energi terbarukan penerbangan

Energi Terbarukan, Harapan Mengurangi Emisi di Dunia Aviasi

Kita tidak bisa selamanya menutup mata terhadap dampak industri penerbangan terhadap lingkungan. Perlu kalian ketahui Industri penerbangan setidaknya menghasilkan 2 hingga 3 persen emisi karbon dioksida. Selain CO2, emisi lainnya yang dihasilkan dari operasional pesawat adalah nitrogen dioksida, oksida sulfur, uap air, jejak kondensasi, dan partikulat.

Faktanya semua emisi yang dikeluarkan pesawat memberikan pengaruh terhadap pemanasan global (global warming) isu sensitif yang menjadi banyak perdebatan seluruh negara di dunia.

Lantas haruskah pesawat berhenti beroperasi sepenuhnya agar lingkungan tetap aman kedepannya? Jelas bukan begitu konsepnya.

Meskipun memberikan pengaruh yang kurang menyenangkan terhadap kondisi lingkungan, tidak diragukan lagi industri penerbangan sangatlah dibutuhkan untuk mobilitas transportasi lintas negara dan juga distribusi barang-barang kargo ke berbagai negara.

Jadi, bukan dihilangkan tapi yang perlu kita pikirkan adalah bagaimana agar dampak emisi tersebut bisa dikurangi bahkan mencapai titik “Zero waste” dengan mengandalkan energi yang terbarukan dan ramah lingkungan.

Tidak semudah mengembalikan telapak tangan, mencapai zero waste dalam industri penerbangan butuh waktu dan biaya yang tidak sedikit. Namun, sebenarnya adakah energi terbarukan yang sudah mulai diimplementasikan dalam industri aviasi ini

4 Energi Terbarukan yang Cukup Potensial untuk Industri Kedirgantaraan

Setelah mempelajari beberapa informasi, tampaknya energi terbarukan untuk industri aviasi itu memang ada!

Ya, hanya soal waktu di masa mendatang industri penerbangan bisa sepenuhnya menerapkan prinsip zero waste menghindari dampak buruk terhadap lingkungan.

energi terbaruan dunia dirgantara

Sumber: nrel.gov, sustainable aviation solutions

Namun, sebagai energi terbarukan yang tercantum di sini masih dalam tahap pengembangan belum sepenuhnya diterapkan di berbagai maskapai seluruh dunia.

Lantas apa saja sumber daya terbarukan tersebut? Berikut ini penjelasannya satu persatu.

1. Biofuel

Biofuel adalah bahan bakar hayati yang berasal dari sumber daya berbasis bio untuk menggerakan mesin pesawat. Bahan bakar ini diklaim mampu mengurangi emisi karbon secara signifikan jika kita bandingkan dengan bahan bakar jet tradisional. Dalam salah satu studi menunjukkan bahwa penggunaan bahan bakar hayati bisa mengurangi emisi karbon hingga 80 persen.

2. Tenaga surya

Seperti yang telah kita ketahui tenaga surya adalah sumber energi yang berasal dari sinar dan panas matahari. Dengan asumsi selagi matahari tetap menerangi bumi, maka semestinya kita tidak akan kehabisan energi, pemanfaatan sinar matahari ini bisa dilakukan dengan pemasangan panel surya di area bandara untuk menghasilkan listrik terbarukan sebagai penunjang operasional penerbangan.

Menurut informasi yang kami kumpulkan, ada juga pesawat yang sudah menggunakan tenaga surya untuk melakukan penerbangan. Meskipun demikian masih dibutuhkan pengujian lebih lanjut untuk meninjau keamanan dan aspek lainnya.

3. Tenaga Listrik

Bicara soal masa depan penggunaan energi terbarukan, sepertinya poin kedua yang masuk akal setelah biofuel adalah energi listrik. Ya, kita sudah cukup sering mendengar sumber daya listrik sebagai salah satu penggerak alat transportasi seperti mobil, motor, dan sebagainya.

Implementasinya menjadi lebih kompleks jika kita bicara soal pesawat, karena moda transportasi ini berukuran fantastis pastinya dibutuhkan daya yang juga besar untuk menggerakan pesawat sebagaimana mestinya.

4. Sel Bahan Bakar Hidrogen

Mungkin ini menjadi salah satu yang terkesan sangat mustahil, tapi ternyata setelah ditelusuri lebih jauh cukup memungkinkan untuk membuat pesawat bisa beroperasi dengan menggunakan bahan bakar hidrogen. energi ini terbuat dari sel-sel yang menghasilkan listrik melalui reaksi kimia antara hidrogen dan oksigen, secara teknis hasil buangannya hanyalah uap air tentu lebih aman terhadap lingkungan.

Implementasi pesawat berbahan bakar hidrogen sudah ditargetkan oleh salah satu produsen pesawat terbesar di dunia yaitu Airbus. Pabrik pesawat ini menargetkan akan membuat pesawat pertama kali yang terbang dengan teknologi hidrogen.

Baca juga: Menilik Proses Pengisian Bahan Bakar Pesawat dan Profesinya

Tantangan Penerapan Energi Terbarukan dalam Penerbangan

Sebuah rencana mencapai operasional penerbangan tanpa emisi karbon bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan, ada beberapa hambatan yang bisa terjadi. Beberapa di antaranya sebagai yaitu:

  • Biaya yang besar, dengan mengurangi penggunaan energi konvensional maka akan memperbesar biaya operasional khususnya dari segi penyediaan bahan bakarnya. Ini menjadi salah satu tantangan yang cukup merepotkan dan menjadi PR bagi produsen pesawat untuk mencapai efisiensi dan efektivitas yang ditingkatkan setelah penerapan energi terbarukan tersebut.
  • Menuntut Kemajuan Teknologi, kemajuan teknologi menjadi sebuah keharusan jika seluruh produsen pesawat dan bandara ingin menerapkan energi terbarukan dalam industri aviasi. Pasalnya produksi biofuel, bahan bakar hidrogen, listrik, dan tenaga surya berfokus pada kecanggihan teknologi untuk memperoleh energi terbarukan tersebut.

Demikian penjelasan mengenai energi terbarukan dalam dunia penerbangan. Semoga kedepannya masa depan industri ini bisa semakin cerah, khususnya yang ada di Indonesia. Sebagai generasi muda tugas kita adalah mempelajari dan berupaya untuk ikut berkontribusi dalam penemuan inovasi energi terbarukan.

Di STTKD ada prodi S1 Rekayasa Mesin yang di dalamnya membahas mengenai konsentrasi energi di dunia kedirgantaraan. Jika kalian tertarik untuk mempelajari lebih jauh mengenai pembahasan ini mungkin melanjutkan studi di sekolah penerbangan bisa menjadi rencana masa mendatang yang bagus.