Taruna STTKD Lolos Riset Tingkat Mahasiswa Nasional

Terobosan Taruna STTKD di Kompetisi Riset Nasional

Sekolah Tinggi Teknologi Kedirgantaraan Yogyakarta (STTKD) kembali mencatatkan prestasi membanggakan di tingkat nasional. Kali ini, tim lintas jurusan dari STTKD berhasil lolos dalam program Pendanaan Proposal Riset Tingkat Mahasiswa 2025 yang diselenggarakan oleh Kementerian Keuangan Republik Indonesia, melalui Direktorat Jenderal Perbendaharaan Badan Pengelola Dana Perkebunan.

Kompetisi yang bergengsi ini ditujukan untuk menggali ide dan solusi inovatif dari kalangan mahasiswa dalam mendukung efisiensi dan keberlanjutan sektor perkebunan di Indonesia, khususnya pada komoditas strategis seperti kelapa sawit. Ratusan tim dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia ikut bersaing dalam program ini.STTKD sebagai Kampus Penerbangan yang dikenal unggul, mengirimkan tim yang dipimpin oleh Hilal Darmawan, taruna dari S1 Teknik Dirgantara, dengan anggota Rian Adrian (S1 Teknik Dirgantara), Aulia Dea Fadzila (S1 Teknik Dirgantara), Rani Sawitri (D3 Manajemen Transportasi), dan Levin Aqila Tifal (D4 Manajemen Transportasi Udara).

Tim ini mengusung judul riset: “Inovasi Alat Angkat Mekanis Kelapa Sawit Berbasis Katrol dan Tuas untuk Efisiensi dan Keselamatan Petani dan Pemilik Perkebunan Sawit Skala Kecil.” Judul ini mencerminkan solusi praktis dan aplikatif untuk menjawab permasalahan riil di lapangan, khususnya bagi para petani kecil.

Dengan menggabungkan prinsip dasar mekanika teknik dan manajemen operasional perkebunan, tim STTKD menciptakan rancangan alat sederhana namun sangat efektif dalam membantu proses panen kelapa sawit. Fokus utama dari alat ini adalah aspek efisiensi tenaga kerja dan peningkatan keselamatan kerja.STTKD sebagai Kampus Penerbangan Terbaik kembali menunjukkan bahwa taruna tidak hanya dibekali teori, tetapi juga diarahkan untuk menciptakan solusi inovatif yang bermanfaat langsung bagi masyarakat. Kolaborasi antarjurusan ini juga menjadi bentuk nyata integrasi ilmu teknik dan manajemen.

Keberhasilan ini semakin menegaskan posisi STTKD di antara institusi pendidikan tinggi yang mendorong riset terapan. Apalagi, STTKD merupakan Kampus Bantul yang terus berkembang menjadi pusat unggulan teknologi dan manajemen berbasis kedirgantaraan dan kemasyarakatan.

Taruna STTKD Lolos Riset Tingkat Mahasiswa Nasional

Tim lintas jurusan dari STTKD berhasil lolos dalam program Pendanaan Proposal Riset Tingkat Mahasiswa 2025

Sinergi Teknik dan Manajemen dalam Inovasi

Dalam penyusunan proposal riset, tim STTKD menunjukkan sinergi yang luar biasa antara taruna teknik dan manajemen. Hilal, Rian, dan Aulia dari Jurusan Teknik Dirgantara merancang sistem katrol dan tuas berbasis prinsip dasar mekanika klasik yang mudah diaplikasikan di lapangan.

Mereka mempertimbangkan struktur alat yang ringan, murah, namun tetap kuat dan tahan lama. Tujuan mereka jelas: menciptakan alat yang mampu membantu petani sawit memanen hasil kebun tanpa harus mengeluarkan biaya besar atau menyewa tenaga profesional.

Sementara itu, Rani dan Levin dari Jurusan Manajemen menambahkan aspek efisiensi operasional, manajemen distribusi, serta kelayakan ekonomis dari inovasi tersebut. Mereka menyusun strategi adopsi alat ini oleh petani kecil serta analisis biaya-manfaatnya dalam jangka panjang.

Proposal yang mereka kirimkan mendapat perhatian dari tim penyeleksi nasional. Tim juri memuji keselarasan antara pendekatan teknis dan manajerial dalam menyusun solusi yang membumi. Selain itu, karya ini dinilai relevan dengan program pemerintah dalam memperkuat produktivitas sektor perkebunan rakyat.

Selama proses seleksi, tim STTKD harus melalui beberapa tahapan ketat, mulai dari verifikasi dokumen, uji kelayakan akademik, hingga presentasi proposal secara daring di hadapan tim juri dari kementerian dan ahli bidang perkebunan.

Setelah lolos seleksi akhir, tim STTKD resmi diumumkan sebagai penerima pendanaan riset mahasiswa 2025. Dana ini akan digunakan untuk membuat purwarupa (prototype), melakukan uji coba lapangan, serta pelaporan hasil akhir penelitian.

Prestasi ini menjadi momentum penting bagi STTKD untuk menunjukkan bahwa taruna dari Kampus Penerbangan juga mampu memberikan kontribusi signifikan pada sektor lain, termasuk pertanian dan perkebunan, melalui pendekatan teknologi dan inovasi sosial.

Riset ini juga mempertegas bahwa pendidikan tinggi bukan hanya menghasilkan lulusan akademis, tetapi juga inovator yang siap memberi solusi nyata bagi bangsa. Keberhasilan ini sekaligus menumbuhkan rasa percaya diri di kalangan taruna untuk berani berkompetisi secara nasional.

Kolaborasi antarjurusan ini membuktikan bahwa keunggulan STTKD tidak hanya pada kompetensi spesifik kedirgantaraan, tapi juga pada kemampuan lintas disiplin yang adaptif dan integratif, sejalan dengan tantangan zaman.

STTKD: Kampus Inovatif, Mandiri, dan Solutif

Kampus STTKD terus mendorong budaya riset dan inovasi di kalangan taruna. Melalui berbagai program pembinaan, pelatihan penulisan proposal, workshop desain teknis, serta dukungan administratif, kampus menciptakan ekosistem yang ramah terhadap gagasan mahasiswa. Prestasi ini menjadi bukti bahwa Sekolah Tinggi Teknologi Kedirgantaraan Yogyakarta bukan hanya sekadar mencetak tenaga ahli, tetapi juga problem solver yang bisa mengangkat kesejahteraan masyarakat melalui teknologi yang relevan.

Ketua STTKD memberikan apresiasi langsung kepada tim riset taruna atas capaian luar biasa ini. Dalam sambutannya, beliau menyatakan bahwa keberhasilan ini selaras dengan visi kampus untuk menjadi institusi pendidikan tinggi yang unggul, mandiri, dan berorientasi solusi. Jurusan Teknik dan Jurusan Manajemen STTKD akan terus didorong untuk membentuk tim-tim kolaboratif dalam berbagai ajang riset dan pengabdian masyarakat. Harapannya, kolaborasi semacam ini bisa menjadi model pembelajaran multidisiplin yang lebih kontekstual.

Dengan adanya dukungan dari pemerintah melalui pendanaan riset, taruna STTKD berkesempatan untuk menerapkan ilmu yang mereka pelajari secara langsung. Ini sejalan dengan misi kampus untuk membekali taruna dengan kemampuan aplikatif di dunia nyata.Ke depan, riset alat angkat mekanis kelapa sawit ini akan diuji coba di beberapa daerah sentra perkebunan, bekerja sama dengan kelompok tani dan koperasi petani sawit. STTKD juga berencana menjalin kerja sama dengan Dinas Perkebunan dan Mitra Industri.Selain sebagai bukti kompetensi, riset ini diharapkan dapat menjadi pintu masuk bagi STTKD untuk berkontribusi lebih luas di sektor industri nasional. Dengan kualitas riset yang terus meningkat, STTKD berpeluang besar menjadi Kampus Terbaik yang menghasilkan riset unggul.

Riset dan inovasi yang dilakukan taruna juga sejalan dengan Kampus Merdeka, di mana taruna didorong untuk lebih aktif dalam kegiatan penelitian dan pengembangan teknologi yang berdampak pada masyarakat. Berkat sinergi antara taruna, dosen pembimbing, dan manajemen kampus, STTKD mampu mencetak sejarah baru dalam dunia riset tingkat mahasiswa. Ini menjadi awal dari langkah besar menuju STTKD sebagai pusat unggulan teknologi multidisiplin. Akhirnya, keberhasilan ini membuktikan bahwa taruna dari Kampus Bantul dapat tampil membanggakan di level nasional, menjawab tantangan global dengan solusi lokal, dan berkontribusi nyata bagi masa depan Indonesia yang lebih inovatif dan berkelanjutan.

 

Baca Juga : Prestasi Gemilang Kembali Ditorehkan Dosen STTKD

 

Kiprah Membanggakan Taruna STTKD di Kancah Nasional

Taruna STTKD Raih Juara Tingkat Nasional

Sekolah Tinggi Teknologi Kedirgantaraan Yogyakarta kembali mencatatkan prestasi gemilang di kancah nasional. Dalam ajang Lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional Gemateknologi 2025 yang diselenggarakan oleh Universitas Muhammadiyah Surakarta, tim dari STTKD sukses meraih Juara 2, mengungguli ratusan peserta dari berbagai kampus ternama di seluruh Indonesia.

Lomba yang bergengsi ini mengangkat tema: Bersinergi Membangun Negeri melalui Smart and Sustainable Technologies untuk Mewujudkan Pembangunan Berkelanjutan. Tema ini menantang mahasiswa untuk menghadirkan gagasan teknologi cerdas yang mendukung keberlanjutan.

STTKD, sebagai Sekolah Penerbangan Terbaik di bidang teknologi kedirgantaraan, mengirimkan tim dari Jurusan Teknik Dirgantara yang terdiri dari tiga taruna berbakat: Rian Adrian sebagai ketua tim, bersama dua anggota yaitu Aulia Dea Fadzila dan Hilal Darmawan. Ketiganya adalah taruna S1 Teknik Dirgantara, yang dikenal aktif dan memiliki semangat riset tinggi.

Karya tulis ilmiah yang mereka angkat berjudul: “Tinjauan Literatur terhadap Efektivitas Frekuensi Ultrasonik dalam Mengurangi Risiko Bird Strike di Penerbangan.” Karya ini dinilai sangat inovatif karena mengkaji solusi non-destruktif untuk mengurangi insiden bird strike yang kerap terjadi di dunia penerbangan.

Bird strike merupakan persoalan serius di industri penerbangan, karena dapat membahayakan keselamatan penerbangan serta menimbulkan kerugian besar. Dalam karya ini, tim STTKD mengeksplorasi potensi penggunaan frekuensi ultrasonik sebagai metode penghalau burung tanpa harus mengganggu ekosistem.

Dewan juri yang terdiri dari akademisi, peneliti, dan praktisi industri memberikan apresiasi tinggi terhadap pendekatan ilmiah dan keberanian gagasan yang diajukan oleh tim STTKD. Mereka dinilai berhasil menyajikan kajian literatur yang komprehensif serta argumentasi yang logis dan relevan.

Prestasi ini membuktikan bahwa Kampus Penerbangan seperti STTKD mampu melahirkan generasi muda yang unggul dalam berpikir kritis dan solutif. Keberhasilan ini juga menjadi bukti nyata bahwa Kampus Bantul tidak kalah bersaing dengan perguruan tinggi di kota-kota besar.

 

Kiprah Membanggakan Taruna STTKD di Kancah Nasional

Tim STTKD Hilal Darmawan (Anggota), Rian Adrian (Ketua), Aulia Dea Fadzila (Anggota)

Proses Panjang dan Semangat Kolaborasi Taruna

Keberhasilan yang diraih oleh tim Teknik Dirgantara STTKD bukanlah hasil instan, melainkan buah dari proses panjang dan dedikasi tinggi. Sejak diumumkan pembukaan lomba, Rian Adrian dan tim langsung berdiskusi untuk mencari topik yang relevan dengan tema lomba dan sesuai dengan latar belakang mereka.

Setelah melalui serangkaian brainstorming, mereka sepakat untuk mengangkat isu bird strike, yang selama ini menjadi tantangan besar dalam dunia aviasi. Mereka kemudian memutuskan untuk menelaah potensi teknologi ultrasonik sebagai solusi preventif yang ramah lingkungan.

Selama proses penulisan, tim ini mendapat bimbingan dari dosen-dosen Jurusan Teknik STTKD yang sangat peduli terhadap pengembangan riset taruna. Mereka dibimbing untuk menyempurnakan struktur penulisan, memperkuat referensi, dan memperhalus gaya bahasa ilmiah.

Tidak hanya itu, STTKD juga menyediakan fasilitas penunjang seperti akses jurnal ilmiah, ruang diskusi, dan bantuan administratif untuk mendukung kelancaran keikutsertaan mereka dalam lomba. Hal ini menunjukkan komitmen Sekolah Tinggi Teknologi Kedirgantaraan Yogyakarta dalam mendorong prestasi tarunanya.

Dalam tahap seleksi awal, tim STTKD berhasil masuk ke 10 besar dari total lebih dari 150 tim dari berbagai kampus. Kemudian mereka lolos ke babak final yang diadakan secara luring di Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Pada babak final, setiap tim diminta untuk mempresentasikan karya mereka di hadapan dewan juri dan audiens akademik. Tim STTKD tampil meyakinkan dengan slide yang sistematis, penyampaian yang percaya diri, serta mampu menjawab pertanyaan juri dengan logika yang kuat.STTKD dinobatkan sebagai Juara 2, bersanding dengan kampus-kampus besar lainnya. Pencapaian ini tentu sangat membanggakan bagi Kampus Terbaik yang selama ini fokus membina kompetensi teknis dan kepemimpinan tarunanya.

Ketiga taruna menyampaikan rasa syukur dan terima kasih kepada pihak kampus yang telah mendukung penuh perjalanan mereka. Mereka juga bertekad untuk terus mengembangkan riset ini agar bisa ditindaklanjuti dalam bentuk proyek nyata.

 

Komitmen STTKD dalam Mendorong Inovasi Mahasiswa

Pencapaian di Gemateknologi 2025 ini semakin mempertegas peran STTKD sebagai lembaga pendidikan tinggi yang tak hanya menghasilkan lulusan siap kerja, tetapi juga siap inovasi. STTKD percaya bahwa riset dan karya ilmiah adalah bagian penting dari pembentukan karakter taruna yang kritis dan solutif.

Sebagai Kampus Penerbangan terbaik, STTKD terus mengembangkan ekosistem akademik yang kondusif bagi kegiatan ilmiah. Program-program seperti pembinaan riset, seminar teknologi, dan pelatihan penulisan ilmiah terus digalakkan untuk mendorong taruna aktif berinovasi.

Prestasi yang diraih Rian Adrian, Aulia Dea Fadzila, dan Hilal Darmawan menjadi inspirasi bagi seluruh taruna STTKD. Mereka membuktikan bahwa dengan niat kuat, kerja sama tim, dan dukungan kampus, taruna bisa meraih pencapaian luar biasa.

Jurusan Teknik STTKD juga sedang merancang program pengembangan lanjutan terhadap tema bird strike ini, dengan harapan bisa menciptakan purwarupa sistem pengusir burung berbasis ultrasonik yang benar-benar dapat diterapkan di bandara-bandara Indonesia.

Komitmen STTKD terhadap pengembangan teknologi kedirgantaraan tidak hanya terlihat dari kurikulum yang modern dan terintegrasi, tapi juga dari perhatian besar terhadap aktivitas ilmiah taruna. STTKD ingin menjadi bagian dari solusi bangsa dalam mewujudkan dunia penerbangan yang lebih aman dan berkelanjutan.

Dengan kampus yang berlokasi di Bantul, Yogyakarta, STTKD mengusung semangat kesederhanaan namun berprestasi tinggi. STTKD menjadi simbol bahwa kualitas tidak ditentukan oleh lokasi, tetapi oleh dedikasi dan komitmen terhadap keunggulan.

Ke depan, STTKD akan terus memperluas partisipasi taruna dalam kompetisi ilmiah tingkat nasional dan internasional. Tujuannya adalah agar taruna memiliki pengalaman riset yang kuat sebagai bekal di dunia kerja maupun jenjang studi lanjut.

Dengan raihan prestasi di LKTIN Gemateknologi 2025 ini, STTKD kembali menunjukkan posisinya sebagai Kampus Terbaik di bidang teknologi kedirgantaraan. Selamat kepada tim Jurusan Teknik Dirgantara atas capaian luar biasa ini!

Baca Juga : Sekolah Penerbangan STTKD Jajaki Kerja Sama dengan ICCCM

Pengajian Peringatan Tahun Baru Islam 1447 H Kampus STTKD

Tahun Baru Islam di Kampus Dirgantara: Momen Reflektif di STTKD

Megangkat tema Hijrah Menuju Pribadi Unggul untuk STTKD Unggul, Sekolah Tinggi Teknologi Kedirgantaraan Yogyakarta (STTKD) kembali menunjukkan komitmennya dalam mengembangkan aspek spiritualitas civitas akademikanya dengan menyelenggarakan Pengajian Peringatan Tahun Baru Islam 1447 H. Kegiatan ini diselenggarakan pada hari Senin, 30 Juli 2025, bertempat di Ruang Kuliah Umum (RKU) STTKD. Momentum ini menjadi bagian penting dalam rangkaian pembinaan karakter taruna dan keluarga besar kampus sebagai kampus terbaik di bidang teknologi kedirgantaraan di Indonesia.

Suasana di lingkungan kampus tampak begitu khidmat sejak pagi. Panitia pengajian telah menyiapkan tempat dengan tatanan rapi dan suasana yang mendukung kegiatan keagamaan. Kursi tertata apik, layar multimedia dipasang, dan suara shalawat menggema dari pengeras suara, menyambut kedatangan para tamu dan peserta.Acara dimulai tepat pukul 10.00 WIB dengan pembukaan oleh pembawa acara, dilanjutkan dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an dan saritilawah. Hadirin terdiri dari pejabat Yayasan STTKD, seluruh pejabat struktural kampus, dosen, karyawan, serta taruna dan taruni dari berbagai jurusan. Ini adalah bentuk partisipasi penuh dari semua unsur kampus, mencerminkan kekompakan dan kebersamaan keluarga besar STTKD.

Ketua STTKD, dalam sambutannya, menyampaikan makna mendalam dari peringatan Tahun Baru Islam sebagai momentum hijrah spiritual dan moral. Menurutnya, hijrah tidak hanya sebatas perpindahan fisik sebagaimana Rasulullah dahulu, namun lebih dari itu adalah peralihan dari keadaan lama menuju keadaan yang lebih baik secara akhlak dan kinerja.Dalam konteks dunia pendidikan, khususnya di kampus penerbangan seperti STTKD, semangat hijrah bisa dimaknai sebagai upaya berkelanjutan dalam meningkatkan kualitas diri. Ketua STTKD mengajak semua civitas akademika untuk bersama-sama berhijrah: dari zona nyaman menuju zona pembelajaran, dari keacuhan menuju kepedulian, dan dari kepentingan pribadi menuju cita-cita bersama untuk menjadikan STTKD sebagai kampus unggul.

Pesan ini disambut baik oleh para peserta yang tampak menyimak dengan penuh perhatian. Suasana keheningan yang tercipta bukan karena formalitas, tetapi karena rasa reflektif yang menyentuh hati. Sambutan ini menjadi pembuka yang kuat sebelum memasuki inti acara pengajian.STTKD sebagai kampus penerbangan dengan reputasi nasional telah lama mengintegrasikan pembinaan spiritual dalam sistem pendidikannya. Kegiatan seperti pengajian tahun baru Islam ini bukan hal baru, melainkan bagian dari tradisi kampus dalam menjaga keseimbangan antara ilmu pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai keagamaan.Melalui acara ini, kampus di Bantul ini ingin memperkuat jati diri sebagai institusi yang tidak hanya menghasilkan lulusan cerdas dan tangkas di dunia aviasi, tetapi juga berakhlak mulia dan memiliki kepedulian sosial yang tinggi.

pengajian

Ustadz Adi Abdillah: Menyentuh Hati Lewat Dakwah yang Mencerahkan

Usai sambutan Ketua STTKD, acara dilanjutkan dengan inti pengajian yang diisi oleh Ustadz Adi Abdillah, S.IP., Sp.C., seorang penceramah muda yang sudah dikenal luas dengan pendekatan ceramahnya yang aktual dan menyentuh. Dengan pembawaan yang tenang namun tegas, beliau membawakan tema “Hijrah Menuju Pribadi Unggul untuk STTKD Unggul” dengan gaya khasnya yang interaktif dan mudah dicerna.Dalam ceramahnya, Ustadz Adi menekankan bahwa hijrah adalah prinsip kehidupan yang relevan setiap waktu. Menurutnya, hijrah tidak boleh dipandang sebagai peristiwa masa lampau semata, namun sebagai semangat transformasi diri ke arah yang lebih baik. Ia mengajak seluruh peserta untuk mengevaluasi diri: apakah kita telah berhijrah dari malas menuju semangat? Dari iri hati menuju rasa syukur? Dari keterbatasan menuju keunggulan?

Ceramah Ustadz Adi memukau para peserta yang memadati Ruang Kuliah Umum. Ia menyampaikan bahwa pribadi unggul bukanlah pribadi yang sempurna, melainkan mereka yang selalu ingin memperbaiki diri. Apalagi dalam dunia penerbangan, di mana akurasi, disiplin, dan integritas menjadi keniscayaan, semangat hijrah menjadi fondasi moral yang sangat penting.

Beliau memberikan contoh konkret bagaimana pribadi unggul dibentuk dari kebiasaan kecil namun konsisten: bangun tepat waktu, bersikap jujur, menghargai sesama, dan menjaga lisan. Semua itu adalah nilai-nilai hijrah yang harus dihidupkan di lingkungan akademik dan profesional.Tak hanya itu, Ustadz Adi juga menyisipkan pesan-pesan tentang pentingnya spiritualitas dalam kehidupan modern. Ia mengatakan bahwa kemajuan teknologi tidak boleh membuat manusia teralienasi dari nilai-nilai keimanan. Sebaliknya, kemajuan harus berjalan seiring dengan penguatan spiritualitas agar kehidupan menjadi seimbang.Para taruna tampak sangat antusias. Banyak di antara mereka yang mencatat isi ceramah dan mengangguk penuh pemahaman. Beberapa bahkan mengajukan pertanyaan di akhir sesi, memperlihatkan keterlibatan aktif dan ketertarikan yang tinggi terhadap tema pengajian.

Ceramah ditutup dengan ajakan untuk menjadikan hijrah sebagai gerakan bersama. “STTKD bisa unggul bukan hanya karena pesawat dan teknologi, tapi karena orang-orang di dalamnya adalah pribadi yang unggul—dalam iman, akhlak, dan kerja nyata,” tutup beliau dengan semangat.

STTKD dan Komitmen Penguatan Nilai-Nilai Spiritual

Peringatan Tahun Baru Islam di STTKD tidak hanya menjadi acara seremonial, tetapi sebuah bentuk komitmen nyata dalam membentuk budaya kampus yang religius dan inklusif. Dalam sistem pendidikan di kampus ini, nilai-nilai spiritual menjadi bagian yang terintegrasi dengan pengembangan keilmuan dan keterampilan.Kegiatan pengajian yang melibatkan seluruh lapisan kampus ini adalah contoh bagaimana STTKD menjaga keseimbangan antara aspek duniawi dan ukhrawi. Ini bukan sekadar formalitas, melainkan manifestasi dari visi kampus untuk menjadi lembaga pendidikan yang utuh, mencetak profesional unggul yang juga berakhlak baik.

Selama ini, STTKD dikenal sebagai salah satu kampus di Bantul yang memiliki tradisi spiritual yang kuat. Selain pengajian, kampus ini juga rutin menyelenggarakan kegiatan seperti pembinaan rohani, kajian rutin, buka puasa bersama saat Ramadan, hingga doa bersama menjelang ujian dan wisuda.Kegiatan semacam ini diharapkan mampu menanamkan nilai-nilai tanggung jawab, kejujuran, dan kepedulian sosial kepada para taruna. Dunia penerbangan bukan hanya bicara tentang teknologi tinggi, tetapi juga tentang etika, kehati-hatian, dan kemanusiaan—hal-hal yang berakar dari spiritualitas yang kuat.

Doa bersama yang dipimpin oleh Ustadz Adi menjadi momen puncak yang mengharukan. Semua peserta larut dalam suasana haru dan harapan. Suasana yang semula penuh semangat, kini berubah menjadi khusyuk dan teduh. Mereka berdoa agar tahun baru ini menjadi awal yang penuh keberkahan bagi pribadi masing-masing dan untuk kemajuan STTKD ke depan.

Menuju STTKD Unggul: Hijrah sebagai Gerakan Kolektif

Acara pengajian ini memberikan makna mendalam bahwa hijrah bukan sekadar perayaan tahun baru, melainkan sebuah gerakan kolektif menuju perubahan. STTKD sebagai kampus terbaik di bidang penerbangan terus berupaya menumbuhkan budaya akademik yang sehat, religius, dan berkarakter kuat.Melalui kegiatan seperti ini, STTKD mengajak seluruh civitas akademika untuk menjadikan diri sebagai agen perubahan, bukan hanya dalam bidang akademik, tetapi juga dalam kehidupan bermasyarakat. Hijrah dalam konteks ini berarti meninggalkan kebiasaan negatif menuju kehidupan yang lebih disiplin, produktif, dan bermakna.

Tahun Baru Islam 1447 H di STTKD menjadi tonggak baru yang membawa semangat perbaikan kolektif. Dengan semangat hijrah, seluruh unsur kampus—baik pimpinan, dosen, karyawan, maupun taruna—bersatu dalam tujuan bersama: menjadikan STTKD sebagai kampus terbaik dalam moral, intelektual, dan spiritual.

Selepas acara, para peserta meninggalkan Ruang Kuliah Umum dengan wajah cerah dan semangat baru. Mereka tidak hanya membawa oleh-oleh ilmu dan nasihat, tetapi juga energi positif untuk melanjutkan perjuangan dalam pendidikan dan kehidupan. Harapan besar tertanam dari pengajian ini: agar STTKD tidak hanya dikenal sebagai kampus di Bantul dengan fasilitas canggih dan prestasi akademik, tetapi juga sebagai kampus yang membentuk pribadi-pribadi unggul yang siap berkiprah di dunia dengan integritas dan keteladanan.

Sekolah Penerbangan STTKD Jajaki Kerja Sama dengan ICCCM

Langkah Strategis Menuju Internasionalisasi Pendidikan

Menyatukan Visi untuk Pendidikan Global

Sebagai sekolah penerbangan unggulan di Indonesia Sekolah Tinggi Teknologi Kedirgantaraan Yogyakarta (STTKD) kembali menunjukkan langkah progresifnya . Pada Senin, 23 Juni 2025, STTKD resmi menjajaki kerja sama strategis dengan International Cultural Communication Center Malaysia (ICCCM), sebuah lembaga internasional yang bergerak di bidang pengembangan pendidikan global dan kolaboratif. Kegiatan ini berlangsung di ruang rapat Cessna STTKD, dan dihadiri oleh jajaran penting internal kampus, antara lain Wakil Ketua II STTKD, Kepala Humas dan Kerja Sama, Kaprodi D4 MTU, Kaprodi D3 MT, Kepala SDM, Sekretaris Prodi D1 FA, serta perwakilan dari SLC (lembaga bahasa STTKD).

Kehadiran para pejabat akademik ini menandai komitmen kuat STTKD untuk terus membuka diri terhadap peluang global yang dapat memperkuat kualitas tridharma perguruan tinggi. Kerja sama ini bukan hanya sekadar seremoni, tetapi mencakup sembilan poin utama yang menjadi fondasi pengembangan institusi secara kolaboratif dan terstruktur. Dengan pendekatan holistik, STTKD dan ICCCM sepakat untuk membangun jembatan akademik lintas negara, baik dalam hal pertukaran pelajar, pelatihan guru, pengembangan kurikulum, hingga promosi pendidikan vokasi berbasis internasional. Langkah ini menjadi bukti bahwa STTKD bukan hanya unggul sebagai kampus di Bantul dengan spesialisasi kedirgantaraan, tetapi juga kampus yang siap menjawab tantangan era globalisasi pendidikan.

Sebagai kampus terbaik di bidang teknologi kedirgantaraan, STTKD memandang penting adanya jejaring global dalam meningkatkan daya saing dan kualitas lulusan. Dalam sambutannya, Wakil Ketua II menyampaikan bahwa kerja sama ini akan membuka peluang seluas-luasnya bagi Taruna dan dosen untuk belajar, berbagi, serta berkembang dalam ekosistem pendidikan internasional. Pertemuan ini juga menjadi momentum reflektif bagi seluruh jajaran STTKD untuk memperkuat roadmap internasionalisasi yang telah disusun sebelumnya, terutama dalam bidang jurusan manajemen dan teknik. STTKD meyakini bahwa dunia pendidikan modern menuntut institusi untuk adaptif, kolaboratif, dan berorientasi global. Inilah semangat yang menyertai proses penjajakan kerja sama ini.

 

Sekolah Penerbangan

Pembahasan kerjasama oleh jajaran STTKD dan Perwakilan dari ICCCM

Pilar Kolaborasi STTKD–ICCCM

Poin kerja sama adalah program pelatihan jangka pendek dan pertukaran kredit bagi taruna. Kegiatan ini membuka peluang taruna STTKD untuk mengikuti kompetisi dan pelatihan internasional yang digelar oleh ICCCM. Tidak hanya itu, STTKD dan ICCCM juga akan secara aktif memfasilitasi partisipasi taruna dalam kegiatan akademik berskala global sebagai bentuk peningkatan kompetensi dan daya saing internasional.

Kerja sama kelima bertujuan mempromosikan pelatihan “bahasa asing ditambah keterampilan kejuruan”. Hal ini sangat sejalan dengan visi STTKD sebagai kampus penerbangan yang siap mencetak SDM kompeten dan multibahasa. Selanjutnya, kedua pihak sepakat untuk memperkenalkan sumber daya kurikulum berkualitas tinggi secara bersama-sama. Ini mencakup modul, sistem pengajaran, dan standar evaluasi. Poin selanjutnya mencakup penyelenggaraan konferensi dan peristiwa internasional, seperti simposium, forum riset, maupun pelatihan terbuka, yang akan memperluas jaringan STTKD dalam komunitas akademik global.

 

Menatap Masa Depan Internasionalisasi STTKD

Dengan ditandatanganinya nota kesepahaman ini, STTKD semakin percaya diri menatap masa depan sebagai kampus terbaik yang tidak hanya unggul secara lokal, tetapi juga kompetitif di kancah global. ICCCM sebagai mitra strategis, memiliki pengalaman panjang dalam membina kemitraan pendidikan antarnegara, sehingga dipercaya mampu memberikan kontribusi signifikan bagi pengembangan kapasitas akademik di STTKD. Perwakilan ICCCM dalam pertemuan tersebut menyatakan ketertarikannya atas model pembelajaran dan visi pengembangan vokasi yang dimiliki oleh STTKD, khususnya dalam bidang teknik kedirgantaraan dan manajemen. Dukungan penuh dari lembaga-lembaga internal seperti SLC dan jajaran program studi menunjukkan bahwa semangat kolaboratif sudah menjadi budaya kerja yang kuat di lingkungan STTKD.

Kolaborasi ini diharapkan dapat meningkatkan jumlah mahasiswa internasional yang menempuh studi di STTKD, serta mendorong lebih banyak taruna STTKD untuk memiliki pengalaman belajar lintas budaya. Di tengah tantangan global yang terus berubah, kerja sama ini adalah strategi penting untuk memastikan bahwa lulusan STTKD memiliki kompetensi global, kepemimpinan adaptif, dan keterampilan yang relevan. Sebagai kampus penerbangan yang terus bertumbuh, STTKD meyakini bahwa jejaring global adalah kunci keberhasilan dalam menciptakan lulusan yang siap bersaing di industri aviasi maupun sektor-sektor lain yang dinamis. Kehadiran jurusan manajemen dalam lingkup kerja sama ini pun memperluas cakupan sinergi, mengingat peran manajerial sangat vital dalam semua aspek industri modern, termasuk kedirgantaraan.

STTKD juga berharap kerja sama ini dapat memperkuat branding sebagai kampus di Bantul yang menjadi rujukan nasional dan internasional dalam bidang teknologi dan vokasi. Selama dua dekade lebih, STTKD telah membuktikan kualitasnya sebagai institusi yang adaptif, berintegritas, dan konsisten dalam membangun keunggulan berbasis riset dan praktik. Melalui kerja sama dengan ICCCM, STTKD tidak hanya meningkatkan kualitas pendidikan, tetapi juga membuka ruang kolaborasi lintas budaya yang saling memperkaya perspektif keilmuan. Sinergi ini akan mendorong munculnya generasi baru mahasiswa STTKD yang berjiwa global, berpikiran terbuka, dan siap menjadi bagian dari solusi atas tantangan dunia. Dengan komitmen penuh dari seluruh sivitas akademika, kerja sama ini akan menjadi fondasi kuat bagi pencapaian visi besar STTKD menuju kampus berkelas dunia.

Saat Naik Pesawat Ini Aturan Umum Yang Harus Kamu Tahu

Memahami Perjalanan Udara di Era Modern

Perjalanan udara telah menjadi bagian tak terpisahkan dari gaya hidup modern. Dengan semakin terhubungnya berbagai kota dan negara melalui jalur penerbangan, mobilitas masyarakat kini lebih cepat dan efisien. Namun, kemudahan ini tetap membutuhkan pemahaman yang baik mengenai aturan dan etika saat bepergian menggunakan pesawat terbang. Memahami aturan-aturan ini tidak hanya meningkatkan kenyamanan pribadi, tetapi juga mendukung keselamatan dan keamanan bersama.

Sebagai kampus penerbangan yang konsisten mencetak lulusan unggul, Sekolah Tinggi Teknologi Kedirgantaraan Yogyakarta (STTKD) terus memberikan edukasi kepada masyarakat terkait tata cara dan norma dalam dunia penerbangan. Baik mahasiswa jurusan teknik, jurusan pramugari, maupun jurusan manajemen diajarkan pentingnya disiplin dan kesadaran regulatif saat berada di lingkungan aviasi. Artikel ini akan membahas secara rinci aturan-aturan umum yang wajib diketahui penumpang sebelum dan selama berada di pesawat. Ini adalah panduan praktis yang penting untuk calon penumpang, maupun edukatif bagi mahasiswa dan civitas akademika kampus terbaik dalam bidang kedirgantaraan.

Sebelum Keberangkatan: Persiapan yang Tepat adalah Kunci

Langkah pertama dalam mempersiapkan penerbangan adalah memastikan semua dokumen perjalanan telah lengkap. Untuk penerbangan domestik, penumpang wajib membawa KTP atau identitas resmi lainnya. Sedangkan untuk penerbangan internasional, paspor dan visa yang sesuai merupakan syarat mutlak. Selain dokumen, penting untuk melakukan check-in tepat waktu. Check-in bisa dilakukan secara daring (online check-in) atau langsung di bandara. Umumnya, check-in dibuka 2–3 jam sebelum jadwal keberangkatan untuk penerbangan domestik, dan 3–4 jam untuk internasional. Satu hal yang sering terlupakan adalah memahami kebijakan bagasi maskapai. Setiap maskapai memiliki ketentuan berbeda terkait batas berat bagasi kabin dan bagasi check-in.

Jika membawa barang lebih dari ketentuan, penumpang bisa dikenai biaya tambahan yang cukup mahal. Mengetahui barang-barang yang dilarang dibawa juga sangat penting. Barang tajam, cairan lebih dari 100 ml, serta bahan peledak atau mudah terbakar sangat dilarang dibawa ke kabin. Barang-barang ini harus dimasukkan dalam bagasi atau bahkan tidak boleh dibawa sama sekali. Selain barang, penumpang juga harus mempersiapkan diri secara fisik. Mengenakan pakaian yang nyaman, membawa obat pribadi, serta memastikan kondisi tubuh dalam keadaan sehat sangat dianjurkan. Jangan lupa juga untuk membawa masker, tisu basah, dan hand sanitizer, terutama dalam masa pascapandemi seperti sekarang. Mahasiswa Jurusan Manajemen di STTKD diajarkan bahwa pelayanan pelanggan dimulai dari hal-hal kecil seperti ini—persiapan penumpang yang baik akan berdampak positif pada operasional bandara dan pelayanan maskapai secara keseluruhan.

Saat di Bandara: Etika, Proses Keamanan, dan Prosedur Boarding

Bandara adalah zona keamanan tinggi. Setibanya di bandara, penumpang harus memperhatikan signage dan pengumuman. Ketertiban dalam antrean, baik saat check-in, pengecekan keamanan, maupun boarding adalah hal yang wajib dipatuhi. Petugas keamanan bandara akan memeriksa bagasi kabin dan barang pribadi dengan sinar X-ray. Dalam proses ini, penumpang biasanya diminta melepas ikat pinggang, jaket, jam tangan, dan kadang-kadang sepatu. Semua ini demi memastikan tidak ada barang berbahaya yang lolos ke dalam pesawat.

Setelah melewati keamanan, penumpang bisa menunggu di ruang tunggu (boarding lounge). Di sini penting untuk memperhatikan pengumuman dari maskapai, khususnya terkait perubahan gate atau keterlambatan penerbangan. Ketika proses boarding dimulai, biasanya penumpang akan dipanggil berdasarkan nomor kursi atau zona. Mengikuti urutan boarding bukan hanya soal disiplin, tapi juga membantu efisiensi proses naik pesawat dan mengurangi keterlambatan.

Sebagai kampus penerbangan, STTKD mendidik mahasiswanya agar memahami bahwa prosedur di bandara sangat penting bagi keberlangsungan sistem transportasi udara secara keseluruhan. Hal ini tidak hanya berlaku bagi penumpang, tetapi juga bagi semua tenaga profesional di industri aviasi. Penumpang juga diharapkan menjaga etika selama berada di bandara. Tidak berbicara keras, tidak membuat candaan soal bom atau keamanan, dan tidak mengganggu petugas adalah bagian dari etika penerbangan yang mendasar. Kebersihan dan tata tertib area publik juga harus dijaga. Bandara adalah tempat internasional yang merepresentasikan budaya suatu negara. STTKD sebagai kampus terbaik mendorong mahasiswa untuk menjadi duta budaya dan disiplin di manapun mereka berada.

 Saat di Pesawat: Aturan Penting Demi Keselamatan dan Kenyamanan

Setelah masuk ke dalam pesawat, penumpang diharapkan segera menemukan kursinya dan menyimpan barang bawaan di kompartemen atas atau di bawah kursi. Awak kabin akan membantu jika diperlukan. Ini adalah bagian dari protokol keselamatan. Sebelum lepas landas, pramugari akan melakukan demo keselamatan. Meski terdengar rutin, informasi ini penting dan bisa menyelamatkan nyawa saat keadaan darurat. Penumpang wajib mendengarkan dan memperhatikan dengan serius.

Sabuk pengaman harus selalu terpasang saat tanda sabuk menyala. Bahkan jika penumpang merasa nyaman tanpa sabuk, turbulensi bisa datang secara tiba-tiba. Keselamatan adalah prioritas utama dalam penerbangan. Penggunaan perangkat elektronik juga diatur dengan ketat. Saat lepas landas dan mendarat, perangkat harus dalam mode pesawat atau dimatikan. Gangguan sinyal bisa memengaruhi sistem navigasi dan komunikasi pesawat. Salah satu aturan paling penting adalah larangan merokok di dalam pesawat, termasuk rokok elektrik.

Pelanggaran terhadap aturan ini bisa dikenai sanksi hukum dan denda berat. Selama penerbangan, penumpang diminta untuk bersikap sopan terhadap kru kabin dan sesama penumpang. Awak kabin bukan hanya pelayan, tetapi juga personel terlatih untuk menangani kondisi darurat. Menghormati ruang pribadi penumpang lain, menjaga kebersihan kursi, dan menghindari berbicara terlalu keras adalah bagian dari etika penerbangan. STTKD menanamkan nilai-nilai ini pada semua mahasiswanya sebagai bagian dari pendidikan karakter.

Taruni STTKD melaksanakan PKL di Bandar Udara sebagai upaya untuk penyesuain pendidikan dan dunia insustri penerbangan

Jika penumpang merasa tidak enak badan atau memiliki kebutuhan khusus, segera beri tahu kru kabin. Mereka terlatih untuk memberikan bantuan medis dasar dan menghubungi bantuan profesional jika diperlukan. Setelah pesawat mendarat, penumpang diminta tetap duduk hingga lampu tanda sabuk dipadamkan. Bergegas mengambil barang sebelum waktunya bisa menimbulkan cedera atau kekacauan. Ketika keluar dari pesawat, ucapkan terima kasih kepada awak kabin. Hal kecil ini mencerminkan budaya sopan santun yang menjadi identitas bangsa—sesuatu yang selalu dijunjung tinggi oleh civitas akademika Sekolah Tinggi Teknologi Kedirgantaraan Yogyakarta.

Disiplin Adalah Kunci Keselamatan dan Pelayanan

Naik pesawat bukan sekadar berpindah tempat dengan cepat, melainkan pengalaman yang menuntut tanggung jawab, kesadaran aturan, dan etika. Dengan memahami aturan umum ini, penumpang tidak hanya membantu kelancaran penerbangan, tetapi juga menghargai kerja keras ratusan orang di balik operasional bandara dan maskapai. Sebagai kampus terbaik di bidang aviasi, STTKD Yogyakarta berkomitmen untuk terus mencetak lulusan yang tidak hanya cerdas secara teknis, tapi juga berkarakter unggul. Pendidikan mengenai etika dan aturan penerbangan adalah bagian penting dari pembentukan mental profesional di dunia kedirgantaraan. Mari bersama-sama menjadikan perjalanan udara sebagai pengalaman yang aman, nyaman, dan berkesan. Karena dunia penerbangan yang maju dimulai dari kesadaran setiap individu akan pentingnya disiplin dan kepedulian terhadap sesama.

Pertama Kali ke Bandara Ini Yang Harus Kamu Tahu

Mengenal Dunia Bandara: Pintu Gerbang Udara yang Mengagumkan

Bagi sebagian orang, bandara adalah tempat yang mengesankan, penuh dengan hiruk-pikuk orang yang datang dan pergi, suara pengumuman yang menggema, serta deretan layar digital yang terus berubah. Namun bagi pemula, kunjungan pertama ke bandara bisa menjadi pengalaman yang membingungkan. Karena itu, penting untuk mengenal suasana dan prosedur dasar di bandara agar perjalanan udara Anda berjalan lancar. Sebagai kampus terbaik yang fokus pada pengembangan dunia penerbangan, Sekolah Tinggi Teknologi Kedirgantaraan Yogyakarta (STTKD) melalui jurusan Manajemen Transportasi Udara memberikan edukasi praktis mengenai tata kelola dan prosedur di bandara. Taruna dari sekolah penerbangan ini tidak hanya belajar teori, tetapi juga memahami langsung bagaimana bandara beroperasi.

1. Pemeriksaan Keamaanan Pertama (Security Check)

Pertama-tama setah sampai di bandara penting untuk memahami bahwa setiap bandara memiliki sistem keamanan yang sangat ketat. Penumpang wajib mengikuti proses pemeriksaan mulai dari barang bawaan hingga identitas diri. Oleh karena itu, datanglah ke bandara setidaknya 2 jam sebelum keberangkatan untuk penerbangan domestik, dan 3 jam untuk penerbangan internasional. Pada tahap ini petugas Avsec akan melakukan pemeriksaan sebagai berikut :

  • Dokumen perjalanan berupa tiket sesuai tanggal keberangkatan dan kartu identitas.
  • Petugas keamanan bandara akan mengarahkan kita untuk meletakkan barang-barang di mesin x-ray.
  • Melewati Walk Through Metal Detector (WTMD). Jika diperlukan, petugas akan memeriksa barang bawaan secara manual.

2. Pelaporan ( check-in )

Bagi pemula, mencari tahu terminal keberangkatan sangat penting. Salah satu kesalahan umum adalah menuju terminal yang salah karena tidak membaca tiket dengan teliti. Terminal dapat berbeda tergantung pada maskapai dan jenis penerbangan, jadi selalu cek tiket atau e-ticket yang Anda miliki. Begitu masuk ke dalam terminal, carilah papan informasi atau petugas bandara untuk memastikan lokasi check-in counter maskapai Anda. Di sinilah Anda menunjukkan tiket, identitas, dan bagasi jika ada, kemudian petugas Check-in Counter  akan melakukan beberapa pemeriksaan sebagai berikut :

  • Memverifikasi dokumen meliputi tiket, identitas.
  • Menimbang bagasi
  • Memberikan boarding pass.

Biaya tambahan akan dikenakan jika bagasi melebihi batas. Simpan tanda terima bagasi untuk pengambilan di tujuan.

3. Pemeriksaan Keamaanan Kedua (Security Check)

Setelah check-in, Anda akan kembali melalui proses pemeriksaan keamanan (security check). Pada tahap ini anda akan melalui proses pemeriksaan yang lebih ketat dari sebelumnya, anda diharuskan melepas semua aksesori berbahan logam, seperti telepon genggam, perhiasan, kunci, dan lainnya, lalu masukkan ke dalam tas. Setelah itu anda akan berjalan melewati mesin X-ray dan akan dilakukan pemeriksaan manual oleh petugas apabila diperlukan. Proses ini penting untuk menjaga keselamatan seluruh penumpang selama penerbangan.

 

Jangan lupa untuk memperhatikan gate keberangkatan Anda. Kadang-kadang, gate bisa berubah sewaktu-waktu karena alasan operasional. Pantau informasi melalui layar keberangkatan yang tersedia di banyak sudut terminal. Bandara juga menyediakan berbagai fasilitas seperti ruang tunggu, mushola, toilet, hingga area belanja. Jika masih ada waktu sebelum boarding, manfaatkan fasilitas ini untuk beristirahat sejenak0 atau membeli camilan. Taruna STTKD diajarkan untuk menguasai tidak hanya aspek teknis penerbangan, tetapi juga etika dan keterampilan sosial di lingkungan bandara. Ini penting karena pelayanan pelanggan adalah bagian tak terpisahkan dari industri aviasi. Sebagai kampus penerbangan unggulan, STTKD menanamkan pemahaman bahwa pengalaman pertama di bandara akan menjadi kenangan penting dalam perjalanan hidup dan karier seseorang. Maka dari itu, pemahaman dasar seperti ini wajib diketahui oleh setiap pemula.

 

Baca Juga : Pentingnya Memakai Seat Belt Saat di Pesawat

4. Menunggu Proses Keberangkatan di Ruang Tunggu.

Setelah melewati pemeriksaan keamanan, maka anda akan memasuki runag tunggu keberanggkatan dan menunggu saatnya menuju gate keberangkatan sesuai yang tertera di boarding pass. Jangan panik bila Anda masih bingung – papan petunjuk dan petugas akan siap membantu Anda. Sambil menunggu waktu boarding, pastikan Anda tetap waspada terhadap pengumuman maskapai. Proses naik pesawat biasanya dimulai 30 hingga 45 menit sebelum jadwal keberangkatan. Jika Anda melewatkan boarding, kemungkinan besar Anda tidak akan diizinkan ikut penerbangan.

5. Boarding

Jika sudah mendekati waktu terbang maka petugas akan mengumumkan bahwa gate penerbangan anda sudah dibuka. Ketika boarding dimulai, tunjukkan boarding pass dan KTP/paspor kepada petugas di gate. Setelah diverifikasi, Anda bisa berjalan melalui garbarata (jembatan penghubung) atau naik bus menuju pesawat. Ikuti arahan petugas demi keselamatan bersama. Sesampainya di dalam pesawat, carilah nomor kursi yang tertera di boarding pass. Jika kesulitan menemukan kursi, pramugari akan dengan senang hati membantu. Simpan barang bawaan di kompartemen atas atau di bawah kursi di depan Anda.

 

Sebelum pesawat lepas landas, perhatikan demonstrasi keselamatan oleh kru kabin. Meski terkesan membosankan, informasi ini bisa sangat berguna dalam keadaan darurat. Pada saat pesawat sudah lepas landas, Anda bisa menikmati pemandangan dari jendela dan bersantai. Gunakan waktu ini untuk membaca, mendengarkan musik, atau tidur sejenak. Jika Anda terbang bersama maskapai yang menyediakan makanan dan minuman, pramugari akan membagikannya sesuai jadwal layanan.

Jangan ragu untuk bertanya jika ada hal yang tidak Anda mengerti. Sesampainya di bandara tujuan, tunggulah instruksi untuk keluar dari pesawat. Biasanya penumpang diminta keluar secara bergiliran berdasarkan barisan tempat duduk. Langkah selanjutnya adalah menuju ke area pengambilan bagasi (baggage claim). Cek layar informasi untuk mengetahui nomor conveyor tempat bagasi Anda akan keluar. Jangan terburu-buru – pastikan Anda mengambil bagasi yang sesuai dengan label Anda.

Setelah mendapatkan bagasi, Anda bisa keluar dari terminal kedatangan. Jika ada penjemput, biasanya mereka menunggu di area luar terminal. Jika tidak, Anda bisa menggunakan layanan transportasi umum, taksi, atau transportasi online. STTKD, sebagai kampus terbaik di bidang teknologi dan manajemen kedirgantaraan, turut mengajarkan pentingnya sikap profesional dan komunikasi yang baik saat berada di bandara, baik sebagai penumpang maupun sebagai petugas bandara masa depan.

Taruna  jurusan Manajemen di STTKD mendapatkan bekal tidak hanya dari sisi akademis, tetapi juga pelatihan praktis yang menjadikan mereka siap menghadapi berbagai situasi nyata di dunia penerbangan. Melalui simulasi dan studi lapangan, mereka mampu memahami proses dari awal hingga akhir di lingkungan bandara, sehingga memiliki kesiapan lebih dibandingkan lulusan perguruan tinggi biasa. Inilah keunggulan yang ditawarkan oleh Sekolah Tinggi Teknologi Kedirgantaraan Yogyakarta – tempat di mana teori bertemu praktik dalam harmoni yang profesional.

Mengapa Pengetahuan Dasar Ini Penting dan STTKD Menjawab Tantangan Itu

Seringkali penumpang pemula merasa stres dan cemas ketika menghadapi situasi tak terduga di bandara. Ketidaktahuan akan prosedur atau kurangnya informasi bisa membuat perjalanan menjadi kurang menyenangkan. Di sinilah pentingnya edukasi publik, terutama bagi generasi muda. Sekolah penerbangan seperti STTKD berperan besar dalam membentuk masyarakat yang sadar prosedur dan teredukasi dalam dunia transportasi udara. Melalui berbagai program edukatif, STTKD tidak hanya membentuk calon profesional aviasi, tapi juga turut mencerdaskan masyarakat umum. Dengan pengalaman lebih dari dua dekade, STTKD telah menjadi kampus terbaik di bidang penerbangan dan manajemen transportasi udara di Indonesia.

Lulusannya tersebar di berbagai maskapai dan instansi bandara di seluruh negeri. Tips-tips sederhana seperti ini bisa menghindarkan banyak kesalahan umum yang sering dilakukan pemula, seperti datang terlambat, membawa barang yang dilarang, atau salah terminal. Semua ini bisa dicegah dengan sedikit pengetahuan dan persiapan. Bagi calon Taruna yang tertarik dengan dunia penerbangan, jurusan Manajemen di STTKD menawarkan kurikulum yang relevan dengan kebutuhan industri masa kini. Termasuk pengenalan terhadap alur kerja bandara, pelayanan penumpang, hingga manajemen maskapai. Kampus ini juga dikenal dengan kolaborasi industrinya yang kuat, termasuk dengan bandara dan maskapai terkemuka. Hal ini membuka peluang besar bagi Taruna untuk magang, pelatihan, hingga penempatan kerja.

Tidak berlebihan jika STTKD disebut sebagai pusat unggulan pendidikan aviasi di Indonesia, berlokasi di Yogyakarta – kota pendidikan yang sarat budaya dan semangat inovasi. Tips pertama kali ke bandara sebetulnya hanyalah pintu masuk untuk memahami dunia yang lebih luas: dunia penerbangan modern yang kompleks, dinamis, namun penuh peluang.

STTKD menjawab tantangan itu dengan menyediakan pendidikan berkualitas, dosen berpengalaman, dan fasilitas terbaik untuk mendidik generasi baru pelaku aviasi yang siap terjun ke industri global. Dengan memahami bandara sebagai sistem yang terstruktur, taruna STTKD tidak hanya tahu “apa yang harus dilakukan”, tapi juga “mengapa itu penting”. Inilah pendekatan pendidikan holistik yang menjadikan STTKD unggul. Bagi para pemula, perjalanan pertama ke bandara bisa menjadi langkah awal mengenal dunia profesionalisme, kedisiplinan, dan tanggung jawab – nilai-nilai yang selalu dijunjung tinggi oleh STTKD. Jadi, bila Anda ingin menjadi bagian dari perubahan besar dalam dunia transportasi udara, mulailah dari memahami dasar-dasarnya. Dan tak ada tempat belajar yang lebih tepat selain Sekolah Tinggi Teknologi Kedirgantaraan Yogyakarta – kampus terbaik, sekolah penerbangan andalan bangsa.

Prestasi Gemilang Kembali Ditorehkan Dosen STTKD

Prestasi gemilang kembali ditorehkan oleh dosen-dosen dari Sekolah Tinggi Teknologi Kedirgantaraan (STTKD) Yogyakarta. Dalam program BIMA (Belmawa – Integrasi Penelitian dan Pengabdian Masyarakat), beberapa tim dosen STTKD berhasil lolos pendanaan baik dalam skema penelitian maupun pengabdian masyarakat. Keberhasilan ini menjadi bukti nyata bahwa STTKD sebagai kampus penerbangan dan teknik terbaik di Indonesia tidak hanya fokus pada pengajaran, tetapi juga aktif dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan pengabdian kepada masyarakat.

Prestasi Gemilang Dosen STTKD Lolos Pendanaan BIMA (Program Penelitian dan Pengabdian)

Program BIMA sendiri merupakan inisiatif dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia untuk mendorong dosen melakukan penelitian dan pengabdian secara profesional dan terstruktur. Dalam skema pengabdian masyarakat, terdapat dua kelompok dosen STTKD yang mendapatkan pendanaan resmi. Kelompok pertama diketuai oleh Erwan Eko Prasetyo, S.Pd., M.Eng., dengan anggota Hedriana Helda Pratama, S.T., Gaguk Marausna, S.T., M.Eng., dan Dr. Erwin Irmawan, S.Si., M.Cs. Judul kegiatan pengabdian mereka adalah “Smart Thrust Analyzer berbasis Fuzzy Logic sebagai Inovasi Pemilihan Propeller dan Motor UAV yang Efisien”. Inovasi ini merupakan terobosan dalam bidang teknologi penerbangan, khususnya pada sistem Unmanned Aerial Vehicle (UAV).

Prestasi Gemilang Kembali Ditorehkan Oleh Dosen STTKD

Smart Thrust Analyzer yang mereka kembangkan menggunakan logika fuzzy untuk menentukan efisiensi propeller dan motor UAV, sehingga diharapkan bisa mengoptimalkan performa UAV secara keseluruhan. Inovasi ini sangat relevan dengan kebutuhan industri penerbangan saat ini, yang menuntut efisiensi tinggi, pengurangan konsumsi energi, serta keakuratan dalam pemilihan komponen. Dengan pendekatan logika fuzzy, alat ini mampu mengolah berbagai variabel teknis yang mempengaruhi performa UAV, seperti berat muatan, kondisi cuaca, dan kecepatan rotasi motor. Pengabdian ini juga ditujukan untuk diaplikasikan di komunitas pembuat UAV lokal yang sedang berkembang, agar mereka bisa mendapatkan referensi teknologi yang mutakhir dan terjangkau.

Kelompok kedua dalam skema pengabdian diketuai oleh M. Faiz Alfatih, S.T., M.T., dengan anggota Sabri Alimi, S.T., M.T. dan M. Luqman Bukhori, S.T., M.T. Mereka fokus pada peningkatan kapabilitas teknologi di kalangan masyarakat berbasis teknik dan rekayasa, terutama pada bidang mekanika terapan dan otomasi sederhana untuk usaha kecil dan menengah. Meski judul spesifik pengabdian kelompok kedua tidak disebutkan secara rinci, karya mereka menyasar pada penerapan ilmu teknik untuk meningkatkan produktivitas masyarakat sekitar. Keduanya menunjukkan bagaimana jurusan teknik di STTKD tidak hanya unggul dalam teori, tetapi juga praktik langsung yang bermanfaat nyata bagi masyarakat.

Sementara itu, dalam skema penelitian, STTKD juga mencatatkan keberhasilan luar biasa. Kelompok pertama diketuai oleh Erwan Eko Prasetyo, S.Pd., M.Eng. yang juga merupakan ketua pada pengabdian sebelumnya. Anggota tim penelitiannya terdiri dari Walid Jumlad, S.Psi., M.Psi., dan Indreswari Suroso, S.T., M.T. Judul penelitian mereka adalah “Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat Komunitas Siaga Merapi di Desa Glagaharjo Cangkringan Sleman dalam Upaya Mitigasi Bencana Erupsi Gunung Merapi”. Penelitian ini menggabungkan pendekatan psikologis, teknis, dan sosial untuk memberdayakan masyarakat yang tinggal di kawasan rawan bencana Gunung Merapi. Tujuan utama penelitian ini adalah membentuk sinergi antara teknologi mitigasi bencana dan pemberdayaan psikososial, agar masyarakat memiliki ketangguhan dalam menghadapi bencana erupsi.Prestasi Gemilang Kembali Ditorehkan Oleh Dosen STTKD

Penelitian ini sangat penting, mengingat wilayah Glagaharjo merupakan salah satu zona rawan yang sering terkena dampak erupsi Gunung Merapi. Melalui pendekatan partisipatif dan edukatif, tim peneliti berharap bisa menanamkan kesadaran mitigasi sekaligus membekali masyarakat dengan pengetahuan teknis sederhana. Penelitian ini juga menekankan kolaborasi antara disiplin ilmu teknik dan psikologi, mencerminkan pendekatan interdisipliner yang sangat diperlukan dalam menghadapi permasalahan kompleks. Adapun kelompok kedua dalam skema penelitian diketuai oleh Ikbal Rizki Putra, S.T., M.Eng. dengan anggota Dr. Erwin Irmawan, S.Si., M.Cs. Judul penelitian mereka adalah “Penerapan Energi Ramah Lingkungan dan Pengelolaan Hybrid Ternak-Tani untuk Tingkatan Usaha Kelompok Wanita Tani Dawis 41, Bandut Kidul, Sedayu, Bantul, Yogyakarta”.

Penelitian ini menawarkan konsep terpadu antara teknologi pertanian berkelanjutan dan pemberdayaan ekonomi perempuan di pedesaan. Dengan pendekatan energi hijau dan sistem hybrid ternak-tani, penelitian ini menjadi model yang potensial untuk replikasi di daerah pertanian lainnya. Kelompok wanita tani sebagai subjek utama penelitian dipilih karena peran strategis mereka dalam menjaga keberlanjutan pangan dan ekonomi keluarga di pedesaan. Sistem hybrid yang dikembangkan memungkinkan pemanfaatan limbah ternak sebagai pupuk, serta penggunaan teknologi irigasi hemat energi berbasis panel surya. Hal ini sejalan dengan prinsip pengembangan berkelanjutan dan tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs), khususnya dalam aspek pemberdayaan perempuan dan ketahanan pangan. Kontribusi penelitian ini sangat signifikan dalam memajukan konsep eco-agriculture di Indonesia, sekaligus memberdayakan komunitas perempuan tani yang sering kali terabaikan.

Prestasi luar biasa ini menunjukkan kualitas dan kompetensi para dosen STTKD dalam melakukan kegiatan ilmiah berbasis solusi nyata dan aplikatif. Keberhasilan mendapatkan pendanaan BIMA juga menjadi indikator bahwa STTKD sebagai kampus teknik dan penerbangan telah diakui kiprahnya secara nasional. Tidak hanya dalam lingkup akademik, namun juga dalam kontribusinya terhadap pembangunan masyarakat dan penerapan teknologi tepat guna. Dengan keterlibatan lintas disiplin ilmu dari teknik, psikologi, hingga komputer, proyek-proyek ini mencerminkan keunggulan pendekatan holistik dalam menyelesaikan masalah nyata di masyarakat. STTKD membuktikan bahwa kampus penerbangan terbaik bukan hanya mencetak lulusan berkualitas, tetapi juga menghasilkan inovasi dan solusi untuk masyarakat luas. Komitmen dosen-dosen STTKD dalam penelitian dan pengabdian ini juga menjadi inspirasi bagi mahasiswa untuk aktif dalam kegiatan ilmiah sejak dini.

Diharapkan ke depan, akan semakin banyak dosen dan mahasiswa STTKD yang terlibat dalam skema pendanaan nasional lainnya seperti PKM, Kedaireka, hingga LPDP. Keberhasilan ini juga menegaskan bahwa jurusan teknik di STTKD telah menjadi pusat inovasi dan teknologi, sejalan dengan kebutuhan zaman yang menuntut kolaborasi dan kebermanfaatan sosial. Selamat kepada seluruh dosen STTKD yang berhasil lolos pendanaan BIMA tahun ini. Semoga karya dan dedikasi mereka menjadi inspirasi bagi seluruh civitas akademika dan masyarakat luas.STTKD terus berkomitmen menjadi kampus unggul yang tidak hanya berbasis pada ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi juga pada kebermanfaatan nyata bagi bangsa dan negara. Dengan semangat kolaborasi, inovasi, dan pengabdian, STTKD siap menjadi pelopor kampus teknik dan penerbangan terbaik di Indonesia.

Baca juga : Robotik STTKD Juara Tingkat Nasional-Aerobot DRRC

Dunia Aviasi Menjawab Tantangan Era Baru Penerbangan

Bagaimana Dunia Aviasi Menjawab Tantangan Net Zero Emission 2050

Industri penerbangan global saat ini berada di titik kritis dalam sejarahnya. Di satu sisi, permintaan perjalanan udara terus meningkat seiring dengan mobilitas manusia dan pertumbuhan ekonomi global. Namun di sisi lain, tekanan untuk menurunkan emisi karbon menjadi semakin mendesak akibat meningkatnya kesadaran akan dampak perubahan iklim. Sektor penerbangan menyumbang sekitar 2-3% dari total emisi global, tetapi memiliki laju pertumbuhan emisi yang sangat cepat karena ketergantungannya terhadap bahan bakar fosil.

Sebagai respon atas kondisi tersebut, International Air Transport Association (IATA) menetapkan target ambisius berupa Net Zero Emission 2050. Target ini menjadi kompas baru yang mengarahkan transformasi besar-besaran di seluruh ekosistem aviasi, dari maskapai penerbangan, produsen pesawat, penyedia bahan bakar, hingga lembaga pendidikan yang mencetak talenta penerbangan masa depan.

Transformasi ini tidak hanya menuntut inovasi teknologi dan investasi besar-besaran, tetapi juga perubahan paradigma dalam kebijakan dan sistem pendidikan. Dari pengembangan bahan bakar alternatif seperti Sustainable Aviation Fuel (SAF), hingga rancangan pesawat berbasis listrik dan hidrogen, dunia penerbangan mulai menapaki jalan menuju era baru yang lebih ramah lingkungan.

Melalui artikel ini, kita akan menyoroti bagaimana dunia aviasi merespons tantangan Net Zero Emission 2050 melalui tiga pilar utama: pengembangan SAF sebagai bahan bakar masa depan, inovasi teknologi pesawat ramah lingkungan, serta strategi kolaboratif dan peran dunia pendidikan dalam mendukung visi jangka panjang tersebut. Dalam konteks Indonesia, Sekolah Tinggi Teknologi Kedirgantaraan Yogyakarta sebagai kampus penerbangan unggulan di Bantul memiliki kontribusi penting dalam menyongsong era baru penerbangan berkelanjutan ini.

Dunia Aviasi Menjawab Tantangan Era Baru Penerbangan

salah satu kegiatan praktek taruna sttkd-mesin Boeing 737-200

Sustainable Aviation Fuel (SAF): Bahan Bakar Masa Depan

Penggunaan Sustainable Aviation Fuel (SAF) kini menjadi sorotan utama dalam upaya pengurangan emisi karbon sektor penerbangan. SAF merupakan bahan bakar alternatif yang dapat digunakan dalam mesin pesawat komersial saat ini tanpa perlu modifikasi besar, namun menawarkan pengurangan emisi karbon yang signifikan. Bahan baku SAF berasal dari sumber terbarukan seperti limbah pertanian, minyak jelantah, dan alga, yang menjadikannya lebih ramah lingkungan dibandingkan avtur berbasis fosil.

Maskapai-maskapai besar di dunia telah memulai inisiatif penggunaan SAF dalam operasional mereka. United Airlines, Lufthansa, dan KLM, misalnya, telah menguji dan mengoperasikan penerbangan menggunakan campuran SAF. Penelitian menyebutkan bahwa SAF mampu menurunkan emisi karbon hingga 80% dibandingkan bahan bakar fosil konvensional.

Indonesia sendiri memiliki potensi besar dalam pengembangan SAF, mengingat kekayaan sumber daya hayati dan biomassa yang melimpah. Namun, tantangan utama yang masih dihadapi adalah tingginya biaya produksi. Harga SAF saat ini masih jauh lebih mahal dibandingkan avtur biasa. Untuk itu, perlu adanya kebijakan insentif serta investasi dalam skala besar untuk mempercepat produksi massal dan menurunkan biaya.

Sekolah Tinggi Teknologi Kedirgantaraan Yogyakarta sebagai kampus di Bantul turut mengambil peran strategis dalam pengenalan SAF di dunia akademik. Melalui integrasi isu energi terbarukan ke dalam kurikulum jurusan teknik dan manajemen penerbangan, STTKD menunjukkan komitmennya dalam menyiapkan sumber daya manusia yang mampu memahami tantangan transisi energi di sektor aviasi.

Kehadiran SAF tidak hanya menjadi solusi jangka pendek terhadap krisis iklim, tetapi juga membuka peluang inovasi dan kolaborasi lintas sektor. Dari industri hingga institusi pendidikan, seluruh elemen harus bersinergi demi masa depan penerbangan yang lebih bersih dan berkelanjutan.

Inovasi Teknologi Menuju Pesawat Ramah Lingkungan

Selain mengandalkan bahan bakar berkelanjutan, dunia aviasi juga bergerak menuju inovasi teknologi pesawat yang lebih ramah lingkungan. Perusahaan-perusahaan besar seperti Airbus dan Boeing tengah berlomba mengembangkan pesawat generasi baru yang tidak hanya efisien, tetapi juga minim emisi karbon.

Airbus misalnya, sedang mengembangkan konsep pesawat berbasis hidrogen yang dinamai ZEROe. Pesawat ini dirancang untuk menggunakan hidrogen sebagai bahan bakar utama yang tidak menghasilkan emisi karbon. Selain itu, berbagai startup dan universitas di seluruh dunia juga aktif mengembangkan prototipe pesawat hybrid-electric maupun full-electric yang diharapkan dapat mengisi rute-rute pendek secara efisien dan ramah lingkungan.

Pesawat listrik memberikan keunggulan berupa pengurangan emisi karbon secara signifikan, penurunan polusi suara, dan efisiensi biaya operasi. Namun, teknologi ini masih menghadapi tantangan dari sisi kapasitas baterai dan infrastruktur pengisian daya. Meski begitu, para ahli meyakini bahwa dalam satu hingga dua dekade mendatang, teknologi ini akan menjadi standar baru di industri penerbangan.

Sekolah Tinggi Teknologi Kedirgantaraan Yogyakarta sebagai kampus di Bantul yang fokus pada bidang kedirgantaraan, memiliki peran penting dalam menyiapkan talenta muda yang mampu menghadapi transformasi teknologi ini. Melalui penguatan kurikulum teknik yang berfokus pada sistem tenaga alternatif, desain aerodinamika efisien, dan kontrol otomatis, STTKD turut menjadi motor perubahan di tingkat nasional.

Jurusan teknik di STTKD juga terus didorong untuk menjalin kolaborasi dengan industri, lembaga riset, dan komunitas teknologi dalam rangka mengembangkan solusi inovatif. Dengan demikian, STTKD tidak hanya menjadi tempat belajar, tetapi juga pusat pengembangan teknologi penerbangan masa depan.

Kolaborasi Global dan Peran Pendidikan dalam Strategi Jangka Panjang

Pencapaian target Net Zero Emission 2050 membutuhkan strategi jangka panjang yang solid, serta kolaborasi lintas sektor dan negara. Inisiatif seperti Clean Skies for Tomorrow dan CORSIA yang digagas oleh ICAO menunjukkan bahwa dunia sedang menuju arah yang sama, meski dengan pendekatan berbeda-beda.

Kolaborasi ini mencakup harmonisasi regulasi, investasi dalam riset dan pengembangan, serta pembentukan pasar karbon yang mendukung inovasi. Di dalam negeri, pemerintah, industri, dan institusi pendidikan tinggi harus saling bahu membahu. Tidak bisa hanya satu pihak yang bergerak.

Kampus seperti STTKD di Yogyakarta dapat memainkan peran strategis sebagai katalisator perubahan. Dengan mengembangkan program studi yang berorientasi pada keberlanjutan, memperkuat riset, serta menanamkan nilai-nilai kesadaran lingkungan kepada taruna, pendidikan tinggi dapat menjadi pilar penting dalam dekarbonisasi sektor penerbangan.

Dalam konteks ini, STTKD perlu mendorong partisipasi aktif mahasiswa jurusan teknik dan manajemen penerbangan dalam proyek-proyek riset, kerja sama internasional, dan pelatihan berbasis industri. Melalui forum-forum ilmiah dan kompetisi teknologi, taruna dapat menyalurkan ide-ide kreatif mereka untuk menjawab tantangan nyata di dunia aviasi.

Budaya akademik yang adaptif terhadap perkembangan teknologi dan regulasi global juga harus dibangun. Artinya, kurikulum dan metode pengajaran harus terus diperbarui agar sesuai dengan kebutuhan industri dan standar internasional. STTKD harus melihat ini sebagai peluang untuk meningkatkan reputasi sebagai sekolah tinggi teknologi kedirgantaraan Yogyakarta yang visioner dan progresif.

Dengan langkah nyata dan komitmen kuat, STTKD dapat menjadi garda terdepan dalam mencetak lulusan yang tidak hanya unggul secara teknis, tetapi juga berwawasan lingkungan dan berdaya saing global. Dunia menatap langit yang lebih bersih. Dan pendidikan adalah landasan untuk mencapai hal itu. STTKD siap terbang lebih tinggi dalam era penerbangan baru yang berkelanjutan.

Dies Natalis ke-30 STTKD : Mengabdi untuk Negeri

Dies Natalis ke-30 STTKD: Tiga Dekade Mengabdi untuk Negeri

Sekolah Tinggi Teknologi Kedirgantaraan (STTKD) Yogyakarta kembali menorehkan sejarah dengan merayakan Dies Natalis ke-30. Momentum ini bukan hanya menjadi perayaan ulang tahun, tetapi juga refleksi atas perjalanan panjang STTKD sebagai Kampus Penerbangan yang terus berkembang dan berkontribusi bagi dunia pendidikan tinggi di Indonesia, khususnya di wilayah Bantul, Yogyakarta.

Rangkaian Perayaaan Dies Natalis 

Dengan mengusung tema “Berinovasi dan Bekerja Cerdas Untuk STTKD Unggul” serta subtema “Tiga Dekade STTKD: Mengudara Bersama Negeri, Menginspirasi Masa Depan”, rangkaian acara Dies Natalis ke-30 STTKD berlangsung dengan penuh khidmat, semangat, dan antusiasme dari seluruh sivitas akademika, alumni, serta masyarakat sekitar.

Dies Natalis

Ziarah makam Pendiri STTKD Bapak Marsda TNI (Purn) Alm. H. Udin Kurniadi, S.E., M.M. di Taman Makam Pahlawan Kusumanegara – Yogyakarta

Acara pertama digelar pada hari Jumat, 25 April 2025, berupa ziarah dan doa bersama. Kegiatan ini dilakukan di dua tempat bersejarah yang sangat berarti bagi STTKD. Lokasi pertama adalah Taman Makam Pahlawan (TMP) Yogyakarta, tempat peristirahatan terakhir pendiri STTKD, Bapak Marsda TNI (Purn) Alm. H. Udin Kurniadi, S.E., M.M. Ziarah dilanjutkan ke makam pembina Yayasan Citra Dirgantara, Ibu Alm. Hj. Tien Sutinah Kurniadi di Makam Mejing. Kedua tokoh ini memiliki peran vital dalam lahir dan berkembangnya STTKD hingga dikenal luas sebagai salah satu kampus unggulan di bidang kedirgantaraan.

Kegiatan ziarah tersebut dihadiri oleh sivitas akademika STTKD, termasuk dosen, staf karyawan, serta perwakilan taruna. Mereka hadir dalam balutan seragam rapi, membawa karangan bunga, dan mengheningkan cipta sebagai bentuk penghormatan. Ziarah menjadi momentum penuh makna untuk mengenang jasa-jasa para pendiri dan pembina yayasan. Selain doa bersama, dilakukan pula tabur bunga sebagai simbol kasih dan penghargaan yang tak lekang oleh waktu. Kegiatan ini tidak hanya menjadi bagian dari tradisi, tetapi juga penanaman nilai-nilai luhur kepada generasi muda STTKD, khususnya taruna-taruni yang kelak akan menjadi pemimpin bangsa.

Selepas kegiatan ziarah, rangkaian Dies Natalis berlanjut dengan acara funwalk yang digelar pada hari Minggu, 27 April 2025. Kegiatan ini dimulai dari halaman depan STTKD dan menyusuri rute di sekitaran kampus yang terletak di Kabupaten Bantul. Acara funwalk ini diikuti oleh sekitar 1.400 peserta yang terdiri dari dosen, karyawan, taruna, serta masyarakat sekitar. Antusiasme peserta terlihat sejak pagi hari, menciptakan suasana semarak dan penuh kebersamaan. Dengan semangat sehat dan ceria, para peserta menikmati rute funwalk sambil mengenakan kaus bertema Dies Natalis ke-30.

Dies Natalis

Pembagian Doorprize bagi peserta Funwalk

Tidak hanya berjalan kaki, mereka juga terlibat dalam aneka permainan ringan dan pembagian doorprize di akhir acara. Panitia menyediakan lebih dari 300 doorprize menarik untuk para peserta. Hadiah utama yang paling dinanti adalah tiga unit sepeda listrik, yang menjadi simbol komitmen STTKD terhadap teknologi ramah lingkungan dan transportasi masa depan. Keseruan funwalk tidak berhenti di situ. Acara ini juga dimeriahkan dengan penampilan kesenian dari UKT Music STTKD yang membawakan lagu-lagu energik dan membangun suasana meriah. Alunan musik dari para taruna ini disambut tepuk tangan meriah dari peserta dan penonton. Funwalk menjadi bukti nyata keterlibatan STTKD dalam membangun hubungan harmonis dengan masyarakat. Kampus di Bantul ini ingin terus membuka diri dan menjalin silaturahmi yang erat dengan lingkungan sekitar.

Selain mempererat tali persaudaraan, funwalk juga menjadi ajang promosi sehat dan gaya hidup aktif. Semangat kolaboratif yang ditunjukkan pada kegiatan ini mencerminkan visi STTKD sebagai kampus yang humanis dan inklusif. Puncak perayaan Dies Natalis ke-30 STTKD dilaksanakan pada hari Selasa, 29 April 2025. Acara ini digelar di Hanggar 1 STTKD dan dihadiri oleh seluruh elemen kampus.

Acara puncak dimulai dengan laporan pertanggungjawaban dari Ketua Panitia Dies Natalis, Yunus Purnama, S.Pd., M.M., yang menyampaikan apresiasi kepada semua pihak yang telah menyukseskan rangkaian kegiatan. Dalam laporannya, Yunus mengungkapkan rasa syukur atas antusiasme luar biasa dari seluruh peserta, serta harapannya agar STTKD terus menjadi pelopor pendidikan kedirgantaraan di Indonesia. Setelah laporan ketua panitia, acara dilanjutkan dengan doa bersama sebagai simbol rasa syukur dan harapan agar STTKD senantiasa diberi keberkahan dalam mengemban misi pendidikan. Doa bersama ini berlangsung khidmat. Suasana hening menyelimuti hanggar saat para peserta memanjatkan harapan-harapan baik untuk masa depan kampus yang telah berdiri selama tiga dekade ini.

Hanggar 1 STTKD berubah menjadi ruang spiritualitas yang menyatukan doa dari hati para pendidik, tenaga kependidikan, serta taruna-taruni yang hadir. Dengan segala pencapaiannya, STTKD telah membuktikan diri sebagai institusi pendidikan tinggi yang terus berinovasi, khususnya di bidang kedirgantaraan.

Harapan dan Semangat Dies Natalis

Sebagai Kampus Penerbangan, STTKD telah melahirkan ribuan alumni yang kini tersebar di berbagai sektor, termasuk penerbangan sipil, militer, industri aviasi, dan manajemen transportasi udara. Jurusan Teknik dan Jurusan Manajemen di STTKD terus beradaptasi dengan kebutuhan zaman. Kurikulum diperbarui, fasilitas ditingkatkan, dan kerja sama industri diperluas untuk memastikan lulusan siap menghadapi tantangan global. Di usia yang ke-30 ini, STTKD meneguhkan komitmennya untuk menjadi Kampus di Bantul yang tidak hanya unggul secara akademis, tetapi juga memiliki kontribusi nyata bagi pembangunan nasional. Dies Natalis ini juga menjadi momentum introspeksi dan pembaruan visi. STTKD siap menjawab tantangan revolusi industri dan teknologi masa depan dengan sumber daya manusia yang berkualitas.

Sebagai Kampus Penerbangan, STTKD Yogyakarta terus mendorong riset dan inovasi, memperluas jaringan kerja sama internasional, serta menciptakan lingkungan belajar yang adaptif dan inspiratif. Dalam sambutannya, Ketua STTKD menyampaikan bahwa peringatan Dies Natalis ke-30 ini adalah wujud rasa syukur sekaligus ajakan kepada seluruh keluarga besar STTKD untuk terus menjaga semangat kebersamaan. Tiga dekade bukanlah waktu yang singkat. Di baliknya ada perjuangan, dedikasi, dan pengorbanan banyak pihak. Namun, yang terpenting adalah bagaimana semangat tersebut terus menyala untuk masa depan. Dengan semangat , STTKD akan terus menorehkan prestasi, mencetak generasi unggul, dan menjelma menjadi kampus percontohan di bidang teknologi kedirgantaraan.

Perayaan Dies Natalis ini menjadi cermin semangat kebersamaan yang luar biasa dari seluruh elemen kampus. Dari dosen, karyawan, taruna, hingga masyarakat, semua bergandengan tangan menyukseskan setiap agenda. STTKD Yogyakarta, sebagai kampus unggulan di Bantul, terus menunjukkan bahwa nilai kebersamaan dan integritas adalah fondasi kuat dalam membangun masa depan bangsa. Melalui momen Dies Natalis ini, STTKD juga ingin menginspirasi kampus-kampus lain untuk selalu mengedepankan nilai luhur, inovasi, dan pelayanan pendidikan yang berkualitas. Dengan berakhirnya seluruh rangkaian acara Dies Natalis ke-30, semangat baru pun terlahir. Semangat untuk terus melaju, menjelajah langit pengetahuan, dan membangun Indonesia yang lebih maju dari kampus kedirgantaraan terbaik di Yogyakarta. Selamat ulang tahun ke-30 STTKD! Teruslah mengudara dan menjadi inspirasi generasi penerus bangsa.

baca juga : S1 Teknik Dirgantara STTKD Terakreditasi Unggul

Teknologi Dunia Aviasi di Masa Depan

Tren Teknologi Penerbangan 2025 yang Harus Diketahui

Transformasi Digital dalam Industri Penerbangan

Industri penerbangan global saat ini berada pada titik transformasi besar-besaran seiring dengan laju perkembangan teknologi digital. Teknologi digital telah menjadi pendorong utama dalam menciptakan efisiensi operasional, keselamatan penerbangan, dan kenyamanan penumpang. Salah satu perubahan signifikan adalah penerapan Internet of Things (IoT) dalam sistem penerbangan. Perangkat-perangkat pintar yang saling terhubung mempermudah pemantauan kondisi mesin secara real-time, meminimalkan potensi kerusakan, serta mempercepat proses perawatan.

Selain IoT, teknologi Artificial Intelligence (AI) dan machine learning juga semakin diintegrasikan dalam sistem kontrol lalu lintas udara dan perencanaan penerbangan. AI membantu dalam memprediksi pola cuaca, menentukan rute efisien, dan me ningkatkan manajemen lalu lintas udara.Digital twin menjadi salah satu tren yang berkembang pesat. Teknologi ini menciptakan replika digital dari pesawat atau komponen penting lainnya yang dapat digunakan untuk simulasi, pelatihan, serta analisis performa secara lebih akurat.

Penggunaan blockchain juga mulai dilirik oleh maskapai penerbangan dan produsen pesawat. Teknologi ini diyakini mampu memberikan transparansi dan keamanan data dalam rantai pasok, serta meningkatkan efisiensi proses perawatan pesawat. Augmented Reality (AR) dan Virtual Reality (VR) digunakan untuk pelatihan pilot dan teknisi, memberikan pengalaman yang lebih realistis dan interaktif tanpa perlu berada di dalam pesawat sungguhan.

Sekolah Tinggi Teknologi Kedirgantaraan Yogyakarta sebagai kampus penerbangan yang terdepan, senantiasa mengikuti perkembangan ini melalui pengembangan kurikulum pada jurusan teknik dan jurusan manajemen. Taruna dibekali pemahaman terhadap integrasi teknologi digital dalam sistem aviasi, menjadikan kampus ini sebagai salah satu kampus terbaik di Indonesia yang adaptif terhadap tren global. Penggunaan teknologi digital juga menciptakan peluang baru di dunia kerja, terutama dalam bidang pengembangan perangkat lunak penerbangan, data analitik, serta desain sistem penerbangan cerdas. Dengan semua inovasi ini, industri aviasi semakin bergantung pada generasi baru yang melek digital dan memiliki kompetensi tinggi, seperti yang dicetak oleh Sekolah Tinggi Teknologi Kedirgantaraan Yogyakarta.

 

Keberlanjutan dan Energi Ramah Lingkungan

Tahun 2025 menjadi momentum penting bagi industri penerbangan untuk memperkuat komitmen terhadap keberlanjutan. Isu lingkungan telah mendorong pelaku industri untuk mencari solusi yang lebih ramah terhadap bumi. Salah satu tren terbesar adalah pengembangan pesawat berbasis energi listrik. Beberapa produsen besar seperti Airbus dan Boeing telah memulai riset dan pengembangan pesawat listrik yang mampu mengurangi emisi karbon secara signifikan. Selain itu, bahan bakar ramah lingkungan seperti Sustainable Aviation Fuel (SAF) kini mulai digunakan oleh berbagai maskapai sebagai pengganti bahan bakar fosil. SAF berasal dari bahan organik dan limbah industri yang dapat diperbaharui.

Teknologi hybrid-electric propulsion juga menunjukkan potensi besar dalam mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil sambil tetap menjaga performa pesawat. Desain aerodinamika pesawat kini lebih diarahkan pada efisiensi energi. Penggunaan material ringan seperti serat karbon juga turut membantu mengurangi konsumsi bahan bakar. Bandara-bandara modern mulai menerapkan konsep smart and green airport dengan integrasi teknologi digital, sistem tenaga surya, dan pengelolaan air limbah yang lebih baik. Kesadaran akan tanggung jawab lingkungan ini juga diterapkan dalam kurikulum pembelajaran di Sekolah Tinggi Teknologi Kedirgantaraan Yogyakarta. Jurusan teknik dan jurusan manajemen diarahkan untuk memahami pentingnya efisiensi dan keberlanjutan dalam operasional penerbangan. Taruna diajak untuk berpikir kritis terhadap solusi penerbangan masa depan yang tidak hanya canggih, tetapi juga ramah lingkungan.

Kampus STTKD juga aktif menjalin kerja sama dengan lembaga dan industri yang berfokus pada pengembangan energi bersih untuk industri aviasi. Dengan demikian, STTKD bukan hanya mencetak tenaga ahli di bidang teknologi, tetapi juga menjadi agen perubahan menuju industri penerbangan yang lebih hijau. Penerapan konsep green aviation ini juga membuka peluang riset dan pengembangan yang luas bagi taruna untuk terlibat langsung dalam inovasi energi. Ke depannya, kampus penerbangan seperti STTKD akan menjadi pusat unggulan dalam pengembangan teknologi aviasi berkelanjutan di Indonesia.

 

Otomatisasi, Kecerdasan Buatan, dan Revolusi UAV

Tren selanjutnya yang tidak kalah penting adalah meningkatnya otomatisasi dan penggunaan pesawat tanpa awak (Unmanned Aerial Vehicle/UAV) dalam berbagai aspek penerbangan.

Otomatisasi cockpit dan pengembangan sistem autopilot generasi terbaru menjadi sorotan utama. Sistem ini memungkinkan pengambilan keputusan yang lebih cepat dan akurat saat penerbangan. Maskapai juga mulai mengintegrasikan AI dalam proses pelayanan pelanggan, seperti chatbot untuk reservasi, penanganan komplain, hingga personalisasi layanan di dalam pesawat. UAV telah berkembang pesat dari sekadar alat militer menjadi instrumen penting dalam industri logistik, pemetaan wilayah, pertanian, bahkan pemantauan bencana.

 

Industri ini membuka banyak peluang kerja dan kewirausahaan baru, yang sangat relevan dengan lulusan dari Sekolah Tinggi Teknologi Kedirgantaraan Yogyakarta.

Kampus ini menyediakan pembelajaran UAV baik dari aspek teknik (rancang bangun dan kontrol) maupun aspek manajemen (pengelolaan proyek UAV dan perizinan). Regulasi tentang penerbangan tanpa awak juga menjadi bidang studi yang semakin penting, mengingat perlunya kesesuaian antara teknologi dan kebijakan penerbangan nasional. Taruna di jurusan teknik STTKD belajar merancang sistem kontrol dan sensor untuk UAV, sedangkan Taruna jurusan manajemen menganalisis strategi komersialisasi dan operasional UAV secara efisien.

Dengan semakin banyaknya aplikasi UAV, kampus terbaik seperti STTKD terus menyesuaikan diri agar mampu mencetak lulusan yang unggul dan adaptif. Revolusi UAV ini juga menumbuhkan kolaborasi baru antara dunia pendidikan, industri, dan pemerintah untuk membangun ekosistem penerbangan yang lebih maju. STTKD sebagai kampus penerbangan unggulan di Yogyakarta siap menjadi pusat pengembangan UAV nasional, dengan fasilitas pelatihan, riset, dan pengujian yang terus diperbarui. Industri aviasi pada tahun 2025 menuntut sumber daya manusia yang tidak hanya menguasai teori, tetapi juga siap menghadapi tantangan revolusi teknologi secara langsung. Dengan bekal pendidikan berkualitas dari Sekolah Tinggi Teknologi Kedirgantaraan Yogyakarta, Taruna dipersiapkan untuk menjadi pemimpin dan inovator di masa depan dunia aviasi. Otomatisasi dan UAV bukanlah sekadar tren, tetapi fondasi baru bagi masa depan transportasi udara global. Melalui komitmen pendidikan dan pengembangan teknologi, STTKD memastikan dirinya tetap relevan dan menjadi bagian penting dalam membentuk masa depan aviasi Indonesia dan dunia.

Baca juga : S1 Teknik Dirgantara STTKD Terakreditasi Unggul