Apa Penyebab Pesawat Hilang Kontak? Ini Penjelasannya

Meskipun dikenal sebagai alat transportasi tercanggih di dunia, pesawat terbang nyatanya tidak kebal terhadap risiko error dan malfungsi. Ada satu kondisi di mana pesawat tidak terdeteksi di radar manapun, alat radio komunikasi juga tidak berfungsi atau pesawat hilang kontak.

Bisa kita bayangkan siapapun yang mengetahuinya pasti panik, pesawat mengudara tanpa bimbingan dari ATC. Pilot memegang tanggung jawab yang begitu besar untuk menyelamatkan ratusan penumpang jika kasus ini terjadi di penerbangan komersial.

Namun sebenarnya apa itu lost contact dalam operasional pesawat? Apa penyebabnya? Untuk menjawab pertanyaan beruntun semacam ini. Mari kita pahami dulu apa yang terjadi.

Apa Itu Hilang Kontak Pesawat?

Hilang kontak atau loss of communication adalah salah satu emergency phrases situasi darurat dimana pesawat tidak terdeteksi di radar manapun.

Selain itu, alat komunikasi penerbangan berupa radio dan instrumen komunikasi cadangan lainnya juga tidak dapat digunakan untuk meminta bantuan dari bandara.

Meskipun bukan saatnya untuk berpikir pesimis, namun secara logis terjadi sesuatu dengan pesawat tersebut antara sistem komunikasi dan radar yang rusak atau error atau kemungkinan terburuknya pesawat jatuh dan hancur berkeping-keping.

Terlepas dari hal itu, ada begitu banyak kemungkinan yang terjadi saat pesawat hilang dari jangkauan radar dan tidak bisa berkomunikasi.

Kita kesampingkan dulu hal-hal yang berbau supranatural, mari pahami bersama beberapa kemungkinan dan penyebab yang bisa membuat pesawat hilang kontak.

Penyebab Terjadinya Hilang Kontak Pada Pesawat

Seperti yang sudah kami sampaikan sebelumnya, ada banyak faktor yang bisa membuat pesawat hilang kontak dan tidak bisa dideteksi. Besar kemungkinan ada sesuatu yang bermasalah, berikut ini kami jelaskan beberapa penyebabnya.

penyebab pesawat hilang kontak

1. Cuaca Buruk

Pertama, adalah faktor alam yaitu ketika kondisi cuaca sedang buruk dan tidak menentu. Masalah semacam ini sudah sering memicu berbagai kesulitan bagi dunia penerbangan. Namun, tentunya cuaca bukanlah sesuatu yang bisa kita kendalikan.

Kalau melihat beberapa berita yang ada, sebagian besar kecelakaan pesawat, hilang kontak, dan sebagainya diakibatkan karena faktor ini. Badai petir, angin yang kencang bisa memicu turbulensi dan ketidakstabilan saat menerbangkan pesawat.

Hal ini juga bisa memicu masalah lainnya seperti kerusakan sistem kelistrikan, error pada radio komunikasi dan lain sebagainya. Inilah alasan seorang penerbang wajib mengamati kondisi cuaca terkini sebelum mengudara.

Baca juga: Teknik Navigasi Udara: Ilmu Penting Tapi Kurang Populer

2. Pembajakan/Sabotase

Meskipun jarang terjadi, kita tidak bisa mengabaikan kemungkinan bahwa hilangnya kontak disebabkan karena adanya penyusup atau penjahat yang melakukan pembajakan terhadap pesawat.

Beberapa tahun sebelumnya, insiden semacam ini pernah terjadi dan memicu ketegangan yang luar biasa. Dalam beberapa kondisi, para penyusup biasanya sengaja menyabotase pesawat untuk tindakan kriminal seperti meminta tebusan dan semacamnya. Namun, sekali lagi ini sudah jarang terjadi, tapi bukan berarti kemungkinannya nol persen.

3. Kerusakan Radar dan Radio Komunikasi

Tidak ada teknologi yang abadi, bahkan sistem yang paling canggih sekalipun pasti ada risiko error, rusak, dan sebagainya. Bahkan hal yang terkadang sepele bisa membuat radio komunikasi atau radar tidak bisa berfungsi sebagaimana mestinya.

Saat sistem radar utama bermasalah, mekanisme cadangan juga tidak berfungsi maka semestinya pesawat masih bisa dihubungi. Dengan begitu, kondisi pesawat belum bisa disebut “Hilang.”

Sebagai contoh, pesawat sedang terbang di kondisi cuaca yang buruk, maka ada risiko mengalami gangguan pada radar sekunder karena transponder tidak dapat mengirim sinyal ke petugas di darat, tetapi dalam situasi ini radar primer pesawat masih tetap bekerja.

Namun, jika radio komunikasi juga tidak bisa digunakan semua radar dalam keadaan off, maka pesawat bisa dikatakan hilang atau lost contact sepenuhnya.

Beberapa penyebab lainnya yang membuat hilangnya kontak pesawat baik itu komersial atau non-komersial yaitu karena pilot menerbangkan pesawat terlalu tinggi, pendaratan darurat, dan lain-lain.

Baca juga: Panduan Aturan Keselamatan Penerbangan (Aviation Safety)

Apa yang Dilakukan Jika Pesawat Hilang Kontak?

Jika pesawat hilang kontak, tidak terdeteksi radar maka langkah yang harus dilakukan oleh tim ATC adalah membaca data kapan terakhir kali pesawat terlihat.

Meskipun kondisinya hilang, catatan penerbangannya tetap ada. Dengan begitu tindakan lebih lanjut bisa dilakukan. Lokasi pertama kali terlihat ini sangat penting, karena besar kemungkinan posisi pesawat tidak jauh dari area sebelum menghilang.

Sebenarnya ada prosedur spesifik yang perlu dilakukan. Sementara ATC terus melakukan upaya komunikasi dan pengecekan, dari sisi pilot menerapkan instruksi “Aviate, Navigate, dan Communicate”

Seorang penerbang dilatih untuk tidak mudah panik menghadapi situasi seperti ini. Selagi pesawat masih bisa dikendalikan, meskipun posisi radar dan alat komunikasi mati maka semestinya pilot bisa melakukan tindakan prioritas keselamatan seperti pendaratan darurat.

Demikian penjelasan mengenai pesawat hilang kontak, penyebab dan langkah yang perlu dilakukan.

Semoga bisa memberikan sedikit manfaat bagi pembaca, jika kalian tertarik untuk mendalami seperti apa fungsi radar pesawat, alat komunikasi, dan hal lainnya seputar kedirgantaraan jangan ragu untuk mendaftar di sekolah penerbangan.

Fungsi GPU dan Air Starter Unit Saat Pesawat Berada di Darat

Beberapa waktu yang lalu kami sudah pernah menjelaskan mengenai GSE (Ground Service Equipment). Barangkali kalian lupa, GSE adalah peralatan pendukung operasi pesawat saat berada di darat. Ada banyak jenis GSE untuk menunjang kegiatan pesawat, dua di antaranya disebut sebagai GPU (Ground Power Unit) dan Air Stater Unit.

Dalam dunia penerbangan keduanya merupakan bagian yang penting dan wajib ada di bandara. Pihak yang bertanggung jawab untuk mengoperasikan kedua alat ini adalah petugas ground handling sesuai dengan tugasnya.

Apa itu GPU dan APU serta bagaimana fungsi dan cara kerjanya? Berikut ini sudah kami siapkan penjelasan lebih lengkap mengenai kedua bagian dari Ground Service Equipment tersebut.

Mengenal Lebih Jauh Ground Power Unit (GPU)

GPU adalah pembangkit daya yang ada di luar pesawat. Generator ini mampu menghasilkan daya 28 V DC atau 115 AC dengan frekuensi

400 hz. Sebagai perbandingan frekuensi listrik di rumah kita biasanya berfrekuensi 50-60 hz. Daya yang tersambung ke pesawat yang dikeluarkan oleh GPU disebut sebagai external power.

GPU pesawat

Gambar: Ground Power Unit

Melihat dari ciri fisiknya, GSE berupa GPU ini bentuknya berbeda-beda ada yang seperti generator portable berukuran kecil sampai GPU yang memiliki ukuran sama seperti truk besar. Dalam kondisi tertentu, GPU juga bisa terpasang pada bagian garbarata atau jembatan pesawat.

Apa Fungsi GPU?

Pertanyaan bagus, secara teknis fungsi dari GPU adalah menyalurkan listrik sehingga sistem kelistrikan pesawat bisa berfungsi untuk keperluan maintenance, pengecekan terhadap error, dan lain sebagainya.

Sistem kelistrikan pesawat yang kami maksud di sini adalah electric starters, lampu-lampu, sistem navigasi, radio dan komunikasi, dan fitur hiburan bagi penumpang.

Untuk menyuplai daya listrik murni ke pesawat, pertama-tama ground handling akan menyiapkan GPU yang biasanya dibawa dengan menggunakan roda atau semacam kendaraan khusus.

Kemudian, kabel berwarna kuning dikeluarkan dari bagian GPU untuk disambungkan ke bagian depan pesawat. Untuk pengecekan teknis akan dilakukan oleh ahli mekanikal bandar udara berkaitan dengan maintenance dan keperluan lainnya.

Mengenal Air Starter Unit dalam Operasional Pesawat

Selain GPU, ada juga bagian lainnya yang masih termasuk komponen GSE yaitu Air Starter Unit (ASU) ada juga yang menyebutnya sebagai GTC. Secara sederhana air starter unit adalah mesin yang bisa menjadi sumber tenaga pneumatik/udara bertekanan.

air starter unit

Gambar: air starter unit

Perangkat ini dirancang seperti kendaraan dengan roda operasional berjumlah 4-6 roda menyesuaikan dengan ukuran unitnya. Air Starter Unit dapat berupa mesin dan kompresor yang langsung menyuplai udara bertekanan tinggi tanpa menampungnya di tabung. Fungsi dari udara bertekanan tinggi yaitu untuk memutar turbin pesawat pada saat mesin pesawat akan start.

Fungsi lainnya dari komponen GSE ini yaitu untuk memasok Air Conditioning Pack atau mesin AC yang ada di pesawat. Hal ini perlu dilakukan untuk proses maintenance dan pengecekan lebih lanjut.

Memahami Apa Itu Auxiliary Power Unit (APU)

Secara terpisah APU merupakan bagian pesawat bukan termasuk GSE. Namun, bagian ini tetap mempunyai peran penting dalam operasional pesawat dan ada kaitannya dengan GPU dan Air Starter Unit. Secara sederhana APU adalah perangkat pendukung operasi darat yang berfungsi untuk penyediaan energi selain tenaga penggerak.

Auxiliary Power Unit digunakan untuk menggantikan mesin agar mampu menyediakan listrik dan tenaga pneumatik untuk menyalakan mesin pesawat.

auxiliary power unit

Gambar: auxiliary power unit

Adapun untuk cara kerjanya yaitu dengan meniupkan udara bertekanan tinggi ke mesin turbin, sehingga bagian turbin tersebut berputar. Kemudian, setelah putarannya dianggap cukup, maka bahan bakar akan dimasukkan untuk melalui proses pembakaran sampai memutar turbin.

Sebenarnya bagian ini masih berkaitan dengan fungsi Ground Power Unit dan Air Starter Unit. Saat APU tidak berfungsi atau dalam kondisi mati posisi sudah hampir mendarat di bandara maka pilot bisa meminta bagian operasi di radio untuk menyiapkan Ground Power Unit dan Air Starter Unit.

Siapa yang Sebaiknya Memahami Operasional GPU, Air Starter Unit, dan APU?

Untuk bagian GSE yaitu Ground Power Unit dan Air Starter Unit menjadi tanggung jawab petugas ground handling untuk menyiapkan kedua perlengkapan pendukung tersebut. Adapun untuk pengecekan lebih lanjut menyesuaikan dengan kebutuhan pesawat.

Apabila bertujuan untuk maintenance atau pengecekan bagian kelistrikan pesawat maka ini adalah bagian untuk teknisi pesawat dan ahli kelistrikan di bidang penerbangan.

Meskipun ketiga bagian ini mempunyai fungsi yang berbeda-beda, kita bisa memahami setiap bagiannya tetap berkaitan. Jika kalian tertarik untuk mempelajari lebih jauh mengenai komponen-komponen pesawat dan GSE, maka ada baiknya untuk mempertimbangkan untuk masuk ke sekolah penerbangan.

Di sini kalian akan diajarkan materi lebih lengkap mengenai hal yang berkaitan dengan kelistrikan pesawat serta fitur-fiturnya, sekian penjelasan yang bisa kami sampaikan dan terima kasih.

Diperdebatkan, Kenapa Tidak Ada Parasut di Pesawat Komersial?

Kita sudah sering mendengar soal aviation safety atau keselamatan penerbangan termasuk saat pesawat sedang mengudara. Namun, sepertinya masih banyak yang terheran-heran kenapa sampai detik ini kenapa tidak ada parasut di pesawat komersial. Bukankah ini bagian dari safety juga?

Ini pertanyaan yang menarik, banyak yang beranggapan saat terjadi risiko kecelakaan pesawat semestinya penumpang diperbolehkan untuk mengambil parasut dan terjun dari ketinggian di atas 20.000 kaki.

Dengan begitu nyawa mereka akan selamat, tapi apakah hal ini masuk akal atau justru di luar nalar? Untuk menjawabnya maka kita perlu pahami dulu situasi yang ada.

Alasan Sederhana Mengapa Pesawat Komersial Tidak Menyediakan Parasut

Pertama perlu kita ketahui bersama, pesawat komersial itu terbang di ketinggian yang tidak rendah. Kami yakin Anda masih mengingatnya, saat kita berada di tempat yang tinggi maka tekanan udara juga semakin kecil, sehingga bertambah sulit untuk bernafas.

Sebagai contohnya, untuk membuka pintu pesawat kalian perlu mengalahkan daya setidaknya 10.000 pound atau lebih dari 5 ton hanya untuk membuka pintu pesawat secara paksa.

parasut dalam penerbangan

Tidak hanya itu, posisi di luar pesawat juga sangat dingin, besar kemungkinan saat membuka pintu darurat di posisi ketinggian 20.000 – 38.000 kaki penumpang sudah kedinginan duluan kecil kemungkinannya untuk selamat.

Pada kondisi tersebut suhu di luar pesawat bisa menyentuh angka 56.5°C (perkiraan menurut standar ISA, International Standard Atmosphere). Jadi, cukup logis jika suhu tersebut sudah bisa dibilang tidak aman untuk manusia.

Ditambah lagi kecepatan pesawat yang posisinya sedang kencang-kencangnya. Menurut berbagai sumber, kecepatan pesawat komersial itu sekitar 700–800 km/jam.

Bayangkan betapa sulitnya untuk tetap stabil dan loncat dari pesawat yang terbang dengan tingkat kecepatan tersebut.

Selain faktor kondisi pesawat, masalah lain juga muncul dari kepanikan dan kemampuan setiap orang untuk menggunakan parasut.

Ya, jangan dianggap sepele, membuka parasut di ketinggian itu tidak gampang. Bahkan mereka yang profesional juga butuh pelatihan dan training cukup lama sampai mampu menggunakan parasut dengan benar.

Baca juga: 4 Larangan di Pesawat untuk Penumpang Jangan Sampai Dilakukan

Apakah Tidak Ada Upaya Penyelamatan Ketika Terjadi Risiko Kecelakaan Pesawat?

Tentu saja ada, pilot bekerja keras mendaratkan pesawat secara darurat, pramugari alias awak kabin membantu penumpang untuk memakai pelampung dan menenangkan mereka agar tidak panik dan membuka paksa pintu darurat pesawat.

Pada intinya semua sudah ada prosedurnya, pertimbangannya juga matang. Jika posisi pesawat terbang melintasi laut, maka kemungkinan untuk bisa selamat semestinya tetap ada meskipun ini juga tidak bisa dipastikan 100 persen.

Ada begitu banyak faktor yang mempengaruhinya, sebagai tambahan pelampung di pesawat berfungsi untuk memudahkan penumpang yang tidak bisa berenang jika sewaktu-waktu pesawat harus mendarat di wilayah perairan seperti danau atau laut.

Persoalan Berat dan Biaya untuk Penyediaan Parasut di Pesawat

Selain beberapa poin di atas, jika pesawat komersial menyediakan parasut maka ada risiko kelebihan beban yang cukup mengkhawatirkan juga. Sebagai perkiraan, beban 1 parasut itu lebih kurang sekitar 14-18 kg, asumsikan dalam satu pesawat mampu menampung 100 penumpang.

Dengan begitu ada beban tambahan sekitar 1.800 kg untuk membawa parasut. Tentunya ini cukup berisiko, perlu adanya pengecekan ulang terhadap kapasitas yang mampu dibawa oleh pesawat.

Selain itu, harga dari parasut juga tentunya tidak murah. Ini menjadi alasan lain mengapa sampai detik ini tidak ada pesawat komersial yang menyediakan parasut bagi penumpangnya.

Lantas bagaimana jika kita bawa parasut di pesawat?

Membawa parasut sendiri tidak dilarang, tapi membukanya saat kondisi sedang darurat juga tidak akan diperbolehkan. Ini bisa membahayakan penumpang yang lain dan memicu kepanikan.

Semua orang ingin selamat dari kecelakaan, bukan tidak mungkin penumpang akan berebut parasut agar bisa menggunakannya. Pada intinya ini bukanlah ide yang bagus untuk dilakukan.

Baca juga: Memahami Lebih Jauh Seputar Pertolongan Kecelakaan Pesawat

Kenapa Perdebatan Parasut di Pesawat Tidak Kunjung Berakhir?

Persoalan penyediaan parasut bagi penerbangan komersial tampaknya memang sulit untuk berakhir. Sebagian besar orang terutama yang masih awam pasti menganggap terjun dari parasut pasti bisa menyelamatkan penumpang dari dampak kecelakaan.

Hal ini bisa terjadi karena mereka sendiri belum pernah terjun dari ketinggian menggunakan parasut serta tidak memperhitungkan aspek kecepatan pesawat, suhu di luar kabin, tekanan udara, dan lain sebagainya.

Sebagai penjelas, terjun menggunakan parasut memang memungkinkan tapi dengan catatan kecepatan pesawat berada di angka 250 km/jam dan posisinya juga terbang tidak terlalu tinggi.

Aksi lompat dari pesawat dengan parasut yang ada di acara TV atau video youtube menggunakan tipe pesawat khusus skydiving bukan pesawat komersial.

Sejauh ini izin untuk terjun dari ketinggian menggunakan parasut hanya memungkinkan untuk pesawat militer saja. Sekian penjelasan mengenai alasan kenapa pesawat komersial tidak ada parasutnya, semoga bisa bermanfaat.

aircraft pushback towing tracktor

Aircraft Pushback Tractor Kendaraan Khusus Pendorong Pesawat

Pesawat memang punya roda, tapi saat berada di darat burung besi ini hanya bisa bergerak maju tidak bisa mundur apalagi berbelok. Oleh karena itu, untuk menggerakan pesawat dengan lebih mudah dibutuhkan semacam kendaraan khusus yang disebut sebagai aircraft pushback tractor.

Apa itu, bagaimana bisa ada traktor ada di bandar udara? Secara sederhana aircraft pushback tractor adalah kendaraan khusus seperti mobil beroda empat berfungsi untuk menarik pesawat ke bagian apron atau hanggar.

Bukan kendaraan biasa, aircraft pushback tractor ini terhitung powerful bisa mendorong mundur pesawat yang beratnya ratusan ton (mobil biasa tidak bisa melakukannya).

Jadi, pada kesempatan kali ini kita akan mencoba mencari tahu fungsi dari aircraft pushback vehicle dan beberapa hal yang berkaitan dengan kendaraan khusus ini.

Fungsi Aircraft Pushback Tractor yang Mungkin Belum Anda Ketahui

Ada beberapa fungsi aircraft pushback tractor, beberapa di antaranya sebagai berikut.

1. Mempermudah Pergerakan Pesawat ke Hangar

Sebelum melakukan proses maintenance, terlebih dahulu pesawat perlu diangkut manual menggunakan aircraft pushback tractor. Pesawat tidak bisa masuk ke maintenance hangar dalam keadaan mesin menyala. Hal ini disebabkan karena posisi tempat tertutup, tidak aman untuk membiarkan mesin pesawat menyala saat masuk ke hangar.

Tentu, tadi kita sudah tahu bahwa pesawat tidak bisa bergerak dengan bebas saat berada di darat. Aircraft pushback tractor menjadi salah satu kendaraan yang bisa mempermudah pergerakan pesawat sebelum proses maintenance.

2. Pergerakan Pesawat di Area Parkir

Selain itu, traktor pushback juga bisa digunakan untuk mengubah tempat pesawat dari area tertentu ke area yang lain. Bandara normalnya mempunyai gerbang yang berbeda untuk penumpang internasional dan domestik.

Setelah selesai menurunkan penumpang di gerbang internsional, pesawat perlu didorong kembali dari gerbang internasional dan dibawa ke gerbang domestik. Aircraft pushback tractor diandalkan untuk pergerakan ini, karena tentu tidak efisien jika menyalakan mesin jet untuk pergerakan sesingkat itu.

Contoh lain dari pergerakan pesawat adalah reposisi menempatkan ulang pesawat menunju area yang sudah disediakan.

3. Memperbaiki Posisi Pesawat yang Salah

Pesawat tidak bisa ditempatkan secara asal, ada garis dan area yang sudah dirancang sedemikian rupa. Ketika pesawat mendekati area parkir, maka bagian roda depannya harus berada di bagian centerline. Dengan begitu posisinya tidak terlalu menggeser ke samping kiri atau kanan.

Terkadang bagian roda pesawat berhenti di posisi yang salah. Hal ini bisa terjadi ketika marshaller mungkin keliru atau membuat sedikit kesalahan saat memandu pilot memarkirkan pesawat. Apapun alasannya pesawat tidak bisa berbelok dengan sendirinya sehingga membutuhkan aircraft pushback tractor untuk memperbaiki posisi tersebut.

Baca juga: Perbedaan Bandara Internasional dan Bandara Domestik

Spesifikasi dan Hal Teknis Seputar Aircraft Pushback Tractor

Meskipun mempunyai kemampuan yang luar biasa, kendaraan pushback traktor ini juga punya spesifikasi tersendiri. Sebagai contoh aircraft pushback tipe A bisa digunakan untuk mendorong pesawat tipe Boing 737, 747, dan lainnya.

Satu kendaraan tidak bisa digunakan untuk mendorong semua jenis pesawat, karena ada kapasitas dan kemampuan yang bisa di handle oleh kendaraan tersebut.

Spesifikasi Aircraft Towing Tractor/Pushback

Spesifikasi tersebut ditentukan menurut tiga hal, yaitu:

  • Tarikan drawbar: merujuk pada tarikan horizontal yang mampu dilakukan oleh traktor dalam perhitungan kilo Newtons (kN). Semakin besar drawbar pull rating, maka semakin kuat pula kemampuan dari traktor untuk menyeimbangkan berat pesawat yang akan didorong.
  • Berat traktor pushback itu sendiri: mewakili kekuatan traktor untuk menahan posisinya saat mendorong pesawat.
  • Berat maksimum pesawat yang bisa didorong: merujuk pada berat pesawat dan perbandingannya dengan kemampuan dari traktor pushback

Untuk memahami lebih lengkap mengenai kemampuan dorong traktor pushback dan tipe pesawat yang bisa di handle, berikut ini contoh table spesifikasinya:

 

Model Maks. Berat Pesawat (Metrik Ton) Tarikan Drawbar (kN) Berat Traktor (Metrik Ton) Berat Pemberat (Metrik Ton) Tipe Pesawat yang Didukung
Challanger 150 160 101 9 15 Tipe Airbus A320 & Boeing 737
Challanger 280 300 209 24 28 Tipe Airbus A350 & Boeing 787
Challanger 430 380 304 27 43 Tipe Boeing 777
Challanger 550 450 369 50 60 Hingga Boeing 747-800, Jumbo Jet
Challanger 700 600 498 40 70 Hingga Airbus A380, pesawat penumpang terbesar di dunia.
challanger 700 trepel aircraft tractor

Sumber: trepel.com, challanger 700 – aircraft pushback tractor

Catatan: Data dikutip dari spesifikasi traktor pushback yang dibuat oleh Trepel, manufaktur produksi GSE. Informasi ini mungkin bisa berbeda menyesuaikan update tipe terbaru

Sebagai informasi tambahan, petugas yang mengoperasikan aircraft pushback tractor adalah mereka yang bekerja di bidang GSE (Ground Service Equipment) bisa berasal dari staff ground handling atau bagian profesional khusus.

Hal yang pasti mengoperasikan traktor pushback bukanlah hal yang mudah dan harus dilakukan dengan berhati-hati agar tidak terjadi risiko kerusakan atau kecelakaan.

Demikian penjelasan mengenai aircraft pushback tractor, tertarik menjadi salah satu staff operasi pesawat di darat? Persiapkan dirimu untuk mendaftar ke jurusan ground handling di sekolah penerbangan.

taxiway

Taxiway Bandara Bukan Jalur Taxi! Ini Penjelasan yang Benar

Saat pertama kali mendengar istilah “Taxiway”, sebagian besar dari kita yang mungkin beranggapan bahwa itu adalah jalur yang diperuntungkan untuk mobil taxi.

Namun, apa jadinya jika istilah ini ternyata digunakan di bandara tepat di bagian dalamnya, dekat dengan runway dan apron.

Kalau dipikir-pikir ini tidak masuk akal, karena area di sekitar apron dan runway adalah area operasional terbatas tidak mungkin ada taxi yang bisa berlalu lalang di tempat tersebut.

Setelah kami telusuri ternyata taxiway adalah sebutan untuk jalur pesawat yang didesain khusus untuk menghubungkan antara runway dan apron.

Lantas mengapa disebut sebagai taxiway?

Untuk menjawab pertanyaan tersebut, kita perlu mundur ke belakang tepatnya di tahun 1911. Sebagian besar pilot  di era tersebut terbiasa menyebut airplane sebagai taxi. Disebutkan bahwa ini adalah salah satu penyebutan slang, atau ragam bahasa musiman yang digunakan di era tertentu saja.

Alasan mengapa airplane disebut sebagai taxi karena pesawat ini menghabiskan sebagian besar waktunya berputar perlahan di sekitar halaman sekolah penerbangan seperti taksi yang mencari penumpang.

Fungsi, Standar Rancangan, dan Pencahayaan Taxiway

Seperti yang sudah kami sampaikan taxiway berfungsi sebagai jalur penghubung antara apron dan runway atau sebaliknya. Semua bandara mempunyai taxiway baik itu bandara kecil, sedang, maupun besar.

Hal ini bertujuan agar  operasional pesawat lebih aman dan sesuai dengan prosedur yang sudah ditentukan.

Meskipun jalur ini tidak terlalu panjang, tetap saja pembuatannya tidak bisa sembarangan. Menurut ketentuan ICAO, berikut ini syarat perancangan taxiway:

  • Terdapat wheel clearance
  • Kemiringan dan jarak pandang yang memadai
  • Lebar taxiway yang sesuai standar
  • Taxiway dengan tanda dan simbol tertentu
  • Pengukuran jarak yang tepat menghubungkan runway dan apron

Selain rancangan khusus, taxiway bandara juga perlu dilengkapi dengan sistem pencahayaan yang baik. Tujuan utamanya agar pilot tidak terkendala saat mengendalikan pesawat dalam kondisi visibilitas yang rendah di sekelilingnya karena kabut atau kondisi tak terduga lainnya.

Bandara yang beroperasi dalam jarak pandang rendah wajib mempunyai lampu di garis tengah dengan warna mencolok seperti hijau pada bagian taxiway utama dan lampu berwarna biru di bagian tepi taxiway kecil.

Sementara itu, bandara yang beroperasi di malam hari namun tidak mempunyai jarak pandang rendah bisa menggunakan sistem penerangan garis tengah lampu hijau dan tepi biru atau mengkombinasikan keduanya sesuai dengan kebijakan operator bandara.

Tanda Garis dan Simbol yang Terdapat Pada Area Taxiway Bandara

Tidak hanya dipenuhi oleh cahaya di malam hari, melainkan taxiway juga punya beberapa simbol dan garis-garis tertentu untuk mempermudah pilot dalam mengoperasikan pesawat di sekitar area ini. Sebagai pengetahuan tambahan, berikut ini beberapa informasi mengenai tanda garis dan simbol yang ada pada taxiway.

rambu rambu taxiway bandara

Garis Hold Short Markings

Hold short markings adalah garis lurus berwarna kuning yang dibuat membentuk isyarat tertentu. Sisi putus-putus garis ini

selalu menghadap ke landasan pacu, saat pilot melihat tanda ini mereka langsung tahu ini adalah tanda mereka harus berhenti. Istilah “hold short” atau tunggu sebentar berasal dari instruksi radio dari air traffic controller.

Pilot perlu menunggu aba-aba dari ATC untuk menggerakan pesawat menuju area runway. Biasanya hold short marking dikombinasikan dengan tanda tertentu yang menunjukkan nomor dari landasan pacu. Tulisan ini dibuat dengan latar merah dan angka dicat putih agar lebih mudah untuk dilihat

Tanda ILS

ILS merupakan kepanjangan dari Instrument Landing System. Tanda ILS dibuat dengan garis solid berwarna kuning dengan jarak tertentu. Saat pilot melintas di taxiway dengan tanda “ILS”, maka mereka wajib berhenti.

Hal ini bertujuan agar tidak ada bagian pesawat yang melampaui tanda holding position. ATC akan memberikan instruksi kepada pilot untuk menunggu sebentar sampai seluruh bagian pesawat telah melewati tanda holding position yang sudah ditentukan.

Non-Movement Area Boundary

Area yang ditandai dengan garis kuning putus-putus, ketika pilot lewat di bagian ini maka mereka perlu menghubungi ATC untuk meminta pengecekan kondisi apakah sudah clear dan aman untuk masuk ke area taxiway.

Tentunya itu baru beberapa contoh kecil tanda dan simbol yang ada di area sekitaran runway. Tentunya simbol semacam ini hanya bisa diketahui oleh pilot dan ATC saja. Dari penjelasan di atas sepertinya kita juga bisa tahu, apapun kondisinya pilot tidak bisa bergerak seenaknya.

Mereka sangat bergantung dengan ATC, di sini komunikasi dan koordinasi sangatlah vital untuk memastikan operasional penerbangan berjalan dengan baik.

Selain itu, kita juga bisa memahami meskipun area taxiway berperan sebagai penghubung saja namun fungsinya sangatlah penting dalam penerbangan. Tanda taxiway maka akan sangat sulit untuk melakukan take off dan landing dengan aman terlebih lagi ada banyak pesawat yang beroperasi di bandara tersebut.

bandara internasional

Perbedaan Bandara Internasional dan Bandara Domestik

Meskipun sama-sama bandar udara, ada perbedaan yang besar antara bandara internasional dan domestik. Salah satu hal yang mudah untuk diketahui adalah fasilitas penerbangannya seperti ukuran landasan, kapasitas di dalam bandara, dan sebagainya.

Perbedaannya ada dua, jadi semestinya cukup mudah untuk mengetahui mana  bandar udara internasional dan domestik. Namun, tentunya tidak ada salahnya untuk mempelajari lebih mendalam definisi dari keduanya.

Secara sederhana, bandara internasional merupakan bandar udara yang menyediakan route penerbangan ke berbagai negara di dunia.

Selain itu, fasilitas penerbangan ini juga sudah dilengkapi dengan pabean (custom), imigrasi, dan karantina (quarantine).

Sementara itu, bandara domestik hanya melakukan perjalanan dalam negeri. Fasilitas seperti pabean, imigrasi, dan karantina normalnya tidak ada di jenis bandara ini.

Bedanya Bandara Internasional dan Domestik

Ingin memahami lebih jauh perbedaan dari bandara internasional dan domestik? Berikut ini sudah kami siapkan pembahasan lebih lengkapnya:

1. Jalur dan Rute Penerbangannya

Bandar udara internasional mampu menyediakan layanan penerbangan jarak jauh ke berbagai negara di dunia. Ya, lagipula ini disebut sebagai “Internasional”, sudah pasti route-nya berarti dari Indonesia ke negara tertentu sesuai dengan apa yang tersedia di bandara tersebut.

Ambil contoh mudah, bandara internasional Soekarno Hatta bisa melakukan perjalanan ke berbagai destinasi seperti Kuala lumpur, Hong Kong, Bangkok, Doha, Madinah, Tokyo, Seoul, Sydney, dan sebagainya.

bandara abdurahman saleh

 

Seperti yang bisa kalian perhatikan, rute utamanya adalah ibu kota dari negara tertentu. Ini adalah salah satu ciri khas bandara internasional yang tidak bisa dilakukan di bandara domestik.

Baca juga: Memahami Lebih Jauh Rute Penerbangan dan Transit Pesawat

Sementara itu, bandara domestik atau dalam negeri hanya melayani rute penerbangan lokal. Sebagai contoh, rute dari Jakarta ke Malang, Aceh, Papua, Jambi, NTT, dan sebagainya.

Hal yang perlu dicatat, terkadang bandara internasional juga tidak melayani seluruh negara, apalagi jika rute penerbangannya non-stop tanpa transit ini cukup jarang.

Sebagai contoh jika kalian ingin berkunjung ke Greenland atau negara yang lokasinya sangat jauh dari Indonesia maka nantinya ada proses transit, maskapai tersebut akan melimpahkan penumpang ke maskapai lainnya untuk melanjutkan perjalanan ke negara yang dituju.

Selain itu, bandara internasional bisa melayani penerbangan domestik, tapi bandara domestik tidak bisa melakukan penerbangan internasional.

2. Fasilitas

Selain rute, bandara internasional dan domestik juga bisa terlihat perbedaanya dari segi fasilitas yang tersedia. Pertama dari segi skala dan kapasitas, bandar udara internasional pasti lebih besar dan lengkap jika kita bandingkan dengan domestik.

bandara internasional juanda

Selain ukuran, ada perbedaan juga di jumlah fasilitas tersebut. Sebagai contoh, bandara domestik normalnya hanya memiliki 2 terminal, sedangkan bandara internasional bisa 3-4 teriminal.

Selanjutnya mengenai tiga fasilitas dan layanan utama, yaitu pabean, imigrasi, dan karantina. Lebih kurang seperti ini penjelasannya:

  • Pabean (custom): Adalah instansi yang mengawasi dan mengurus bea impor dan ekspor. Jika ada barang yang masuk atau dikirim ke luar negeri maka harus melalui proses ini, tentu hanya bandara internasional yang menyediakannya
  • Imigrasi: Memproses pemindahan penduduk negara lain ke negara tertentu untuk menetap.
  • Karantina: pengecekan dan pemeriksaan untuk penumpang, hewan, tumbuhan, dan penumpang memastikan semuanya aman dan sesuai standar

Ya, ketiga fasilitas ini wajib tersedia di bandara internasional dan tidak ada di bandara domestik.

Baca juga: Fasilitas Bandara dan Pesawat untuk Penyandang Disabilitas

Contoh Bandara Internasional dan Domestik Di Indonesia

Setelah memahami perbedaan dari kedua jenis bandara ini, selanjutnya mari kita pahami sebenarnya apa saja contoh dari bandara internasional dan domestik di Indonesia.

Bandar Udara Internasional:

  • Bandara Frans Kaisiepo, Papua
  • Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur
  • Bandara Soekarno Hatta, Jakarta
  • Bandara Ahmad Yani, Semarang
  • Bandara Juanda, Surabaya
  • Bandara Husein Sastranegara, Bandung
  • Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali

Bandar Udara Domestik

  • Bandara Abdurrahman Saleh, Malang
  • Bandara Aboyaga, Papua
  • Bandara Alas Leuser, Aceh
  • Bandara Bokondini, Papua
  • Bandara Ubrub, Papua
  • Bandara Pangsuma, Kalimantan Barat

Bagaimana Kualitas Layanan Bandara Internasional dan Domestik?

Meskipun ada perbedaan dari segi rute dan fasilitas yang tersedia, soal kualitas semestinya tetap sama-sama bagus. Setiap bandar udara yang beroperasi standarnya mengacu pada hal yang sama yaitu pedoman ICAO (Organisasi Sipil Penerbangan). Selain itu, disesuaikan juga dengan perundang-undangan nasional.

Tidak ada yang perlu diperdebatkan, setiap bandara mempunyai fungsi yang sama-sama penting untuk menunjang mobilitas masyarakat menjadi lebih mudah, cepat, dan aman ke wilayah tertentu baik itu di dalam negeri maupun internasional.

Semoga penjelasan ini bisa bermanfaat. Bagi yang tertarik untuk kerja di bandara ada baiknya untuk mempersiapkannya dari pendidikanya dulu. Kalian bisa mendaftarkan diri di sekolah penerbangan, untuk saat ini gelombang pendaftaran belum dibuka. Nantikan informasi terupdate mengenai registrasi taruna-taruni baru melalui website ini.

cuaca ekstrem bandara

Antisipasi dan Tindakan Bandara Menghadapi Cuaca Ekstrem

Pernahkah kalian penasaran persiapan seperti apa yang akan dilakukan bandara jika terjadi cuaca ekstrem? Badai, panas yang terik, angin yang begitu kencang, bahkan kondisi bersalju. Bandar udara menghadapi alam untuk tetap bisa beroperasi sebagaimana mestinya dengan aman.

Tentunya di Indonesia tidak ada musim dingin jadi hanya ada dua tantangan kalau tidak hujan pasti panas. Sejauh ini cuaca yang paling berbahaya di negara kita adalah badai petir disertai dengan hujan deras, ini sudah pasti menghambat operasional penerbangan.

Pada kesempatan kali ini kami ingin sedikit menjelaskan apa yang dilakukan bandara di berbagai negara saat menghadapi cuaca ekstrem. Siapa tahu kalian berminat bekerja di bandara, ini bisa menjadi informasi singkat yang sedikit bermanfaat.

Hadapi Cuaca Ekstrem, Ini Tindakan Bandara agar Semuanya Tetap Aman

Untuk mempermudah pembahasan ini, kami akan membaginya menurut kondisi cuaca yang mungkin dihadapi oleh bandar udara. Mari kita mulai dari yang paling umum dulu.

cuaca ekstrem pesawat

1. Badai Petir

Pertama, kondisi cuaca yang cukup umum yaitu badai petir dan hujan deras. Sebagian besar penerbangan mengalami delay karena masalah cuaca ekstrem seperti ini.

Bandar udara menerapkan prosedur khusus, pertama memberitahu kepada para calon penumpang bahwa ada kemungkinan keterlambatan.

Selain itu, petugas juga diminta untuk ekstra siaga memastikan kondisi runway aman, pesawat tetap dicek rutin untuk menghindari masalah kelistrikan dan sebagainya.

 

Meskipun secara umum pesawat bisa beroperasi saat hujan, namun kondisi ekstrem seperti angin yang kencang dan petir yang cukup besar bisa sedikit mengganggu.

Seperti biasa, pilot sebelum terbang wajib mengetahui kondisi cuaca terbaru melalui laporan dari ATC. Staff ATC memeroleh data tersebut dari BMKG nasional mengenai laporan perkiraan cuaca, dan hal yang perlu diperhatikan sesuai prosedur.

Apabila sekiranya rute awal kurang aman, maka penerbang bisa menjadwalkan pergantian rute meskipun sedikit lebih jauh selagi aman maka semstinya ini yang diutamakan.

Penerbang juga diminta untuk ekstra siaga, memperhatikan jarak pandang karena saat kondisi hujan pasti ada pengurangai visibilitas. Ada kemungkinan besar pesawat hilang kontak karena masalah badai dan menembus awan kumulonimbus yang berbahaya.

2. Panas Terik yang Ekstrem

Penerbangan yang delay karena badai sudah terlalu umum, tapi tahukah Anda cuaca panas ekstrem (extreme heat) juga bisa mengganggu penerbangan? Kondisi ini biasanya terjadi ketika suhu di di suatu wilayah sangat panas acuannya berkisar antara 48 – 49 derat celcius.

Sebenarnya penjelasan dibalik keterlambatan jadwal penerbangan karena panas sedikit sulit dijelaskan. Hal ini tidak secara langsung menghambat pesawat untuk terbang, hanya saja lebih berkaitan dengan densitas atau kepadatan udara.

Singkatnya, semakin panas udara maka lebih tipis pula kepadatannya sehingga membuat pesawat kesulitan untuk kepas landas dan mendarat dengan aman.

Menurut Lou McNally profesor meteorologi terapan di Embry-Riddle Aeronautical University, saat gaya angkat udara lebih sedikit,maka pesawat membutuhkan lebih banyak hal lain untuk bisa lepas landas dan terbang. Hal lain tersebut yaitu jarak pada landasan pacu, kecepatan yang lebih untuk mendarat, dan sebagainya.

Selain itu, Patrick Smith seorang pilot sekaligus penulis buku “Cockpit Confidential” juga menambahkan bahwa tingginya suhu udara membuat pesawat akan naik pada tingkat elevasi yang lebih rendah. Oleh karenanya, untuk mengimbangi kondisi ini pesawat membutuhkan sayap yang lebih lebar dan daya dorong yang lebih besar.

Inilah alasan mengapa bandara memutuskan untuk mengumumkan keterlambatan atau delay saat cuaca ekstrem terjadi.

Baca juga: Definisi Bandar Udara Hingga Bagian-bagian Terpentingnya

3. Angin Kencang

Sebenarnya ini bukan bagian dari cuaca secara umum, hanya saja angin yang kencang kondisinya lebih tak tertebak dan bisa mengganggu operasional penerbangan terutama saat landing atau pendaratan.

Kondisi angin kencang bisa terjadi kapan saja, bahkan laporan cuaca tidak menjelaskan secara spesifik mengenai seberapa kencang angin yang akan tertiup sekian jam dari sekarang.

Ya, terkadang pilot sudah bersiap untuk mendarat tapi tiba-tiba angin berhembus sangat kencang membuat kondisi pesawat tidak stabil. Pada akhirnya pilot perlu memutar arah sampai kondisi sekitar bandara sudah aman. Ingat, dalam penerbangan keselamatan dan keamanan adalah prioritas, pilot dituntut untuk bisa mengambil keputusan seperti ini.

4. Cuaca Ekstrem Badai Salju

Selain ketiga kondisi di atas, ada satu masalah cuacan ekstrem lainnya yang harus dilalui oleh bandara di beberapa negara khususnya kawasan di Benua Eropa. Bandara mempersiapkan beberapa peralatan dan kendaraan khusus untuk meminimalisir penumpukan salju saat musim dingin.

Dari sekian banyaknya kondisi, bisa jadi musim dingin adalah salah satu cuaca yang cukup serius. Apalagi jika sampai terjadi badai salju bandara bisa saja tidak beroperasi sama sekali demi alasan keselamatan dan keamanan sampai kondisi membaik.

Meskipun demikian, jika kondisinya ringan pilot masih bisa menerbangan pesawat dalam kondisi seperti ini. Tentunya hanya mereka yang sudah profesional saja yang mampu melakukan navigasi di kondisi bersalju dimana visibilitas sangatlah rendah.

Baca juga: Cara Pesawat Mendarat Itu Tidak Mudah! Begini Prosedurnya

Itu dia penjelasan mengenai cara bandara menghadapi cuaca ekstrem, semoga informasi ini bisa menambah wawasan pembaca. Sampai jumpa lagi di pembahasan berikutnya, temukan informasi menarik lainnya seputar penerbangan di STTKD.

apron bandara

Pengertian Apron Bandara Kawasan Operasional Terbatas

Apron bandara bagian penting untuk operasional penerbangan. Tidak banyak yang bisa masuk ke area ini, cukup wajar jika hanya beberapa orang yang mengetahui istilah tersebut.

Secara sederhana apron adalah tempat khusus di bandara berfungsi untuk memarkirkan pesawat, mengangkut barang, dan menaikkan penumpang ke pesawat. Di luar negeri apron juga seringkali disebut sebagai ramp area, meskipun penyebutannya beda definisinya lebih kurang sama.

Saat akan naik ke pesawat kalian tanpa sadar sedang berada di area apron, hanya saja memang tidak diperbolehkan untuk membawa kendaraan pribadi atau berlalu lalang dengan bebas di kawasan ini.

Nanti kita bahas kenapa area apron sangat dibatasi aksesnya serta bagaimana undang-undang mengatur mengenai regulasi tersebut.

Rancangan Kompleks di Balik Kelancaran Operasional Apron di Bandara

Setiap bagian bandara termasuk apron atau ramp tidak dibuat secara sembarangan. Acuannya jelas mengikuti standar organisasi penerbangan sipil ICAO dan kesepakatan berbagai negara di dunia.

Ada rancangan yang kompleks di balik pembuatan apron bandara. Dimulai dari faktor inti dan bagian penting yang perlu diperhatikan seperti:

  • Tipe dan ukuran pesawat yang akan menggunakan apron
  • Volume traffic yang akan berlangsung di apron
  • Kebutuhan keselamatan dan keamanan
  • Kebutuhan efisiensi dan kemudahan

Selanjutnya, mari kita perdalam sedikit poin-poin penting dalam penentuan apron bandara.

apron bandara adalah

Keselamatan: Apron bandara sebaiknya dapat meminimalisir risiko kecelakaan dan cedera. Bagian ini termasuk penentuan jarak yang cukup agar pesawat satu dengan yang lain tidak saling menabrak saat parkir, penerangan dan tanda peringatan yang memadai.

Keamanan: Aspek lainnya yang harus terpenuhi dalam desain apron bandara adalah pembatasan akses untuk meningkatkan standar security. Hanya petugas bandara atau mereka yang telah mempunyai izin saja yang bisa beraktivitas di area apron. Implementasinya seperti pemasangan pagar pengaman, gerbang, dan kamera keamanan.

Kemudahan: Terakhir adalah aspek kenyamanan dan kemudahan. Sebagai salah satu area yang cukup sibuk, apron haruslah minim hambatan dan bisa menunjang kebutuhan operasional pesawat seperti pengangkutan kargo, aman dan selamat bagi penumpang, dan berbagai hal penting lainnya.

Baca juga: Apa Itu Landasan Pacu atau Runway di Bandara?

Jenis Apron yang Umumnya Ada di Bandara

Tidak banyak yang tahu apron itu sebenarnya ada dua jenis, yaitu apron terbuka dan tertutup. Perbedaannya terletak pada desainnya:

  • Apron terbuka: posisinya terletak tepat di sebelah gedung terminal. Nantinya, penumpang berjalan langsung melintasi apron untuk naik ke pesawat. Pada umumnya desain apron terbuka seperti ini banyak digunakan pada bandara ukuran kecil hingga sedang.
  • Apron tertutup: desain apron yang dirancang untuk area yang lebih luas. Untuk sampai ke pesawat, penumpang perlu melintasi garbarata atau jet bridges sampai ke bagian pintu pesawat.

Terlepas dari perbedaan desain, keduanya tetap memenuhi ketiga aspek di atas yaitu keselamatan, keamanan, dan kemudahan untuk mendukung kelancaran operasional pesawat.

Mengapa Apron Bandara Disebut Area Terbatas?

Bagian apron bandara termasuk ke dalam airside , bagian bandara yang aktif untuk aktivitas penerbangan. Bisa ditebak, ada banyak pesawat yang bolak-balik di area ini, jadi bisa dikatakan kawasan apron cukup berbahaya dan memang bukan untuk umum.

Anda tidak bisa mengemudikan mobil pribadi di area apron kecuali memang sudah mendapatkan persetujuan resmi dari bandara.

Beberapa risiko yang bisa terjadi jika masuk ke area apron tanpa izin:

  • Berbahaya karena bisa menyebabkan pesawat yang sedang beroperasi
  • Adanya risiko bisa terkena semburan mesin jet pesawat (jet blast)
  • Melanggar ketentuan undang-undang bisa dikenai sanksi serius

Menurut undang-undang nomor 1 tahun 2009 tepatnya pasal 435 dijelaskan bahwa:

“Setiap orang yang masuk ke dalam pesawat udara, daerah keamanan terbatas bandar udara, atau wilayah fasilitas aeronautika secara tidak sah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 344 huruf c dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun atau denda paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).”

Jika kalian masih mengingatnya beberapa bulan yang lalu sempat ada kejadian viral mobil Toyota Alphard masuk ke area apron bandara Soekarno – Hatta. Mobil tersebut adalah kendaraan operasional Kemenkeu RI.

Sudah dijelaskan oleh pihak Angkasa Pura bahwa masuknya mobil MPV tersebut ke area apron sudah mendapatkan izin dan pengamanan ketat oleh AVSEC. Jadi, hal ini secara keseluruhan memang diperbolehkan.

Pengamanan di area apron sangatlah ketat, hal ini bertujuan agar pelanggaran dan hal yang membahayakan penerbangan bisa diminimalisir dengan lebih baik. Jadi, kami harap sebagai masyarakat umum Anda tidak melakukan pelanggaran seperti ini, demi keselamatan penerbangan bersama.

Demikian penjelasan mengenai apron bandara, semoga informasi ini bisa bermanfaat bagi pembaca. Temukan informasi menarik lainnya di halaman berita STTKD.

bandar udara

Definisi Bandar Udara Hingga Bagian-bagian Terpentingnya

Kita semua tahu bandara/bandar udara adalah fasilitas umum yang dibuat untuk operasional pesawat udara termasuk pembelian tiket, pengecekan barang bawaan, sampai aktivitas inti lepas landas dan pendaratan pesawat udara

Bangunan ini dibangun di atas lahan yang sangat luas. Menurut berbagai sumber Bandar Udara Soekarno-Hatta itu luasnya sekitar 18 km² atau 2.555 hektar.

Bandara ini punya mempunyai 2 landasan paralel yang dipisahkan oleh 2 taxiway sepanjang 2.4 km. Bicara soal luas bandar udara, apakah kalian pernah merasa penasaran ingin tahu bagian-bagian apa saja yang ada di bandara?

Tentunya ini pengetahuan yang cukup penting, siapa tahu di masa mendatang kalian bisa menjadi staff bandara atau bagian dari tenaga profesional yang kerja di bandar udara.

6 Bagian Utama yang Ada di Bandar Udara, Mari Pelajari Bersama

Setiap bagian yang ada di bandar udara punya fungsi yang berbeda-beda. Secara umum, bandara terbagi menjadi dua sisi yaitu air side dan land side. Berikut ini penjelasan singkat mengenai keduanya.

bandar udara soekarno hatta

Air Side

Bisa kita artikan sebagai bagian dari bandara yang berhubungan dengan operasional inti pesawat yaitu take off (lepas landas) dan landing (pendaratan).

1. Runway

Runway adalah landasan pacu berbentuk persegi panjang dengan ukuran tertentu di lokasi bandara.

Jika kita melihat runway di bandar udara internasional seperti Soekarno-Hatta maka panjangnya berada di angka 3,000 m dengan lebar 60 m. Penentuan panjang minimal dan spesifikasi fasilitas runway ditentukan oleh ICAO.

Sebagai catatan tambahan, runway sangat berpengaruh penting dalam kelancaran landing dan take-off pesawat. Alasannya, beberapa jenis pesawat berukuran raksasa seperti Airbus A380-800 membutuhkan spesifikasi runway yang memadai agar bisa beroperasi sebagaimana mestinya.

Runway tidak dibuat polosan, melainkan ada garis dan juga lampu-lampu khusus untuk mempermudah pilot saat mendaratkan pesawat.

Baca juga: Mengenal Istilah Foreign Object Debris (FOD) dalam Penerbangan

2. Apron

Selanjutnya, ada bagian apron atau bisa kita sebut sebagai tempat parkir pesawat, pelataran pesawat tergantung bagaimana kalian menyebutnya. Secara umum fungsi dari apron di bandara selain untuk parkir yaitu untuk menaikkan, menurunkan penumpang, mengangkut kargo, pengisian bahan bakar, hingga maintenance.

Masih mengambil contoh Bandara Soekarno-Hatta, luas bagian apronnya terbagi menjadi dua berikut perkiraannya terminal 1 seluas 312,522 m² dan terminal 2 dengan luas  564,000 m².

3. Taxiway

Taxiway adalah landasan penghubung antara landasan pacu dengan pelataran pesawat, kandang pesawat, terminal atau fasilitas lainnya di bandar udara. Barusan kami cek di wikipedia nama lainnya adalah landasan gelinding. Sebagian besar taxiway permukaannya keras seperti aspal dan beton. Sementara itu, untuk bandara berukuran kecil biasanya hanya menggunakan batu kerikil atau rumput.

4. Control Tower

Control tower adalah menara kontrol berfungsi untuk mengamati dan memastikan operasional pesawat berjalan dengan lancar. Menara in digunakan oleh para ATC (Air Traffic Controller) untuk menjalankan tugasnya, berkomunikasi dengan pilot dan memandu mereka agar bisa lepas landas dan mendarat dengan aman di area bandara.

Sebagai catatan, aerodrome control tower ini mempunyai ukuran yang berbeda-beda. Ada yang besar dan kecil, biasanya menyesuaikan dengan ukuran bandar udara.

Land Side

Beralih ke bagian bandara lainnya yaitu land side bagian di bandara yang digunakan untuk kegiatan mobilitas para penumpang sebelum mereka naik ke pesawat. Land side di bagi menjadi tiga, berikut ini beberapa di antaranya:

1. Airport Terminal

Airport terminal adalah bangunan tempat untuk memfasilitasi penumpang urusan perjalanan udara seperti pembelian tiket, pemeriksaan tiket, dan sebagainnya. Terminal bandara juga bisa kita artikan sebagai tempat di mana penumpang berpindah antara transportasi darat dan fasilitas yang memperbolehkan mereka menaiki dan meninggalkan pesawat.

Baca juga: Fasilitas Bandara dan Pesawat untuk Penyandang Disabilitas

2. Curb

Curb atau kerb adalah area untuk memudahkan penumpang naik dan turun dari kendaraan (umumnya mobil) untuk menuju atau meninggalkan terminal bandara. Dengan adanya fasilitas ini, maka penumpang bisa lebih mudah untuk masuk ke area bandara atau keluar dari tempat tersebut menggunakan kendaraan pribadi, taxi, atau sejenisnya.

3. Tempat Parkir Kendaraan

Terakhir, ada tempat parkir kendaraan untuk memberikan kemudahan bagi para penumpang yang membawa mobil atau transportasi pribadi bisa menggunakan layanan parkir inap yang sudah disediakan.

Area parkir di bandara terbilang sangat luas, sebagai catatan layanan parkir ini tidaklah gratis. Mereka yang menggunakan fasilitas ini perlu membayar biaya parkir sesuai dengan ketentuan yang ada. Adapun untuk estimasi tarif parkirnya mulai dari Rp6.000 per jam.

Bagian Bandar Udara Lainnya

Selain beberapa bagian di atas, berikut ini beberapa tambahan lainnya yang masih termasuk bagian dari bandara.

  • De-icing area
  • Pre-Threshold area
  • Precision approach path indicator
  • Runway designator
  • Centre line
  • Touchdown zone
  • Aiming point
  • Runway threshold
  • Stop way
  • Holding position
  • Helicopter stand
  • Fire station

Demikian penjelasan mengenai bagian-bagian bandara, semoga penjelasan ini bisa memberikan manfaat bagi pembaca. Tertarik mempelajari lebih jauh seputar penerbangan? Nantikan gelombang pendaftaran terbaru dari STTKD, pilih jurusan penerbangan yang sesuai dengan minat kalian tahun depan ya.

landasan pacu bandara

Apa Itu Landasan Pacu atau Runway di Bandara?

Sebelumnya kita sudah membahas mengenai bagian-bagian bandara. Namun, hanya sekilas saja. Pada kesempatan kali ini, kami akan membahas salah satu bagian bandara tersebut dengan lebih lengkap, kita mulai dari runway atau landasan pacu pesawat.

Kalian mungkin sudah menyadarinya, saat naik pesawat ada sebuah area yang begitu lapang sebelum pesawat lepas landas. Bagian inilah yang kita sebut sebagai landasan pacu pesawat.

Pengertian Runway dan Fungsinya

Runway adalah area khusus yang berfungsi untuk mempermudah pesawat untuk melakukan lepas landas. Bagian ini berbentuk persegi panjang dengan standar ukuran tertentu. Landasan pesawat terbuat dari material asphalt dan beton, dirancang dengan baik untuk memastikan runway mampu menahan beban puluhan sampai ratusan ton.

Dalam dunia penerbangan penting untuk memastikan bahwa runway tidak terhambat misalnya karena FOD (Foreign Object Debris), barang tertentu, atau kendaraan tertentu.

Jalur landasan pacu harus clear dan aman, hal ini juga merupakan bagian dari upaya memastikan keselamatan penerbangan saat akan take-off. Karena, bukan tidak mungkin masalah atau hambatan pada runway bisa menyebabkan pesawat gagal lepas landas. Dalam kondisi tertentu, hal ini cukup berbahaya dan bisa mengakibatkan risiko kecelakaan.

Bagian Runway Bandara dan Penjelasan Singkatnya

Tidak banyak yang tahu ada beberapa bagian lainnya yang ada di landasan pacu bandara. Berikut ini beberapa di antaranya:

runway landasan pacu

Sumber: internet

  • Runway shoulder, adalah bahu landasan sebuah pembatas yang ada di akhir tepi perkerasan runway. Bagian ini dirancang untuk menahan erosi dari hembusan jet dan sebagai jalur untuk ground vehicle.
  • RESA (Runway and Safety Area), merupakan daerah simetris perpanjang dari garis tengah landasan menjadi pembatas ujung runway strip.Bagian ini berfungsi untuk mengurangi risiko kerusakan pesawat saat kegiatan take off
  • Clearway, adalah daerah di ujung runway yang disepakati sebagai daerah aman bagi pesawat untuk mencapai ketinggian tertentu
  • Stopway, merupakan area khusus yang membentuk segiempat terletak di akhir bagian landing berfungsi sebagai tempat berhenti pesawat ketika terjadi pembatalan take off
  • Turning area, adalah bagian runway yang digunakan untuk pesawat agar bisa melakukan gerakan memutar saat parkir di apron atau keperluan lain
  • Runway strip, area bergaris yang terdapat di runway bagian tengah untuk mempermudah jalannya proses take off

4 Jenis Landasan Pacu Bandara yang Ada di Dunia

Mungkin tadinya kalian mengira runway itu hanya satu jenis saja, tapi sepertinya anggapan tersebut keliru. Menurut berbagai sumber, ada beberapa jenis konfigurasi runway yang digunakan oleh berbagai bandara di dunia. Berikut ini beberapa di antaranya.

  1. Landasan pacu tunggal: landasan pacu yang terdiri dari satu jalur panjang untuk lepas landas dan mendarat. Jenis runway ini biasanya digunakan untuk bandara regional kecil dan sedang.
  2. Landasan pacu berpotongan: tipe runway yang terdiri dari dua atau lebih jalur yang bersilangan. Jenis landasan pacu ini banyak digunakan pada daerah dengan angin kencang dan ruang yang terbatas. Tujuan memilih intersecting runway adalah memastikan landasan pacu bisa dioperasikan secara independen dari arah angin
  3. Landasan pacu paralel: tipe konfigurasi runway yang terdapat lebih dari satu landasan pacu dan terletak di sudut yang sama
  4. Landasan pacu open-V: konfigurasi landasan pacu dengan dua jalur tidak berpotongan melainkan membentuk huruf V. Bergantung pada kondisi angin,umumnya hanya satu runway saja yang dapat beroperasi dalam satu waktu

Standar Penentuan Landasan Pacu Bandara

Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, sebagian bagian penting dalam bandara penentuan spesifikasi runway tidak bisa ditentukan secara asal.

Pembuatan landasan pacu pesawat haruslah memenuhi persyaratan teknis dan operasional yang telah ditentukan oleh ICAO, detailnya bisa kalian lihat pada bagian annex 14.

Secara sederhana berikut ini beberapa persyaratan teknis dan operasional yang harus terpenuhi dalam pembuatan runway bandara:

Syarat Teknis, bidang kemiringan slope memenuhi kriteria:

  • Kemiringan melintang efektif maksimal 1,5 persen
  • Kemiringan memanjang efektif maksimal 1 persen
  • Jarak perubahan antar kemiringan 45 m, disarankan untuk memilih jarak 100 – 300 m untuk mengurangi risiko gelombang dan perubahan kemiringan.

Syarat operasional, meliputi bagian sudut pendaratan pesawat udara:

  • Sudut pendaratan 2 persen untuk pesawat udara jenis jet
  • Sudut pendaratan 4 persen untuk pesawat jenis baling-baling

Bidang transisi (transitional slope):

  • Transitional slope 1:7 untuk pesawat jet
  • Transitional slope 1:5 untuk pesawat udara baling-baling

Baca juga: Ketahui Jenis Pesawat Terbang Menurut Fungsi dan Tipenya!

Demikian penjelasan mengenai runway di bandara, semoga bisa bermanfaat. Tertarik untuk mempelajari lebih jauh lagi seputar topik penerbangan? Persiapkan dirimu untuk mendaftar ke sekolah penerbangan STTKD. Sesuaikan jurusan yang sesuai dengan minat kalian ya.