat karena kabut atau cuaca buruk maka di sini pilot harus ekstra fokus.
  5. Jika kondisi tidak memungkinkan, maka pesawat akan dialihkan sementara ke bagian lain sampai kondisi bandara membaik.
  6. Setelah kondisi dipastikan aman tidak ada halangan di runway, pilot akan menurunkan roda bagian bawah pesawat perlahan melakukan pendaratan

Sebagai informasi tambahan, pendaratan pesawat dengan jarak pandang terbatas itu ada prosedur dan standarnya. Mengacu pada ICAO ada penentuan kondisi cuaca minimum dan pembagian kategori meteorologi secara baku, sistem ini disebut sebagai CAT 1, CAT 2, CAT 3A, dan sebagainya.

Untuk mengetahui masing-masing penjelasan dari kode di atas, berikut kami sertakan tabelnya:

Kategori Minimum Decision Height (DH) Minimum Runway Visual Range (RVR) Peralatan yang diperlukan
CAT 1 200 feet AGL (di atas permukaan tanah) 550 meter Sistem Pendaratan Instrumen (ILS) dan autopilot
CAT 2 100 feet AGL 350 meter Peningkatan ILS dan sistem pendaratan pasif-gagal
CAT 3A 0 feet 200 meter ILS yang sangat canggih dan sistem pendaratan operasional yang gagal
CAT 3B 0 feet 50 meter ILS yang sangat canggih, dan sistem pendaratan operasional yang gagal
CAT 3C 0 feet 0 meter ILS yang sangat canggih, autopilot, dan sistem pendaratan operasional gagal

 

Keterangan:

  • Decision Height: ketinggian yang diukur menggunakan radar altimeter yang berfungsi untuk mengukur ketinggian pesawat di atas runway
  • RVR: Jangkauan pilot saat berada di atas runway, kemampuan melihat tanda-tanda serta lampu landasan dan dapat mengenali garis tengah

Pesawat Mendarat Pada Kondisi Emergency atau Darurat

Sama seperti rencana kehidupan yang tidak selalunya berjalan mulus, kondisi landing pesawat juga demikian. Secanggih apapun mekanisme pendaratan pesawat, sebagus apapun koordinasi antara pilot dan ATC yang namanya situasi darurat tetaplah ada.

Ekstrim dan tidak terduga, ada beberapa kondisi pendaratan pesawat. Pertama, pesawat landing di perairan bisa danau, sungai, atau bahkan laut.

Bayangkan mendaratkan pesawat di darat saja sulitnya minta minta ampun tapi karena alasan tertentu pilot harus bertindak cepat untuk mendaratkan pesawat di area perairan.

Langsung dengan contoh nyata, pada 16 Januari 2002 pesawat Garuda GA421 sempat mendadak darurat di Bengawan Solo. Pesawat tipe komersial dengan kapasitas 54 penumpang, aksi heroik pilot ini berhasil menyelamatkan penumpang dan awak kabin.

Beberapa kondisi emergency lainnya yaitu pendaratan pesawat di lapangan rumput. Secara teknis areanya haruslah luas dan minim hambatan atau objek, area seperti hutan agaknya tidak begitu memungkinkan karena ada banyak pepohonan.

Berbagai Risiko yang Bisa Terjadi Saat Pesawat Mendarat

Selain kendala di bagian cuaca dan jarak pandang, risiko yang bisa saja muncul saat pesawat mendarat antara lain sebagai berikut:

  • Roda pesawat macet, karena alasan teknis tertentu bagian roda pesawat bisa saja sulit untuk dikeluarkan dengan sempurna membuat pendaratan sedikit tidak berjalan mulus
  • Kendala di komunikasi, karena masalah tertentu sistem komunikasi bisa saja mengalami error atau masalah. Hal ini menyulitkan pilot untuk mendaratkan pesawat
  • Runway terhambat, lintasan pesawat haruslah aman dan minim dari gangguan. Namun, karena adanya FOD atau Foreign Object Debris atau semacamnya bisa membuat landing bermasalah, memicu pesawat tergelincir dan sebagainya.

Baca juga: Mengenal Istilah Foreign Object Debris (FOD) dalam Penerbangan

Demikian penjelasan mengenai prosedur pesawat mendarat lengkap dengan risiko dan hal penting lainnya. Semoga bisa menambah pengetahuanmu seputar prosedur dan operasional penerbangan. Jangan lupa untuk terus belajar dan bersemangat mencapai tujuan di masa mendatang.

5 Alasan Logis Kenapa Kebanyakan Pesawat Berwarna Putih

Pernahkah kalian menyadari bahwa sebagian besar pesawat berwarna putih? Sekarang kalau tidak percaya cari saja gambar pesawat di internet, 98% hasil yang muncul adalah gambar pesawat warna putih dengan sedikit corak variasi menyesuaikan dengan branding maskapai.

Pertanyaan terbesarnya kenapa harus warna putih? Padahal ada begitu banyak variasi warna yang bisa dipilih, tetap saja mayoritas pesawat menggunakan warna ini. Untuk menjawab rasa penasaran kalian, silahkan simak penjelasan lebih lengkapnya di bawah.

5 Alasan Kenapa Mayoritas Pesawat Berwarna Putih Dominan

Ada beberapa sebab mengapa hal ini bisa terjadi, berikut ini beberapa poin penting yang membuat pabrikan pesawat memilih warna putih sebagai pilihan warna dominan.

1. Menghemat Biaya

Dalam dunia manufaktur pesawat, efisiensi adalah kunci yang penting. Produksi pesawat membutuhkan biaya yang tidak sedikit, terlebih lagi untuk tipe pesawat komersial dengan ukuran yang begitu besar. Sebagai perkiraan model pesawat komersial berbadan lebar membutuhkan 80 – 120 gallons cat khusus yang bisa menghabiskan budget hingga $300,000USD atau setara Rp4.760.250.000.

Pesawat berwarna putih lebih awet tidak gampang pudar, berbeda dengan warna lainnya yang cepat pudar harus dicat ulang secara berkala.

Singkat cerita, dengan menggunakan warna putih sebagai pilihan dominan lebih banyak budget yang dapat dihemat untuk keperluan yang lebih penting seperti spesifikasi mesin dan fitur-fitur penunjang.

2. Menjaga Suhu Pesawat Tetap Dingin

Warna putih bisa memantulkan cahaya matahari, dengan begitu mampu menjaga suhu pesawat tetap dingin. Ini terbukti secara ilmiah warna selain putih cenderung akan menyerap cahaya yang nantinya dapat membuat pesawat lebih cepat panas.

Kita tahu panas adalah musuh dari perangkat teknologi, transportasi seperti pesawat dipenuhi dengan mekanisme ini. Sebisa mungkin energi panas harus diminimalisir agar tidak menimbulkan masalah yang lebih buruk.

3. Mempermudah Keperluan Maintenance

Alasan lainnya mengapa pesawat berwarna putih karena bisa mempermudah proses maintenance atau pengecekan teknis. Mengapa demikian? Pertanyaan bagus, sebagian besar cairan yang ada di mesin pesawat itu berwarna hitam, misalnya seperti oli, minyak hidrolik.

Permukaan pesawat yang berwarna putih mempermudah para mekanik pesawat saat melakukan perbaikan dan mengidentifikasi bagian yang bermasalah dengan segera.

4. Kustomisasi untuk Branding

Pabrik pesawat seperti Boeing dan Airbus memproduksi banyak pesawat untuk maskapai di seluruh dunia. Bayangkan betapa rumitnya untuk melakukan penyesuaian branding jika sebagian besar pesawat yang diproduksi menggunakan warna yang terlalu spesifik seperti merah atau kuning.

Di sisi lain tidak semua maskapai pesawat di dunia menggunakan warna branding seperti itu. Warna putih adalah pilihan yang logis dan masuk akal, natural dan mudah untuk di rebranding sesuai dengan kebutuhan maskapai.

Garuda Indonesia bisa menggunakan identitas warna brandingnya yaitu biru dan putih, Citilink, AirAsia, dan Lion Air konsisten dengan warna merahnya. Kebutuhan pengecatan tambahan untuk branding menjadi lebih efektif dengan warna putih polos dari pabrikan.

Baca juga: Desain Pesawat dan Proses, Pembuatannya Sampai 4 Tahun?

5. Visibilitas Mempermudah Identifikasi

Terakhir, alasan mengapa kebanyakan pesawat berwarna putih dominan karena mencolok dan mudah dilihat oleh burung. Risiko kecelakaan seperti itu bisa diminimalisir dengan lebih baik.

Selain itu, jika terjadi kecelakaan atau pendaratan darurat di lokasi yang tidak semestinya seperti lapangan, atau area perairan warna putih ini lebih mudah untuk dikenali dibandingkan warna-warna lainnya.

Siapa sangka hal yang terkesan sepele seperti pemilihan warna punya dampak yang begitu besar dari berbagai aspek penerbangan. Sekarang setidaknya rasa penasaran kalian sudah terjawab.

Mengapa Pengecatan Pesawat Bisa Memakan Biaya yang Mahal?

Satu pertanyaan terjawab, muncul pertanyaan lain. Inilah mengapa mencari ilmu itu dan memperbanyak wawasan itu tidak ada batasnya. Tadi kita sudah sempat menyinggung biaya pengecatan pesawat komersial yang diperkirakan bisa mencapai 4 miliar.

Kok bisa semahal itu? Alasannya karena pertama, mengecat pesawat itu tidak mudah membutuhkan teknik khusus. Tentu saja, maskapai perlu membayar biaya jasa cat dari  tim yang profesional untuk melakukan pekerjaan ini. Kemudian, adalah harga dari cat itu sendiri yang sama sekali tidak murah.

Cat yang digunakan untuk melapisi bodi pesawat itu jenis cat khusus harganya lebih kurang $187.43 untuk 1 gallon-nya. Material cat ada dua jenis yang cukup populer yaitu epoxy dan enamel.

Material epoxy mempunyai ketahanan yang baik tidak mudah teroksidasi, luntur, maupun rusak. Keduanya padukan dengan komposisi yang pas untuk meningkatkan hasil pengecatan.

Sebagai perkiraan pesawat Boeing 747 butuh 160 gallon untuk pengecatan ulang, tinggal dikalikan sudah terlihat besaran biayanya.

Itu dia penjelasan mengenai alasan mengapa pesawat rata-rata dicat warna putih dan sedikit menyinggung soal biaya pengecatan ulang pesawat yang harganya cukup fantastis..

Jika kalian tertarik dengan pembahasan lainnya seputar penerbangan cek informasi lainnya di STTKD, dan jangan lupa nantikan informasi pendaftaran taruna baru di gelombang berikutnya.

Proses Menarik Cara Kerja Penyiapan Makanan di Pesawat

Ada begitu banyak hal yang menarik untuk dibahas berkaitan dengan penerbangan. Salah satunya adalah penyajian makanan di pesawat atau istilahnya sistem katering penerbangan.

Saat pesawat terbang di udara dalam waktu yang lama, pastinya penumpang akan merasa kelaparan. Berbeda dengan transportasi lainnya, di pesawat kebutuhan konsumsi penumpang bisa jadi merupakan tanggung jawab dari maskapai untuk menyediakannya sesuai dengan kebutuhan penumpang.

Adapun untuk menjawab pertanyaan apakah pramugari ikut memasak atau tidak sebenarnya tergantung kondisi. Secara umum makanan sudah disediakan oleh tim katering, jadi memang sudah ada pihak ketiga khusus yang bekerja sama dengan maskapai untuk menyediakan berbagai macam menu makanan.

Makanan tersebut dibekukan, lalu dihidangkan dalam keadaan hangat melalui proses penghangatan sederhana.

Selain itu, jobdesk tersebut biasanya menjadi tanggung jawab awak kabin senior, jadi jika kalian masih menjadi pramugari junior tidak akan disuruh masak langsung melainkan hanya mengantarkan dan menyajikannya ke penumpang sesuai nomor kursinya.

Mengenal Flight Catering Facility

Pesawat tetap mempunyai dapur tapi bukan dijadikan sebagai tempat memasak utama. Lantas dimana makanan dalam jumlah besar dibuat?

Bayangkan pesawat komersial itu kapasitas penumpangnya banyak sebutlah Boeing 777 dalam sekali terbang bisa memuat lebih dari 300 penumpang itu baru satu pesawat dalam bandara ada banyak pesawat yang beroperasi.

produksi makanan di pesawat

Tidak masuk akal jika makanan sebanyak itu dimasak manual dari nol. Oleh karena itu, mari berkenalan dengan flight catering facility alias fasilitas catering penerbangan. Di sinilah ratusan makanan bahkan lebih disiapkan dengan profesional oleh chef yang profesional.

Tidak banyak yang tahu soal ini, tapi tidak ada salahnya untuk mempelajarinya sekilas. Siapa tahu beberapa dari kalian kelak bisa bekerja menjadi salah satu staff catering penerbangan.

Sebenarnya makanan di pesawat itu disiapkan oleh perusahaan aviation food service, ada bagiannya sendiri. Di Indonesia salah satu perusahaan yang bergerak di bidang ini adalah PT Aerofood Indonesia.

Ini masih satu group dengan Garuda Indonesia, salah satu maskapai terbesar dan populer. Jangan salah, perusahaan catering penerbangan seperti ini mempunyai jumlah tenaga kerja yang banyak bisa mencapai 6.000 lebih pegawai untuk menunjang operasional sehari-hari.

Seperti Apa Proses Penyiapan Makanan di Pesawat?

Sebenarnya proses katering penerbangan ini cukup sederhana, kami akan berusaha menjelaskan garis besarnya agar kalian bisa memahami alur bagaimana makanan di pesawat bisa begitu lengkap dan tersaji dengan cepat.

  1. Pertama, dapur penerbangan atau perusahaan pihak ketiga yang mengurusi katering akan menerima pesanan makanan yang akan disajikan untuk penerbangan mendatang. Pesanan makanan biasanya disesuaikan dengan kelas penerbangan,  seperti economy, business, dan exclusive. Semakin tinggi kelasnya maka request menu bisa lebih lengkap.
  2. Kemudian, staff di dapur akan berkoordinasi untuk mengecek ketersediaan bahan makanan memastikan stoknya tersedia
  3. Lalu, senior staff dan pegawai dapur lainnya memasak jumlah menu dalam skala besar. Makanan yang sudah jadi akan dikemas rapi menggunakan plastik mencegah kontaminasi zat berbahaya. Selanjutnya melalui proses pendinginan khusus sebelum dikirimkan ke pesawat
  4. Makanan yang sudah siap akan dimasukkan ke dalam troli lalu dimuat pada peti kemas khusus yang bagian belakangnya sejajar dengan pintu pesawat.
  1. Pada proses ini troli makanan yang sudah kosong dikeluarkan dari pesawat, kemudian tim food service menggantinya dengan troli penuh dengan makanan yang sudah disiapkan sebelumnya.

Seperti itu lebih kurang alur sederhana bagaimana menu makanan yang bervariasi bisa tersedia begitu cepat di pesawat. Siapa sangka ternyata operasional pesawat sangat kompleks, sampai makanannya saja harus disiapkan oleh pihak ketiga dalam jumlah yang banyak.

Baca juga: Apa Itu Garbarata Pesawat? Simak Pengertian Hingga Fungsinya

Standar Keselamatan Penyajian Makanan di Pesawat

Menyiapkan katering makanan bukanlah sesuatu yang mudah, tetap ada yang namanya risiko. Terlebih lagi tenaga kerja di bidang ini dituntut untuk menyelesaikan setiap pekerjaan dengan tepat dan sigap tidak bisa santai-santai harus teliti juga.

Beberapa standar yang diterapkan untuk memastikan operasional fasilitas katering berjalan dengan baik antara lain sebagai berikut:

  • Pertama, operator truk katering harus memastikan truk diposisikan dengan tepat. Terutama pada saat menaikkan container berisi makanan ke arah pintu pesawat. Pastikan semuanya stabil dan tidak terguncang.
  • Kedua, operator katering berkoordinasi dengan pilot memastikan kondisi pesawat dalam keadaan tidak bergerak. Jika hal ini sampai terjadi, maka ada risiko terjadi tabrakan antara truk katering dan bagian sayap pesawat
  • Jika kondisi cuaca tidak memungkinkan seperti hujan, angin kencang dan sebagainya distribusi troli makanan ke pesawat harus dihentikan.

Itu dia sedikit penjelasan mengenai katering penerbangan, semoga penjelasan ini bisa menambah pengetahuanmu. Sebenarnya masih banyak hal yang belum kami jelaskan, jika kalian ingin mengetahui lebih lengkap mengenai hal ini maka bisa juga mencari referensi bacaan lengkap seperti buku atau mungkin mencari video operasionalnya di Youtube. Sekian, sampai jumpa di pembahasan berikutnya.

Desain Pesawat dan Proses, Pembuatannya Sampai 4 Tahun?

Dibalik megahnya tampilan pesawat ada proses perancangan dan desain yang begitu kompleks. Untuk membuat desain sebuah pesawat setidaknya dibutuhkan waktu hingga 4 tahun lamanya.

Di antara tahapan yang lain, pembuatan desain menjadi salah satu proses yang  terlama dan krusial.

Kegagalan rancangan berdampak serius pada keselamatan orang banyak, inilah kenapa pembuatan desain pesawat udara tidak bisa sembarangan ada indikator dan standarnya sendiri untuk menentukan apakah suatu desain/konsep rancangan pesawat bisa diterima atau ditolak.

Pada kesempatan kali ini, kami ingin berbagi sedikit info mengenai apa saja proses yang terjadi dalam mendesain pesawat. Siapa tahu di antara sekian banyaknya pembaca, kalian menjadi salah satu yang kelak bisa menjadi konseptor pesawat meneruskan kiprah beliau alm BJ Habibie.

Pengenalan Desain Pesawat Terbang.

Perlu kalian ketahui pekerjaan mendesain pesawat itu tidaklah mudah, ini sangat sulit. Dibutuhkan tim khusus yang disebut sebagai aerospace engineer masing-masing punya tanggung jawab sendiri, misal tim mendesain airframe (frame dan body), tim yang lain punya tanggung jawab powerplants (engine controls).

Meskipun berbeda, setiap bagian haruslah terukur dan bisa bekerja sama dengan baik. Desain pesawat dapat dibuat secara manual menggunakan kertas dan kertas berukuran besar atau melalui program CAD (Computer Aided Design).

Secara umum, proses desain pesawat dibagi menjadi tiga bagian yaitu conceptual design, preliminary design, dan detailed design. Mari kita lihat penjelasan dari setiap bagian tersebut.

1. Conceptual Design

Conceptual design adalah tahap awal dalam mendesain pesawat. Pada proses ini desainer akan membuat sketsa dengan memperhatikan.

conceptual design airplane

conceptual design airplane

aspek aerodinamika, performa, struktur, propulsi, dan kontrol. Selain itu, bagian penting seperti bentuk badan pesawat, pengaturan kedua sayap, dan kapasitas mesin juga ditentukan pada tahap ini.

Desain pesawat dibuat secara penuh, untuk nantinya akan ditinjau lebih lanjut oleh para insinyur profesional yang berpengalaman di bidangnya.

2. Preliminary Design

Selanjutnya, adalah proses revisi serta penyesuaian parameter desain. Pada tahap ini, akan dilakukan pengujian khusus seperti wind tunnel dan computational fluid dynamic. Proses analisis struktural dan kontrol utama juga berlangsung di tahap ini.

desain pesawat dan ukurannya

Preliminary Design

Apabila terdapat kecacatan atau tidak memenuhi pengujian yang telah dilakukan maka akan dilakukan perbaikan sampai semuanya memenuhi kriteria.

Setelahnya, desain awal akan diserahkan ke pabrik atau individu yang merancangnya apakah konsep desain tersebut benar-benar dapat dilanjutkan ke tahap produksi atau digagalkan.

Ada banyak faktor yang membuat desain pesawat tidak dilanjutkan ke proses produksi bisa jadi karena faktor keselamatan, performa, hingga efisiensi pembiayaan, dan lain sebagainya.

3. Detail Desain

Setelah konsep desain pesawat dinyatakan layak produksi, maka akan dibuatkan desain yang jauh lebih detail daripada sebelumnya. Sebagai gambaran, misal bagian sayap pesawat itu nanti akan dibuat lebih terperinci di dalamnya ada bagian-bagian detail seperti flaps, slats, ailerons, spoilers, winglets, dan sebagainya.

detailed desain airplane

Detailed design (wing)

Setiap bagian akan diproduksi secara terpisah. Jadi, lebih kurang sistem dari produksi pesawat ini modelnya seperti dirakit menjadi satu kesatuan setelah setiap komponennya sudah diproduksi.

Tidak berhenti disitu, seorang ahli desain wajib bisa membuat keputusan untuk menentukan bagaimana pesawat tersebut akan melalui proses manufaktur produksi mulai dari menyusun bagian-bagian kecil (subassembly) hingga penyusunan part secara utuh (final assembly).

Tentunya selama proses operasional produksi berlangsung perlu memperhatikan aspek efisiensi dan efektivitas agar project dapat terselesaikan dengan baik sesuai dengan rencana awal.

Baca juga: Ketahui Jenis Pesawat Terbang Menurut Fungsi dan Tipenya

Software Apa yang Digunakan Saat Mendesain Pesawat?

Proses pembuatan desain digital untuk rancangan pesawat menggunakan software Computational Fluid Dynamics (CFD) seperti Cradle CFD dengan fitur yang begitu kompleks.

Menurut berbagai situs, software eksklusif ini dikhususkan secara spesifik untuk industri penerbangan, tidak mengherankan jika harga lisensinya sendiri mencapai $9,500 hingga $11,600 sistem lisensi per tahun.

Adapun untuk pembuatan desain strukturnya menggunakan software Finite Element Analysis (FEA) seperti MSC Nastran atau MSC Apex. Ini hanya salah satu contohnya saja, pada aslinya setiap pabrik produksi pesawat punya kriteria tersendiri untuk menentukan software seperti apa yang mereka gunakan.

Berbagai Masalah yang Bisa Terjadi Kegagalan Desain Pesawat

Setelah membaca penjelasan di atas semestinya sudah ada gambaran, ternyata mendesain pesawat itu memang bukan sesuatu yang bisa dianggap sepele. Ada begitu banyak proses yang harus dilalui, namun apa yang terjadi jika sampai ada desain yang gagal?

Secanggih apapun itu pesawat adalah buatan manusia, pasti ada risiko dan kemungkinan rancangan tersebut gagal. Jika itu terjadi, maka masalah terbesarnya adalah kecelakaan yang mengakibatkan jatuhnya korban jiwa.

Meskipun saat ini kegagalan desain sudah sangat jarang terjadi, karena pabrikan selalu memastikan semuanya sesuai standar sebelum pesawat diproduksi  secara massal.

Di masa lalu ada beberapa pesawat yang disebut mengalami kegagalan desain seperti North American F-107, Northrop F-20, Vought XF8U Crusader III, dan sebagainya.

Itu dia penjelasan mengenai desain pesawat, semoga bisa menjadi informasi yang bermanfaat dan bisa menambah sedikit pengetahuan bagi pembaca. Jika kalian tertarik untuk belajar lebih jauh seputar aspek yang berkaitan dengan pesawat maka persiapkan diri untuk masuk ke sekolah penerbangan. Nantikan gelombang pendaftarannya tahun depan ya.

Mengenal Istilah Foreign Object Debris (FOD) dalam Penerbangan

Dunia penerbangan seakan tidak pernah membuat kita berhenti terkesan. Ada begitu banyak detail penting yang menarik untuk dibahas, salah satunya adalah FOD alias Foreign Object Debris.

Apakah kalian pernah mendengar istilah ini? Besar kemungkinan, 80% dari pembaca belum tahu apa itu FOD serta kenapa pula harus repot-repot membicarakannya.

Tentunya kami tidak mau membicarakan sesuatu yang tidak penting, minimal pembahasan ini bisa menambah sedikit ilmu dan wawasan Anda mengenai dunia penerbangan.

Lantas sebenarnya apa itu FOD (Foreign Object Debris)?

Pengertian FOD (Foreign Object Debris)

FOD (Foreign Object Debris) adalah puing atau benda asing yang biasanya ditemukan di area bandara baik itu di runway, taxiway, apron, dan tempat operasional lainnya.

foreign object debris pesawat

Benda yang biasanya berukuran kecil ini bisa saja tergeletak di area bandara, dan tanpa disadari ternyata berbahaya bagi operasional pesawat. Berikut ini beberapa definisi FOD menurut beberapa sudut pandang.

Sesuai dengan Surat Edaran Penasihat FAA No. 150/5210-24 benda apa pun, benda apapun yang hidup atau tidak tergeletak di tempat yang tidak semestinya di sekitar lingkungan bandara yang dapat memungkinkan terjadinya kecelakaan bagi personel bandara dan merusak pesawat terbang.

Lebih kurang sama dengan FAA, organisasi sipil penerbangan internasional (ICAO) juga menyebut FOD sebagai benda mati di sekitar area pergerakan yang tidak memiliki fungsi operasional atau aeronautical dan berpotensi memberikan bahaya pada operasi pesawat.

Contoh Puing Benda Asing yang Berbahaya dalam Penerbangan

Sebagai pembaca apakah kalian sudah mempunyai gambaran mengenai FOD? Kami harap begitu. Jika belum, mungkin memang semestinya kita cantumkan gambar dan nama bendanya. Berikut penjelasannya:

  1. Sekrup atau Baut, benda ini dikategorikan sebagai FOD yang tergeletak di area ramp atau apron. Benda ini mungkin tertinggal atau jatuh tanpa sengaja ketika proses maintenance oleh teknisi pesawat atau dijatuhkan dari salah satu transportasi Ground Service Equipment.
  2. Pecahan barang bawaan penumpang, benda yang termasuk ke kategori ini bisa berupa pengait resleting tas, roda plastik, tas troli, dan sebagainya FOD seringkali terjatuh tanpa sengaja saat terjadi pembongkaran bagasi ke dalam pesawat.
  3. Kunci dan karet, benda lainnya yang termasuk ke dalam FOD adalah kunci dan pecahan karet. Meskipun sebenarnya cukup langka, namun hal semacam ini tetap saja memungkinkan.

Tentunya masih banyak contoh Foreign Object Debris (FOD), pada intinya benda ini berukuran kecil dianggap sepele oleh kita (sebagai penumpang umum) namun bagi para tim profesional termasuk staff ground handling, ramp handling mereka menyadari bahwa FOD ini sangat mengancam dan berbahaya bagi operasional pesawat.

Seberapa Besar Efek yang Ditimbulkan Foreign Object Debris?

Tidak bisa dianggap sepele, FOD bisa memicu bahaya yang cukup mengkhawatirkan. Berikut ini beberapa dampak jika puing benda asing dibiarkan tergeletak di area bandara, khususnya runway dan apron.

  1. Merusak roda mengakibatkan pesawat tergelincir berisiko menyebabkan kecelakaan di area bandara
  2. Kerusakan badan pesawat akibat benturan dengan benda
  3. Terhisap oleh mesin jet menyebabkan kerusakan mekanis pada kipas dan mesin jet serta bilah turbin
  4. Merusak pesawat lain, bangunan di sekitar bandara akibat hilangnya kendali karena kerusakan tak terduga

Tidak hanya sebatas berisiko merusak pesawat, namun FOD juga bisa memberikan dampak kerusakan pada peralatan penunjang operasional bandara seperti garbarata, aircraft towing tractor, lift loader, dan lain sebagainya.

Upaya Kontrol dan Solusi untuk Masalah FOD

Dalam dunia penerbangan tenaga profesional seperti ground handling dan ramp handling dibekali dengan kemampuan manajemen FOD dan pengendaliannya. Dalam dunia penerbangan, FOD memang tidak pernah disepelekan.

Bahkan organisasi sipil penerbangan internasional (ICAO) juga mempunyai rekomendasi untuk meminimalisir risiko dari Foreign Object Debris di area penerbangan.

Standar seperti apa yang dilakukan apabila ditemukan puing benda asing yang tergeletak di area operasional bandara?

Semestinya yang berhak menjelaskan ini adalah staff ground handling atau petugas ramp handling. Namun, setidaknya kami bisa bantu menjelaskan sedikit gambaran umumnya.

  • Apabila ditemukan FOD, contohlah sekrup atau baut maka kemungkinan besar bagian ini berasal dari fasilitas maintenance
  • Aktivitas maintenance dapat ditelusuri ke perusahaan atau instansi yang bersangkutan seperti perusahaan penerbangan dan ground handling
  • Dengan demikian hal tersebut dapat dicegah agar tidak terjadi hal yang sama kedepannya

Itu dia penjelasan mengenai FOD (Foreign Object Debris), semoga bisa menambah pengetahuan dan pemahamanmu seputar dunia penerbangan. Temukan informasi menarik lainnya di sttkd.ac.id!

Rumitnya Tantangan Revolusi Industri 4.0 dan Strategi Menghadapinya

Generasi era milenial wajib paham, saat ini kita sedang menghadapi tantangan revolusi industri 4.0 di berbagai bidang. Mencari pekerjaan semakin sulit, persaingan untuk mendapatkan posisi pekerjaan yang diinginkan sama sekali tidak mudah.

Malas untuk mengembangkan skill dan kemampuan akan menjadi bom waktu yang tentu sangat merugikan. Tulisan ini dimaksudkan untuk memberi semangat dan motivasi agar kalian yang saat ini sedang menimba ilmu atau tahun depan akan masuk ke perguruan tinggi supaya lebih serius dalam mempersiapkan diri.

Pertama-tama, mari kita pahami dulu sebenarnya apa itu revolusi industri 4.0, tantangannya, baru di akhir pembahasan kami jelaskan sedikit tips untuk menghadapinya.

Memahami Kembali Revolusi Industri 4.0

Ada banyak versi yang menjelaskan definisi dari revolusi industri generasi keempat, kalau kita pahami secara sederhana revolusi industri 4.0 adalah era ketika sistem machine learning, dan AI (kecerdasan buatan) ikut campur dalam suatu sistem produksi atau operasional.

Dengan kata lain kita bisa mengakses kecanggihan teknologi tingkat lanjut yang tampaknya akan menjadi suatu perubahan besar di masa mendatang. Revolusi industri 4.0 sebenarnya sudah berlangsung cukup lama.

Saat kalian menyadari sekarang kita bisa memesan makanan, belanja, mengantar barang dengan menggunakan smartphone itu sudah menandakan kita sedang berada di era revolusi industri generasi keempat.

Contoh lain yang sedang ramai dibincangkan adalah mengenai AI. Ya, beberapa dari kita langsung paham ketika membicarakan soal AI maka kita merujuk pada sebuah alat yang memungkinkan kita bisa mendapatkan jawaban dari berbagai macam topik dan konteks dalam hitungan detik seperti Chat GPT.

Namun, sebagai intelektual muda kalian harus paham itu baru sebagian penggunaan AI.

Istilah lain untuk menggambarkan hal ini adalah “Tip of the iceberg” masih ada kemampuan hebat yang sekaligus bisa menjadi ancaman dari perkembangan teknologi seperti ini.

Tantangan yang Dihadapi Generasi Muda dalam Revolusi Industri 4.0

Baik, setelah membaca penjelasan di atas setidaknya kalian sudah paham gambaran mengenai revolusi industri generasi keempat. Selanjutnya, mari pahami tantangan yang harus kalian hadapi dalam revolusi industri:

revolusi industri sttkd

Pengoperasian Teknologi

Gaptek harus diberantas sama seperti halnya buta huruf. Tidak perlu jauh-jauh mengambil contoh, kalian wajib bisa mengoperasikan komputer. Revolusi industri 4.0 menuntut SDM untuk memiliki kemampuan mengoperasikan alat atau benda teknologi dan komputer adalah langkah bagus untuk memulainya.

Ada banyak hal yang bisa dilakukan dengan komputer, menggambar rancangan teknik, memprogram suatu aplikasi, maintenance infrastruktur server, dan lain sebagainya

Inilah tantangan awal kalian menghadapi revolusi industri, tingkatkan kemampuan dan pelajari pengoperasian teknologi dengan bijak dan tepat.

Tuntutan SDM Berkualitas

Revolusi industri generasi keempat mengharuskan kita sebagai manusia memenuhi kriteria sebagai SDM berkualitas.

Indikator yang cukup kompleks, namun kalau kita pahami secara objektif maka SDM yang dibutuhkan di sini adalah mereka yang berpikir kritis, mampu menyelesaikan masalah yang kompleks, kreativitas yang lebih baik, dan sebagainya.

Ada banyak poin yang harus terpenuhi, tidak mengherankan jika revolusi industri 4.0 dapat disebut sebagai moment penyeleksian. Mereka yang memenuhi kriteria akan bersaing, sedangkan yang malas-malasan kemungkinan besar tertinggal.

Kreativitas Menghasilkan Ide Baru

Alur perkembangan industri terus maju, semakin canggih dan modern. Tantangannya adalah bagaimana kita mampu menuangkan kreativitas untuk memunculkan ide-ide baru dengan fasilitas yang sudah tersedia.

Dalam dunia industri tujuan utama dari kreativitas adalah membuat suatu produk atau layanan lebih banyak diminati oleh konsumen, mampu memberikan sesuatu yang bagus ke peningkatan profit, dan sebagainya.

Tidak banyak SDM yang mempunyai kreativitas yang bagus, jika tidak diasah sejak awal maka akan sulit untuk bersaing di era yang serba modern dan banyak perubahan seperti sekarang.

Baca juga: Peranan Artificial Intelligence di Dunia Pendidikan

Strategi untuk Menghadapi Revolusi Industri

Ada banyak upaya yang bisa dilakukan untuk mempersiapkan diri menghadapi era industri generasi keempat. Mari kita mulai dari yang sederhana, beberapa di antaranya seperti:

  • Mencari tahu skill dan potensi dalam diri sendiri dan meningkatkannya secara konsisten
  • Mempelajari ilmu baru yang berkaitan dengan industri generasi keempat seperti machine learning, AI, dan sebagainya
  • Memupuk kebiasaan berpikir kritis dan pemecahan masalah (problem solving)
  • Mengasah kreativitas dan inovasi dengan mencoba melakukan hal baru, mempelajarinya, dan mempraktikannya
  • Mengikuti pelatihan yang berkaitan dengan teknologi seperti les komputer, kursus pemrograman, dan sebagainya
  • Melanjutkan studi sampai ke perguruan tinggi untuk mendapatkan ilmu baru,memperdalam pemikiran, dan kemampuan sesuai minat dan potensi

Demikian penjelasan mengenai revolusi industri 4.0 cara menghadapinya. Semoga bisa bermanfaat. Di STTKD setiap prodi khususnya bagian teknis seperti S1 teknik elektro, rekayasa mesin, teknik dirgantara, dan aeronautika dipersiapkan untuk menghadapi revolusi industri generasi keempat.

Melalui pembelajaran teori dan praktik, sekolah penerbangan STTKD akan berupaya untuk membantu generasi muda untuk bisa bersaing di era teknologi yang semakin canggih.

Apa Itu Garbarata Pesawat? Simak Pengertian Hingga Fungsinya

Saat akan naik ke atas pesawat, pernahkah kalian memperhatikan para staff bandara menyiapkan jembatan berukuran besar untuk mempermudah akses masuk penumpang ke pesawat? Bagian ini disebut sebagai passenger boarding bridge, jembatan pesawat, atau istilah di Indonesia kita sebut sebagai garbarata pesawat.

Mengenal Pengertian Garbarata

Garbarata atau jembatan pesawat adalah fasilitas bandara yang berfungsi untuk menghubungkan ruang tunggu penumpang ke pintu pesawat. Ya, dengan adanya jembatan ini, maka penumpang menjadi lebih mudah saat naik dan turun dari pesawat.

Tidak banyak yang tahu, istilah garbarata ini ternyata berasal dari gabungan dua kata dalam bahasa Sanskerta yaitu garba berarti perut, rahim atau wadah dan ratha yang artinya kereta.

Selain itu, dalam bahasa Jawa dan bahasa Kawi keduanya mempunyai makna yang lebih kurang sama. Sebagai catatan, istilah garbarata ternyata tidak hanya digunakan untuk transportasi pesawat saja, lho.

Namun, transportasi kapal laut juga menggunakan penyebutan yang sama untuk jembatan penghubung seperti ini. Menyinggung sedikit soal sejarahnya, garbarata ditemukan oleh Frank Der Yuen seorang insinyur penerbangan asal Amerika Serikat.

Adapun menurut catatan sejarahnya, Garbarata esawat pertama kali digunakan pada tanggal 26 Juli 1959 di Bandar Udara Internasional San Francisco. Luar biasa, fasilitas ini ditemukan puluhan tahun lalu dan terus dikembangkan sampai era modern seperti sekarang.

Sulit dibayangkan jika operasional penerbangan di bandara tidak menggunakan garbarata, pasti akan sangat sulit dan merepotkan. Secara khusus, garbarata ini sangat memudahkan para penumpang pesawat mereka bisa bergerak dari ruang tunggu ke dalam pesawat tanpa harus panas-panasan atau kehujanan.

Baca juga: Daftar Istilah Penerbangan yang bisa Menambah Pengetahuan!

Memahami Lebih Jauh Bagian-bagian Garbarata

Kita tinggalkan dulu soal sejarahnya, mari cari tahu sebenarnya apa saja bagian-bagian yang ada di garbarata pesawat. Nah, secara umum ada setidaknya 5 bagian utama dari garbarata yaitu rotunda, telescopic tunnels, elevation system, cabin, dan traction system.

Bagaimana dengan bagian yang lainnya? Berikut ini kami sertakan gambarnya untuk mempermudah Anda memahaminya.

 

bagian-bagian garbarata pesawat

Gambar: bagian-bagian garbarata, sumber: aviationlearnings.com

Tidak cukup jika kita hanya tahu namanya saja, berikut ini penjelasan singkat mengenai masing-masing bagian garbarata pesawat dan fungsinya.

  • Rotunda, berfungsi sebagai penghubung antara bangunan bandar udara dan jembatan mekanis (struktur bergerak).
  • Telescopic tunnel, adalah bagian terowongan utama dari garbarata. Bagian inilah yang membuat garbarata disebut sebagai jembatan
  • Elevation system, bagian yang memungkinkan garbarata untuk dinaikkan atau diturunkan menyesuaikan dengan ketinggian pesawat
  • Bogie (traction system), sistem bagian bawah garbarata yang terdiri dari seperangkat roda yang digerakkan oleh motor listrik
  • Cabin, kabin adalah bagian ujung garbarata sebelum canopy, bagian ini seperti rotunda tapi tidak ada pillar di bagian bawahnya. Kabin berfungsi untuk mengendalikan garbarata menggunakan panel operator

Memahami Sekilas Cara Kerja Garbarata Pesawat

Kalian sudah paham mengenai definisi dan bagian-bagian garbarata, bagian terakhir yang sepertinya tidak kalah menarik adalah memahami cara kerja dari alat ini.

Pertama, garbarata disiapkan oleh operator mereka bisa dari bagian staff ground handling atau staff khusus untuk mengoperasikan garbarata untuk akses penumpang ke pesawat

Kemudian, penumpang yang sudah mendapatkan boarding pass bisa menuju ke garbarata sesuai dengan jadwal yang ditentukan. Biasanya masing-masing bandara menyediakan fasilitas ini. Sebagai catatan, penggunaan garbarata ini ada batasnya.

Kapasitas garbarata menyesuaikan dengan ukuran dan spesifikasinya, pihak bandara biasanya sudah mengatur berapa banyak penumpang yang bisa naik garbarata.

Lantas bagaimana jika kapasitasnya penuh?

Penumpang yang tidak bisa  masuk ke pesawat melalui garbarata akan disiapkan transportasi khusus berupa bus oleh pihak bandara.

Misal, PT Angkasa Pura biasanya sudah menyiapkan hal ini, jadi tidak perlu khawatir di setiap bandara pasti sudah mengantisipasi kemungkinan padatnya operasional bandara.

Setelah itu, operator akan mengatur ketinggian garbarata agar sejajar dengan pintu masuk pesawat. Memastikan garbarata stabil, tidak bergerak dan aman saat digunakan oleh para penumpang.

Selanjutnya, bagian canopy garbarata akan diturunkan sebagai atap tambahan memastikan penumpang tidak terkena panas atau hujan saat naik ke pesawat. Setelah semua penumpang naik, canopy ditarik kembali.

Operator berkoordinasi dengan awak kabin memastikan tidak ada penumpang yang tertinggal, baru pintu pesawat ditutup. Terakhir, pesawat siap take off lepas landas sesuai rute perjalananya.

Demikian penjelasan mengenai apa itu garbarata beserta fungsi dan bagian-bagiannya.

Semoga penjelasan ini bisa bermanfaat, nantikan informasi gelombang pendaftaran di STTKD tahun depan ya agar kamu bisa mempelajari lebih lengkap mengenai ilmu penerbangan baik teori maupun praktiknya.

Mendalami Komunikasi Penerbangan (Aviation Communication)

Komunikasi adalah salah satu kunci terpenting menjaga operasional penerbangan agar tetap aman dan lancar. Kacaunya komunikasi bisa berakibat fatal mulai dari kesalahan rute, keliru mengambil keputusan, miskomunikasi, dan lain sebagainya.

Oleh karena itu, ada ilmu khusus yang mengacu pada komunikasi penerbangan (Aviation communication) agar tenaga profesional di bidang ini memenuhi kualifikasi yang telah ditentukan.

Bicara soal komunikasi tentunya kita akan menyinggung soal bahasa. Menurut regulasi ICAO semua tenaga profesional di bidang penerbangan wajib mempunyai kemampuan berbahasa inggris (English).

Bahasa ini ditetapkan sebagai bahasa resmi internasional di lingkup penerbangan. Oleh karena itu, pilot, pramugari, ATC, dan sebagainya wajib punya kemampuan bahasa inggris baik verbal maupun non-verbal.

Bagaimana Sistem Komunikasi dalam Penerbangan?

Dalam dunia penerbangan ada dua metode komunikasi yang digunakan yaitu verbal dan non-verbal.

Verbal berarti ucapan, komunikasi antara dua orang atau lebih dengan menggunakan alat batu seperti radio HF atau sejenisnya antara pilot dengan ATC, awak kabin dengan pilot, dan lain-lain.

komunikasi penerbangan

Dalam komunikasi verbal ada beberapa hal yang dijadikan kriteria kecakapan:

  • Pengucapan: dialek atau aksen agar mudah dimengerti
  • Struktur: bahasa yang jelas lugas mudah dipahami
  • Kosakata: penggunaan kosakata yang tepat agar komunikasi berjalan efektif
  • Kefasihan: pengucapan yang lancar tidak terbata-bata
  • Pemahaman: pemahaman yang akurat mengenai bahasa komunikasi yang digunakan mencegah miskomunikasi

Bagaimana dengan komunikasi non-verbal?

Komunikasi non-verbal berarti penyampaian informasi yang dilakukan secara tidak langsung menggunakan gestur, simbol, dan lain sebagainya.

Ada setidaknya 6 tipe body expressions yang digunakan dalam komunikasi non-verbal:

  • Emblem, gestur umum sebagai bahasa isyarat
  • Illustrators , berfungsi untuk menambahkan penekanan dan memberi arahan
  • Regulators, mengontrol interaksi verbal, seperti nodding atau mengangguk, menoleh, dan sebagainya
  • Adapters, membantu mengontrol emosi atau perasaan tidak nyaman seperti risau, cemas, dan sebagainya
  • Affect displays, memberitahu perasaan seseorang
  • Postures and gestures, gerakan yang bervariasi seperti duduk di kursi rendah dengan tangan dan kaki disilangkan rapat serta menunduk

Lebih rumit daripada yang dibayangkan, komunikasi penerbangan sudah semestinya telah dikuasai oleh pilot, pramugari, dan tenaga ahlinya di bidang penerbangan.

Risiko Kesalahan Komunikasi dalam Penerbangan

Selanjutnya, mari kita bicara mengenai risiko kendala dan hambatan yang mungkin saja terjadi saat proses komunikasi di lingkup penerbangan.

Menurut departemen transportasi Amerika Serikat, kesalahan komunikasi bisa terjadi antara pilot dan pengontrol. Adapun bentuk kendalanya seperti:

  • Kesalahan read-back/hear back, dalam kondisi ini pilot tidak melakukan readback informasi dengan jelas sesuai dengan prosedur
  • Salah dalam mendengar, tim ATC tidak mampu mendengar informasi readback dengan jelas yang disampaikan pilot.
  • Tidak ada readback, pilot tidak melakukan readback sesuai prosedur

Kalau kita kelompokan persentase secara umum miskomunikasi yang disebabkan karena salah dengar dari pilot 28%, pilot tidak merespons 20%, staff ATC salah dengar 15%, dan 10% tim dari menara pemantau tidak merespons.

Selain itu, menurut riset profesional menunjukkan bahwa 30% informasi hilang dan tidak tersampaikan dengan baik saat terjadi miskomunikasi.

Prospek Kerja Komunikasi Penerbangan

Komunikasi penerbangan bisa disebut sebagai ilmu atau program studi tersendiri jika kita membahas konteks perguruan tinggi atau kampus.

Lulusan prodi ini punya kesempatan untuk bekerja di bidang krusial dalam operasional bandara seperti flight service officer, staff unit communication center, hingga Air Traffic Controller (ATC).

Tidak hanya itu, melainkan lulusan penerbangan juga banyak dicari oleh lembaga Penyelenggara Navigasi Penerbangan Indonesia (LPPNPI).

Belum tahu apa itu LPPNPI? Ini adalah salah satu BUMN yang mempunyai kewajiban untuk menyediakan jasa pelayanan navigasi penerbangan sesuai dengan standar yang berlaku.

Berapa Gaji Lulusan Komunikasi Penerbangan?

Pertanyaan yang menarik, kami tahu kalau sudah bicara soal profesi kalian pasti penasaran dengan potensi pendapatan yang bisa dicapai.

Pertama mari kita lihat estimasi gaji di BUMN Airnav, menurut informasi yang kami peroleh dari berbagai sumber perkiraan gaji per bulan para tenaga profesional di bidang ini bervariasi menyesuaikan jabatannya.

Sebagai referensi, jabatan instrument engineer bisa memperoleh gaji mulai dari Rp 14 juta, budgeting and cost control gajinya mulai dari Rp 18 juta, kepala divisi mulai dari 18 juta.

Namun catat sekali lagi, informasi gaji ini tidaklah akurat. Ada begitu banyak faktor yang mempengaruhi besaran gaji seorang tenaga profesional di Airnav. Saran kami sebaiknya fokus dulu ke kinerja dan kemampuan kalian, besar kemungkinan gaji dan pendapatan akan menyesuaikan dengan skill yang dimiliki.

Demikian penjelasan mengenai komunikasi penerbangan, semoga penjelasan di atas dapat meningkatkan pemahaman kalian mengenai topik ini. Ingin belajar lebih jauh seputar aviation communication? Berkuliah di STTKD, dan pilih jurusan seperti Manajemen Transportasi Udara kalian akan mempelajari lebih lengkap mengenai ilmu ini.

Loss of Aircraft Control Kondisi Pilot Kehilangan Kendali Pesawat

Tak peduli seberapa canggih teknologi yang dimiliki oleh pesawat, risiko dan tragedi tetaplah mungkin untuk terjadi. Inilah kenapa sebagian orang merasa was-was ketika naik pesawat untuk pertama kali, apalagi jika mereka baru saja melihat berita kecelakaan pesawat dalam waktu yang dekat.

Namun, dari sekian banyaknya kondisi ada satu kondisi yang begitu menegangkan dan dapat terjadi tanpa diduga-duga, ini disebut sebagai loss of aircraft control atau kehilangan kendali pesawat saat berada di udara.

Apa itu loss of aircraft control dan kenapa hal semacam ini bisa terjadi? Berikut kami rangkum penjelasan lebih lengkapnya.

Apa Itu Loss of Aircraft Control?

Loss of aircraft control adalah kondisi ketika pilot kehilangan kendali pesawat saat berada di udara. Hal tersebut dapat dipicu karena kegagalan mesin, gangguan eksternal seperti cuaca, dan keteledoran awak kabin.

Sangat mendebarkan, loss of aircraft control bisa membuat pesawat menyimpang dari jalur rute yang sudah ditentukan sejak awal.

loss of control aircraft

Bagian lainnya yang cukup mengejutkan adalah setiap pesawat bisa mengalami masalah seperti ini termasuk jenis pesawat komersial, pesawat militer, bahkan jet pribadi.

Meskipun terkesan cukup menakutkan, kondisi loss of aircraft control sebenarnya sudah jarang terjadi di era yang semakin modern seperti sekarang ini.

Ada pengecekan berkala yang dilakukan secara lebih kompleks untuk memastikan kesiapan mesin pesawat, fitur-fitur, dan bagian penting lainnya agar hal semacam ini tidak terjadi.

Penyebab Hilangnya Kendali Pada Pesawat Terbang

Hal apa yang membuat pilot bisa kehilangan kendali pesawat? Untuk mencari tahu lebih lengkap mengenai hal ini kami akan menyederhanakan penjelasan dari NASA (National Aeronautics and Space Administration) lembaga negara Amerika Serikat yang bergerak di bidang Aeronautika dan Program Luar Angkasa.

Menurut NASA ada beberapa faktor yang menyebabkan hilangnya kendali pesawat, yaitu: pilot atau penerbang, lingkungan, dan sistem.

Kenapa pilot bisa menjadi penyebab terjadinya loss control of aircraft?

Karena, pilot secara teknis punya tanggung jawab utama mengendalikan pesawat. Ia bisa saja melakukan kesalahan, bisa terjadi sebab konsumsi obat-obatan terlarang,tidak melanggar perintah, salah membuat keputusan, dan lain sebagainya.

Berikut ini faktor lainnya yang bisa menyebabkan hilangnya kendali pesawat saat berada di atas udara.

1. Masalah Pada Mesin dan Kelistrikan Pesawat

Mari kita ingat lagi, pesawat itu transportasi buatan manusia. Tak peduli seberapa hebat dan canggih teknologinya pasti ada yang namanya risiko rusak, bermasalah, dan error.

Meskipun persentase kegagalan mesin cukup sedikit, namun di masa lalu hal ini pernah menyebabkan tragedi yang luar biasa merenggut ratusan nyawa penumpang beserta awak kabin dan pilotnya.

Berbicara soal mesin pesawat, sebenarnya ini sudah termasuk tanggung jawab para mekanik pesawat. Karena, pesawat semestinya selalu dicek kondisinya sebelum dan sesudah lepas landas. Namun, kegagalan mesin bisa terjadi kapan saja bahkan untuk pesawat yang sudah melalui proses uji sekalipun.

Kendala seperti korsleting atau hubungan arus pendek listrik, kerusakan komponen, dan lain sebagainya bisa terjadi kapan saja dan menyebabkan hilangnya kendali pesawat.

2. Cuaca Ekstrim yang Tidak Terprediksi

Kedua, adalah cuaca ekstrim atau termasuk ke dalam faktor eksternal. Ya, kita tahu padahal ATC (Air Traffic Controller) senantiasa memberikan update terbaru perkiraan cuaca ke pilot langsung dari data BMKG.

Namun ingat sekali lagi, kita sedang membicarakan cuaca yang merupakan bagian dari kuasa Tuhan. Tidak ada yang tahu secara pasti, prediksi juga bisa meleset di bandara semua tampak cerah setelah melakukan perjalanan sekian kilometer ternyata badai peter, hambatan awan cumulonimbus, dan lain sebagainya.

Cuaca ekstrim selalunya berdampak buruk terhadap operasional pesawat, bisa mengganggu sistem kelistrikan dan fungsi dari beberapa fitur utama. Pada akhirnya memicu loss of aircraft control yang membuat semua penumpang pesawat menjerit histeris.

3. Sabotase Ada Penyusup di Pesawat

Tidak cukup bertarung dengan faktor teknis dan cuaca, kendali pesawat juga bisa terganggu ketika ada pembajakan dan sabotase. Mungkin kalian bingung, memangnya hal semacam ini bisa terjadi? Bukankah setiap orang dicek dulu sebelum naik pesawat?

Ya, risiko semacam ini nyata dan memang bisa terjadi. Pengecekan yang dilakukan di darat bisa saja dikelabui oleh para penyusup. Mereka punya segudang cara untuk melakukan kejahatan. Namun, risiko seperti ini sudah berkurang seiring meningkatnya keamanan di bandara.  Di Indonesia sendiri jarang terjadi pembajakan pesawat.

Itu dia penjelasan mengenai loss of aircraft control, semoga bisa menambah pengetahuan kamu mengenai pesawat terbang. Ingin tahu lebih banyak seputar dunia kedirgantaraan? Yuk, lanjutkan studimu di STTKD. Kampus penerbangan di Indonesia yang punya fasilitas lengkap dan sudah terakreditasi.

5 Jenis Mesin Pesawat Terbang yang Menarik untuk Dipelajari

Saat naik pesawat terbang, pernahkah kalian berpikir sebenarnya bagaimana caranya pesawat bisa mengudara dengan stabil? Dibalik itu ternyata ada mekanisme mesin pesawat yang begitu rumit. Beda tipe pesawat terkadang beda pula komponennya. Daripada semakin penasaran kalian bisa simak dulu ringkasan mengenai tiap-tiap mesin pesawat berikut ini.

Jenis-jenis Mesin Pesawat: Penjelasan dan Gambarnya

Ada setidaknya lima jenis mesin pesawat yang populer dan banyak digunakan di seluruh dunia. Mulai dari piston hingga turboprop, untuk mengetahui penjelasan lengkapnya silahkan dibaca dulu.

1. Piston Engine

Siapa sangka tidak hanya kendaraan bermotor yang menggunakan piston, di pesawat juga ada tipe pesawat yang menggunakan mesin ini. Piston engine adalah jenis mesin pesawat yang mampu menghasilkan tenaga besar guna menghasilkan thrust sebagai tenaga pesawat.

piston engine

Bahan bahan pesawat yang masih menggunakan piston biasanya adalah Avgas (Aviation gasoline).

Cara kerja komponen ini yaitu bergerak naik turun terhubung dengan crankshaft melalui connecting rod tujuannya untuk memutar propeller atau baling-baling pesawat.

Sudah mulai ada gambaran? Normalnya mesin piston banyak digunakan untuk pesawat training berukuran kecil dengan 2-3 orang penumpang. Kalau dibandingkan dengan mesin jet, piston ini sudah bisa dikatakan versi yang cukup lama.

2. Turbojet Engine

Selanjutnya ada turbojet bisa dikatakan sebagai mesin pesawat modern dengan menggunakan kompresor bertekanan tinggi untuk menggantikan fungsi propeller. Bagian kompresor tertutup casing posisi mesin menyatu dengan ruang bakar dan turbine engine.

turbojet engine pesawat

Melihat penggunaannya, mesin pesawat turbojet kebanyakan digunakan pada pesawat tempur dan militer yang membutuhkan kecepatan tinggi saat mengudara.

Kemudian, bicara soal komponennya juga terlihat kompleks ada air inlet (saluran udara) turbine dan exhaust, sirip compressor rotor, stator.

Selain itu, turbojet juga menggunakan afterburner, sebuah ruang pembakaran kedua antara turbin dan nozzle guna meningkatkan daya dorong secara signifikan. Pertama, afterburner akan memanaskan gas sebelum mencapai nozzle.

Lalu, saat lepas landas, terjadi peningkatan suhu hingga 40% meningkatkan daya dorong. Akibatnya, ketika pesawat mulai terbang mengudara, daya dorong terus bertambah dengan cepat.

3. Turboshaft Engine

Turboshaft engine adalah mesin pesawat yang seringkali digunakan untuk menggerakan rotor pada helikopter. Kecepatan rotor helikopter bergantung pada kecepatan gas generator.

Namun, karena sudah didesain sedemikian rupa, turboshaft engine dapat menjaga kestabilan kecepatannya meskipun ada pengurangan speed dari gas generator.

turboshaft engine pesawat

Selain itu, turboshaft engine juga dapat mengendalikan seberapa besar daya yang dihasilkan helikopter tersebut saat dioperasikan.

Bagian yang cukup menarik adalah turboshaft menggunakan sebagian besar dayanya untuk memutar turbin, berbeda dengan turbojet yang menghasilkan daya dorong (thrust).

Masih kita bandingkan dengan turbojet, ukuran dari mesin turboshaft ini punya ukuran poros yang sangat besar menghubungkan bagian depan dan belakang.

4. Turboprop Engine

Berikutnya, ada mesin pesawat turboprop engine yang bisa dibilang cukup klasik jika kita lihat perkembangan mesin terbaru. Turboprop engine menggunakan sistem gearing agar terhubung ke baling-baling pesawat.

mesin pesawat turboprop

Pada bagian gearbox tersebut terpasang turbojet yang berputar pada poros yang terhubung. Kemudian, gearbox menurunkan kecepatan poros agar memungkinkan gear terhubung dengan baling-baling. Setelahnya, propeller atau baling-baling berputar di udara untuk memberikan daya dorong

Contoh pesawat yang menggunakan mesin turboprop adalah Cessna 172 yang diproduksi mulai awal tahun 1956. Kecepatan putaran turboprop engine menengah berada di angka 250 – 400 knot, membuatnya termasuk ke dalam mesin yang irit bahan bakar.

5. Ramjet Engine

Terakhir, ada mesin pesawat ramjet salah satu engine dengan bobot yang ringan dan tidak memiliki komponen bergerak seperti tipe sebelumnya. Ramjet biasanya diaplikasikan pada pesawat luar angkasa dan sistem kendali misil. Kapasitas dorongan mesin ramjet terbilang cukup minim, perkiraannya di bawah kecepatan suara.

mesin pesawat ramjet

Ini artinya, mesin pesawat ramjet membutuhkan bantuan saat akan lepas landas, terkadang bantuan tersebut bisa berupa pesawat lainnya.

Ingin Tahu Lebih Banyak Soal Mesin Pesawat? Bergabunglah Bersama STTKD!

Penjelasan di atas belum apa-apa, masih kurang dari 1% materi keseluruhan mengenai engine pesawat. Jika kalian berminat untuk mendalaminya, maka melanjutkan studi di kampus penerbangan adalah salah satu langkah yang direkomendasikan.

Di STTKD, kalian bisa belajar mengenai beberapa jenis mesin pesawat. Tidak hanya teori, melainkan juga kalian akan langsung praktik melihat langsung seperti apa bentuk dari mesin dan juga komponen-komponennya dari dekat.

Tentu saja, nantinya akan dipandu juga oleh dosen pembimbing yang profesional. Tersedia berbagai jurusan yang bisa kamu pilih sesuai dengan minat, mulai dari teknik dirgantara, rekayasa mesin, teknik elektro, sampai aeronautika.

Prospek lulusannya juga bagus kalian bisa berkesempatan untuk menentukan karir sebagai teknik mekanikal bandara, tim produksi di industri penerbangan, dan lain sebagainya.