Mitigasi Kecelakaan – Kebakaran di Pesawat
Kecelakaan pesawat terbang merupakan peristiwa tragis yang sering kali menimbulkan dampak mendalam bagi keluarga korban, komunitas, dan dunia penerbangan secara keseluruhan. Setiap kecelakaan, betapapun kecilnya, membawa pelajaran berharga yang dapat meningkatkan keselamatan penerbangan di masa mendatang. Kecelakaan pesawat terbang salah satunya kebakaran di pesawat dapat disebabkan oleh berbagai faktor, baik teknis maupun non-teknis. Faktor teknis meliputi kerusakan mesin, kegagalan sistem navigasi, atau masalah pada struktur pesawat.
Sementara itu, faktor non-teknis dapat berupa kesalahan manusia (human error), cuaca buruk, atau bahkan tindakan sabotase. Insiden kebakaran di dalam pesawat, meskipun jarang terjadi, dapat menimbulkan konsekuensi yang sangat fatal. Ruang kabin yang terbatas, material yang mudah terbakar, dan sulitnya proses evakuasi di ketinggian menjadikan setiap percikan api sebagai ancaman serius. Kombinasi dari beberapa faktor juga dapat menjadi penyebab terjadinya kecelakaan.
Kebakaran di pesawat adalah situasi yang sangat berbahaya, tetapi dengan sistem pemadam kebakaran yang canggih dan pelatihan awak kabin yang memadai, risiko dapat diminimalkan. Penting bagi penumpang untuk selalu mematuhi instruksi awak kabin dan tidak membawa barang-barang yang dilarang ke dalam pesawat untuk mencegah terjadinya kebakaran.

Kecelakaan Pesawat – Kebakaran di Pesawat – Japan Airlines A350 terbakar setelah bertabrakan dengan pesawat Panjaga Pantai di Bandara Haneda, Tokyo oada 2 Januari 2024. (Issei Kato/Reuters)
Jenis atau Kategori Kebakaran di Pesawat
Kebakaran di dalam pesawat dapat terjadi kapan saja dan memerlukan respons cepat serta tepat. Kebakaran ini dikategorikan berdasarkan jenis bahan yang terbakar. Berikut adalah kategori kebakaran yang sering dihadapi:
Kebakaran Kelas A
Kebakaran Kelas A melibatkan bahan padat seperti kertas, kain, atau plastik. Contoh kejadian termasuk kebakaran pada kursi penumpang atau peralatan kabin. Kebakaran ini biasanya ditandai dengan nyala api dan asap yang tebal, sehingga memerlukan tindakan segera untuk mencegah penyebaran lebih lanjut.
Kebakaran Kelas B
Kebakaran Kelas B melibatkan cairan yang mudah terbakar seperti bahan bakar pesawat, minyak, atau pelumas. Kebakaran ini sangat berbahaya karena cairan tersebut dapat menyebar dengan cepat, terutama jika terdapat kebocoran bahan bakar.
Kebakaran Kelas C
Kebakaran Kelas C melibatkan peralatan listrik aktif, seperti panel kontrol atau perangkat elektronik pesawat. Kebakaran ini sering kali disebabkan oleh korsleting listrik atau komponen yang terlalu panas. Penanganan kebakaran ini membutuhkan alat pemadam yang tidak menghantarkan listrik.
Kebakaran Kelas D
Kebakaran Kelas D melibatkan logam seperti magnesium atau titanium. Meskipun jarang terjadi dalam penerbangan komersial, kebakaran ini dapat terjadi pada pesawat tertentu. Penanganannya memerlukan bahan pemadam khusus karena logam yang terbakar dapat bereaksi dengan air atau bahan pemadam biasa.
Prosedur Penanganan Kebakaran di Pesawat:
Awak kabin dilatih secara khusus untuk menangani situasi darurat, termasuk kebakaran. Prosedur umum yang diikuti antara lain:
- Mengidentifikasi jenis kebakaran: Hal ini penting untuk memilih alat pemadam yang tepat.
- Menggunakan alat pemadam yang sesuai: Awak kabin akan menggunakan alat pemadam api yang tersedia di pesawat, seperti APAR (Alat Pemadam Api Ringan).
- Mengikuti prosedur keselamatan: Awak kabin akan memprioritaskan keselamatan penumpang dan mengikuti prosedur yang telah ditetapkan untuk evakuasi jika diperlukan.
Potensi Bahaya Kebakaran di Pesawat:
Beberapa potensi bahaya yang dapat menyebabkan kebakaran di pesawat antara lain:
- Korsleting listrik: Kerusakan pada sistem kelistrikan pesawat dapat menyebabkan korsleting dan memicu kebakaran.
- Kebocoran bahan bakar: Kebocoran bahan bakar dapat menimbulkan risiko kebakaran yang sangat serius.
- Barang bawaan penumpang: Barang bawaan penumpang yang mudah terbakar atau mengandung baterai yang rusak dapat menjadi sumber kebakaran.
- Panas berlebih pada sistem pengereman: Panas yang timbul akibat sistem pengereman, terutama saat pendaratan, berpotensi menimbulkan percikan api dan bahkan ledakan ban.
Alat Pemadam Kebakaran yang Digunakan di Pesawat
Pesawat dilengkapi dengan alat pemadam kebakaran khusus untuk menangani berbagai jenis kebakaran. Berikut adalah beberapa jenis alat pemadam yang digunakan:
H2O Fire Extinguisher
Alat pemadam ini digunakan untuk kebakaran Kelas A. Media pemadamnya adalah air, yang cocok untuk memadamkan bahan padat yang terbakar. Namun, alat ini tidak boleh digunakan pada kebakaran listrik karena air dapat menghantarkan listrik.
BCF (Bromochlorodifluoromethane) atau Halon 1211
BCF atau Halon 1211 sangat efektif untuk kebakaran Kelas B dan C. Alat ini bekerja dengan cara menghentikan reaksi kimia pada api. Selain itu, Halon tidak meninggalkan residu, sehingga ideal untuk memadamkan kebakaran listrik tanpa merusak peralatan.
Selimut Api (Fire Blanket)
Selimut api digunakan untuk memadamkan api kecil, terutama di dapur pesawat. Alat ini bekerja dengan cara menutup api sehingga oksigen tidak dapat masuk, yang menyebabkan api padam secara alami.
Cara Memadamkan Kebakaran di Dalam Pesawat

Kegiatan Praktek Fire Fighting Taruna/i STTKD
Dengan memahami kategori kebakaran, alat pemadam yang sesuai, dan langkah-langkah pemadaman yang benar, kru kabin dapat menangani situasi darurat dengan lebih efektif. Pelatihan intensif seperti yang dilakukan oleh taruna D1 Pramugari STTKD Yogyakarta menjadi kunci untuk memastikan keselamatan penumpang dan awak pesawat dalam situasi darurat. Sekolah Tinggi Teknologi Kedirgantaraan di Yogyakarta, yang juga dikenal sebagai salah satu sekolah penerbangan terbaik, menawarkan pelatihan ini untuk mempersiapkan pramugari dan kru penerbangan lainnya. Sebagai sekolah pramugari terbaik di Jogja, kampus ini terus menjadi pilihan utama bagi calon profesional di industri penerbangan. Pelatihan taruna D1 Pramugari STTKD Yogyakarta mencakup teknik pemadaman kebakaran yang efektif. Berikut adalah langkah-langkahnya:
Identifikasi Sumber Kebakaran
Kru kabin harus segera mengidentifikasi bahan yang terbakar dan menentukan jenis kebakaran. Identifikasi ini penting untuk memilih alat pemadam yang sesuai, sehingga kebakaran dapat ditangani dengan cepat dan efektif.
Persiapkan Alat Pemadam
Setelah jenis kebakaran diidentifikasi, langkah berikutnya adalah mempersiapkan alat pemadam. Kru kabin harus memastikan alat dalam kondisi siap pakai, termasuk memeriksa tekanan dan media pemadam di dalamnya.
Lakukan Pemadaman dengan Teknik yang Benar
- Posisi Aman: Berdiri dengan jarak aman dari api untuk menghindari bahaya langsung.
- Arahkan Nozzle: Fokuskan nozzle pada dasar api, karena itulah sumber nyala api.
- Gerakan Menyapu: Gerakkan nozzle secara menyapu untuk memastikan semua area api tertutup oleh bahan pemadam
Cegah Penyebaran Api
Kru kabin harus memastikan area sekitar aman dan mencoba menghentikan sumber bahan bakar jika memungkinkan. Langkah ini penting untuk mencegah kebakaran meluas ke area lain.
Evakuasi Penumpang
Setelah api berhasil dipadamkan, langkah terakhir adalah evakuasi penumpang sesuai prosedur keselamatan penerbangan. Kru kabin harus memastikan semua penumpang keluar dengan aman dan tidak ada yang tertinggal di area berbahaya.
Baca Juga : Tips Memilih Sekolah Pramugari dengan Tepat